makalah manajemen organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah
organisasi berasal dari kata organum, yang berarti ala,bagian atau
komponen-komponen.Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum yaitu
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan,
rumah sakit, pewaakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian
kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana
kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar
tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Rensis Linkert, seorang peneliti manajemen mempelajari
beberapa organisasi besar untuk menentukan apa yang membuat beberapa
organisasi lebih efektif dari organisasi lainnya.
1.2 Tujuan
Dengan
mempelajari makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami :
Ø Pengorganisasian
Ø Struktur
Organisasi
Ø Kelompok-Kelompok
Kerja Formal Organisasi
Ø Organisasi Formal dan Informal
Ø Sifat Rancangan Organisasi
Ø Perancangan Struktur Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengorganisasian
didefenisikan sebagai proses penciptaan struktur organisasi. proses ini penting
dan digunakan untuk banyak tujuan. Tantangan bagi para manajer adalah merancang
struktur organisasi yang memungkinkan para karyawan mengerjakan pekerjaan mereka
secara efektif dan efisien. Tujuan pengorganisasian meliputi:
1) Membagi
pekerjaan yang harus dilakukan kesejumlah departemen dan pekerjaan tertentu.
2) Membagi-bagi
tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing pekerjaan.
3) Mengkoordinasikan
berbagai tugas organisasi.
4) Mengelompokan
sejumlah pekerjaan kesejumlah unit.
5) Membangun
hubungan diantara individu, kelompok dan departemen.
6) Menetapkan
sejumlah garis wewenang formal.
7) Mengalokasikan
dan menggunakan secara efektif sumber daya organisasi.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan
membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin
pada struktur organisasi, yang mecakup aspek-aspek penting organisasi dan
pengorganisasian yaitu : pembagian kerja, departementalisasi, bagan organisasi
formal, rantai perintah dan kesatuan perintah, tingkat-tingkat hirarki
manajemen, saluran komunikasi, penggunaan komite, rentang manajemen dan
kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.
B.
Struktur
organisasi
Struktur organisasi
dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu
Adapun
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah
sebagai berikut:
1.
Strategi organisasi untuk mecapai
tujuannya.
2.
Teknologi yang digunakan.
3.
Anggota dan orang-orang yang terlibat
dalam organisasi.
4.
Ukuran organisasi.
Ketika para manajer menyusun atau mengubah
struktur organisasi, mereka terlibat dalam desain organisasi, proses yang
melibatkan keputusan-keputusan mengenai keenam unsur penting yaitu:
1. Spesialisasi
kerja
Spesialisasi kerja
merupakan tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi dibagi menjadi pekerjaan
yang berbeda; juga dikenal sebagai divisi pekerja. Inti dari pekerjaan
spesialisasi adalah bahwa keseluruhan pekrjaan tidak dikerjakan oleh satu orang
tetapi dipecah menjadi beberapa langkah dan setiap langkah diselesaikan oleh
orang yang berbeda. Karyawan individual dispesialisasikan untuk melakukan
sebagian aktivitas pekerjaan.
2. Departementalisasi.
Departementalisasi
merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokan sejumlah pekerjaan menjadi
satu kelompok atau satu grup. Setiap organisasi ekan mengelompokan berbagai
kegiatan kerja. Ada lima bentuk umum departemantalisasi, yaitu:
-
Departementalisasi fungsional
mengelompokan sejumlah pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilaksanakan.
Pendekatan ini dapat digunakan dalam semua jenis organisasi, walaupun
fungsi-fungsunya berubah dalam rangka mencerminkan tujuan dan kegiatan kerja
organisasi.
-
Departementalisasi produk. Mengelompokan
pekerjaan berdasarkan lini produk. Dalam pendekatan ini, tiap bidang produk
utama ditempatkan dibawah wewenang manajer yang ahli dalam bidang ini dan
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang harus dilakukan terhadap lini produk
itu.
-
Departementalisasi geografis.
Mengelompokan pekerjaan berdasarkan wilayah atau geografi, seperti wilayah
selatan, tengah atau barat, bagi organisasi yang beroperasi hanya di suatu
negara atau bagi perusahaan global.
-
Departementalisasi proses. Mengelompokan
pekerjaan berdasarkan arus produk atau pelanggan. Dalam pendekatan ini,
kegiatan kerja mengikuti arus pemrosesan alami produk atau bahkan pelanggan.
-
Departementalisasi pelanggan.
Mengelompokan pekerjaan berdasarkan kelompok pelanggan yang mempunyai kebutuhan
atau masalah bersaing yang dapat sangat baik dipenuhi dengan mempunyai tenaga
spesialis pada masing-masing pelanggan itu.
3. Rantai
komando
Rantai komando adalah
garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas
organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada
siapa. Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi manajerial
tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang
itu melakukannya. Untuk mempermudah koordinasi dan pengambilan keputusan, para
manajer organisasi menjadi bagian dari rantai komando itu dan dianugerahi
dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya. Sewaktu para
manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan para karyawan, para karyawan
tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas yang dibebankan.
Kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang dibebankan disebut dengan
tanggung jawab. Akhirnya, prinsip kesatuan komando merupakan prinsip manajemen
yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang harus melapor kesatu manajer saja.
4. Rentang
kendali
Rentang kendali itu penting karena hingga
derajat tertentu rentang kendali menentukan jumlah tingkatan dan manajer yang
dimiliki organisasi.
