TUGAS MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI DAN KOMPETISI BISNIS



STRATEGI BERSAING DALAM INDUSTRI YANG TERFRAGMENTASI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Suatu lingkungan struktural yang penting di mana banyak perusahaan bersaing merupakan industry yang terfragmentasi di mana tak satu perusahaan pun mempunyai bagian pasar yang besar dan dapat mempengaruhi hasil industry secara kuat. Biasanya, industry yang terfragmentasi terdiri dari sejumlah besar perusahaan kecil dan sedang, yang banyak di antaranya dimiliki oleh perseorangan. Tidak ada suatu define kuantitatif yang tepat mengenai industry yang terfragmentasi, dan definisi yang demikian mungkin tidak penting untuk tujuan pembahasan masalah strategis dalam lingkungan yang penting ini.
Industry yang terfragmentasi terdapat di berbagai bidang perekonamian, baik di Amerika Serikat maupun di beberapa Negara lain, dan umumnya dalam bidang-bidang seperti jasa, eceran, distribusi, pbrikasi logam dan kayu, produk pertanian, dunia usaha “kreatif”.
Beberapa industry yang terfragmentasi, seperti sindikidat perangkat lunak computer dan program televise, bercirikan produk atau jasa yang terdiferensiasi sedangkan yang lainnya, seperti angkutan, tanker minyak, distribusi komponen elektronik dan produk aluminium yang dipabrikasi, memlibatkan produk-produk yang tidak diferensiasi.

1.2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
ü  Apa yang menyebabkan industry terfragmentasi?
ü  Mengatasi fragmentasi
ü  Menanggulangi fragmentasi
ü  Jebakan strategi yang potensial
ü  Merumuskan strategi

1.3.       Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana Strategi Besaing Dalam Industri Yang Terfragmentasi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.     Apa Yang Menyebabkan Industry Terfragmentsi?
Industry yang menjadi terfragmentasi disebabkan oleh bermacam-macam alasan, dengan implikasi yang sangat berbeda-beda untu bersaing didalamnya. Namun dibanyak industry terdapat alasan-alasan ekonomis yang mendasar, dan tampaknya alasan-alasan utamanya adalah hal-hal yang berikut:
a.    Rendahnya hambatan masuk secara keseluruhan.
b.    Tidak adanya skala ekonomi atau kurva pengalaman.
c.     Tingginya biaya transprtasi.
d.    Tingginya biaya persediaan atau ketidakmenentuan fluktuasi penjualan.
e.    Tidak adanya keuntungan dari ukuran besar dalam hubungan dengan para pembeli dan pemasasok.
f.      Skala yang tidak ekonomis pada berbagai aspek penting.
g.    Suatu jenis/lini prouk yang sangat berbeda-beda.
h.    Bobot yang sangat kreatif
i.      Pengendalian setempat yang langsung
j.      Pelayanan (jasa) perorangan
k.    Citra local dan hubungan local.
l.      Kebutuhan pasar yang berbeda-beda
m.  Tingginya diferensiasi produk, khususnya jika didasarkan atas citra.
n.    Hambatan keluar.
o.    Peraaturan local.
p.    Larangan pemerintah terhadap konsentrasi.
q.    Hal baru.

2.2.     Mengatasi fragmentasi
Mengatasi terjadinya fragmentasi dapat merupakan peluang strategis yang sangat berarti. Manfaat untuk mengonsolidasi suatu industry yang terfragentasi mungkin tinggi, karna biaya masuk kedalamnya menurut definisinya adalah rendah, dan terdapat kecenderungan mengecilnya dan melemahnya para pesaing secara relative yang hanya sedikit merupakan ancaman.
Telah ditekankan diawal buku ini bahwa suatu industry harus dilihat sebagai suatu sistm yang sangat berkaitan, dan faktor ini juga berlaku bagi industry yang terfragmentasi. Suatu industry dapat menjadi terfragmentasi hanya disebabkan salah satu dari factor-faktor yang tertera dalam bagian sebelumnya. Apabila penghalang yang mendasar terhadap konsolodasi dapat diatasi dengan suatu cara, hal ini sering menggerakan suatu proses seiring dengan berubahnya seluruh struktur industry.

PENDEKATAN UMUM TERHADAP KONSOLIDASI
Fragmentasi dapat diatasi dengan perubahan-perubahan yang mengungkap factor-faktor ekonomis fundamental yang menyebabkan fragmentasi sruktur. Beberapa pendekatan yang umum untuk mengatasi fragmentasi adalah sebagai berikut:
a.    Menciptakan skala ekonomi atau kurva pengalaman
b.    Melakukan standarisasi berbagai kebutuhan pasar
c.     Menetralisasi atau atau memisahkan aspek-aspek yang paling berperan bagi terjadinya fragmentasi
d.    Mengadakan akuisisi untuk mencapai produksi massal.
e.    Mengenal kecenderungan industry secara dini.

INDUSTRI YANG “TERBELENGGU”
Hingga kini pembahasan hanya berpusat pada industry-industri dimana penyebab terbentuknya fragmentasi berakar pada perekonomian industry dan cara mengatasi terjadinya fragmentasi yang merupakan sasaran dari penyebab dasar tersebut. Industry menjai terbelenggu disebabkan oleh beberapa alasan:
a.    Kurangnya sumber daya atau kecakapan dalam perusahaan yang ada.
b.    Sifat kurang tanggap dan mudah puas diri dari perusahaan-perusahaan yang ada.
c.     Kurangnya perhatian dari perusahaan-perusahaan luar.

2.3.     Menangglangi Fragmentasi
Dalam banyak situasi, fragmentasi industry memang merupakan akibat dari keadaan ekonomi industry mendasar yang tidak dapat diatasi. Industry yang terfragmentasi ditandai tidak saja oleh banyaknya pesaing, tetapi juga oleh posisi tawar-menawar yang umumnya lemah dengan para pemasok dan pembeli. Dalam keadaan seperti ini, penempatan posisi strategis  mempunyai arti yang sangat menentukan. Tantangan strategisnya adalah menanggulangi fragmentasi dengan menjadi salah satu dari perusahaan yang paling berhasil, walaupun hanya dapat menghinpun bagian pasar yang tidak terlalu besar.
Karena tiap industry pada akhirnya akan berbeda-beda, maka tak ada metode yang umum untuk bersaing dengan cara yang paling efektif dalam industry yang terfragmentasi. Namun demikian, ada sejumlah alternative strategis yang mungkin untuk menanggulangi struktur yang terfragmentasi yang hendaknya dipertimbangkan pada saat menyelidiki setiap situasi khusus.
a.    Desentralisasi yang dikelola dengan tepat
b.    Fasilitas “formula”
c.     Meningkatnya nilai tambah
d.    Spesialisasi menurut tipe produk atau segmen produk
e.    Spesialisasi menurut tipe pesanan
f.      Focus pada suatu wilayah geografis
g.    Jumlah terkecil
h.    Integrasi balik

2.4.     Jebakan Strategi Yang Potensial
Lingkungan structural yang unik dari industry terfragmentasi membawa sejumlah jebakan strategi tertentu. Beberapa jebakan umum, yang dapat berlaku sebagai tanda bahaya tertentu yang terfragmentasi dalam analisis alternative strategis dalam suatu industry, adalah sebagai berikut:
a.    Mengejar dominasi
b.    Kurangnya disiplin strategis
c.     Sentralisasi yang berlebihan
d.    Asumsi bahwa para pesaing mempunyai overhead dan tujuan yang sama
e.    Reaksi berlebihan terhadap produk-produk baru

2.5.     Merumuskan Strategi
Dengan mengumpulkan gagasan-gagasan yang telah dibicarakan sebelumnya, kita dapat mulai menyusun suatu kerangka kerja analitis yang luas bagi perumusan strategi bersaing dalam industry yang terfragmentasi. Langkah pertama adalah mengadakan analisis industry dan pesaing yang lengkap untuk menentukan sumber-sumber kekuatan persaingan dalam industry, struktur dalam industry, dan posisi para pesaing yang kuat. Langkah kedua adalah mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya fragmentasi dalam industry.
Langkah ketiga adalah menyelidiki sebab-sebab terjadinya fragmentasi industry satu demi satu dalam konteks analisis industry dan pesaing pada langkah pertama. Dapatkah salah satu dari sumber-sumber terjadinya fragmentasi tersebut diatasi melalui inovasi atau perubahan strategi? Apakah penambahan sumber daya atau perspektif yang segar merupakan hal yang perlu? Apakah terdapat sumber terjadinya fragmentasi secara  langsung atau tidak langsung akan diubah oleh kecenderungan industry?
Langkah keempat tergantung pada jawaban yang positif terhadap salah satu dari pertanyaan-pertanyaan diatas. Apabila terjadinya fragmentasi dapat diatasi, maka perusahaan harus menilai apakah prospek struktur industry dimasa datang yang tersirat akan menghasilkan pengembalian yang memikat atau tidak.
Apabila kesempatan untuk mengatasi terjadinya fragmentasi seperti yang dianalisis dalam langkah ketiga tidak menguntungkan, maka langkah kelima adalah memilih alternative terbaik untuk menanggulangi struktur terfragmentasi.
BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan:
a.    Industry yang menjadi terfragmentasi disebabkan oleh bermacam-macam alasan, dengan implikasi yang sangat berbeda-beda untu bersaing didalamnya.
b.    Mengatasi terjadinya fragmentasi dapat merupakan peluang strategis yang sangat berarti.
c.     Fragmentasi dapat diatasi dengan perubahan-perubahan yang mengungkap factor-faktor ekonomis fundamental yang menyebabkan fragmentasi sruktur.
d.    Dalam banyak situasi, fragmentasi industry memang merupakan akibat dari keadaan ekonomi industry mendasar yang tidak dapat diatasi. Karena tiap industry pada akhirnya akan berbeda-beda, maka tak ada metode yang umum untuk bersaing dengan cara yang paling efektif dalam industry yang terfragmentasi.
e.    Lingkungan structural yang unik dari industry terfragmentasi membawa sejumlah jebakan strategi tertentu.
f.      Dengan mengumpulkan gagasan-gagasan yang telah dibicarakan sebelumnya, kita dapat mulai menyusun suatu kerangka kerja analitis yang luas bagi perumusan strategi bersaing dalam industry yang terfragmentasi.












DAFTAR PUSTAKA

Michael E. Porter. 2007. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. KARISMA Publishing Group.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

10 Drama Korea terbaru Bulan Mei

Beberapa website membuat blog yang populer