5. Sentralisasi
dan desentralisasi
Dalam sejumlah organisasi tertentu, para
manajer puncak mengambil semua keputusan dan para manajer tingkat yang lebih
rendah hanya melaksanakan petunjuk mereka. Sentralisasi melukiskan sejauh mana
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik dalam organisasi. apabila
manajemen puncak mengambil keputusan penting organisasi tersebut dengan sedikit
atau tanpa masukan dari para karyawan tingkat bawah, maka organisasi itu
terdesentralisasi. Sebaliknya, semakin banyak karyawan tingkatan bawah yang
memberikan masukan atau betul-betul mengambil keputusan, maka organisasi itu
makin terdesentralisasi.
6. Formalisasi
Mengacu padasejauh mana pekerjaan didalam
organisasi itu terstandarisasi dan sejauh mana perilaku karyawan dibimbing oleh
peraturan dan prosedur. Jika pekerjaan sangat diformalisasi, maka orang yang
mengerjakan pekerjaan tersebut mempunyai keleluasaan minimum atas apa yang
harus dilakukan, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan, dan bagaimana
harus melakukannya.
Menurut
prosesnya, pengorganisasian perusahaan terdiri dari lima tahap, yaitu :
1. Mengkaitkan
tujuan kepada proses pengorganisasian. Tujuan perusahaan memengaruhi
pengorganisasian dan hasil akhirnya adalah suatu susunan organisasi atau
struktur organisasi. untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan berbagai
aktivitas. Tujuan perusahaan mungkin tetap semenjak perusahaan didirikan.
Misalnya perusahaan terus mengejar keuntungan dengan menggunakan orang dan
sumber daya yang lain. Tetapi pada proses kegiatan perusahaan lebih lanjut, ada
kemungkinan diciptakan aktivitas baru, departemen baru atau pegawai lama diberi
tambahan tugas sehingga hubungan-hubingan baru antar pegawai perlu diciptakan. Dengan demikian tujuan
organisasi harus selalu dikaitkan dalam proses pengorganisasian baik pada
permulaan maupun setelah perusahaan sudah berjalan.
2. Mengidentifikasi
berbagai alternatif aktivitas. Untuk mencapai suatu tujuan, tentu ada sejumlah
aktivitas yang harus dilakukan. Aktivitas-aktivitas tersebut diidentifikasi dan
diinventarisasi. Bagi perusahaan yang sedang berjalan, adanya program-program
khusus, membutuhkan reorganisasi sementara pada perusahaan atau pada suatu departemen. Setelah manajer mengetahui
berbagai aktivitas yang akan dilakukan, berarti sudah dapat mengklasifikasikan
dan mengelompokkan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan.
3. Mengklasifikasi
dan mengelompokkan berbagai aktivitas. Langkah ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:
- meneliti setiap
aktivitas yang diidentifikasi untuk menetapkan sifat-sifat umumnya.
- mengelompokkan
berbagai aktivitas kedalam bidang-bidang tertentu.
- membuat departemen
dasar untuk kelak menyusun struktur organisasi.
Dalam praktek, kedua
tahap pertama terjadi secara simultan, penjualan, periklanan, pengiriman,
penggudangan dapat dikaitkan kepada aktivitas pemasaran. Setelah tugas-tugas
diklasifikasi dan dikelompokkan kedalam unit kerja yang berkaitan maka tahap
ketiga adalah departementalisasi. Departementalisasi dilakukan atas berbagai
dasar seperti: fungsi, geografis, teritorial, langganan, lini produksi.
4. Memberi
tugas dan mendelegasikan kekuasaan yang tepat. Langkah ini merupakan langkah
kritis, sebab tidak mudah menetapkan tipe dan jumlah kekuasaan yang tepat,
misalnya betapa banyak kekuasaan yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan
tugas tertentu.
5. Menggambarkan
suatu struktur organisasi. Langkah ini membuat keseluruhan bagian-bagian
bersatu padu. Secara vertikal, struktur organisasi membuat hirarki yang
menunjukan siapa yang berwenang pada setiap tugas, pada setiap bidang dan pada
organisasi sebagai keseluruhan. Tingkat-tingkat manajemen ditunjukkan dari
bawah sampai ke atas pada struktur organisasi. tingkat-tingkat tersebut menciptakan
rantai komando, atau tingkat-tingkat hirarki pengambilan keputusan didalam
perusahaan.
C. Kelompok-Kelompok Kerja Formal
Organisasi
Organisasi
mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal:
a. Kesatuan
tugas khusus dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus. Kesatuan
ini keberadaanya hanya sampai tugas
diselesaikan atau masalah dipecahkan. Kesatuan tugas biasanya dibentuk
untuk menangani masalah-masalah dan tugas-tugas yang kompleks dan melibatkan
beberapa satuan kerja organisasi.
b. Panitia
tetap adalah bagian tetap dari struktur
suatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus menerus
ada dalam organisasi, seperti panitia anggaran.
c. Dewan
dan Komisi
Dewan dibentuk dari
individu-individu yang dipilih atau ditugaskan untuk mengelola suatu organisasi
masyarakat atau swasta. Sedangkan komisi biasanya diangkat oleh pejabat
pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas administratif, legislatif, atau
pengaturan.
D.
Organisasi
Formal dan Informal
Organisasi
formal yaitu suatu sistem kerja sama dari dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam suatu organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai
kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas.
Organisasi
informal memainkan peranan penting dalam dinamika perilaku organisasi.
Perbedaan pokok antara organisasi formal dan informal adalah bahwa organisasi
formal mempunyai tujuan, struktur dan pola hubungan kerja yang teratur melalui
manajemen. Organisasi informal berdiri diatas struktur yang tidak jelas, sukar
didefinisakan, keanggotanya sulit ditentukan
dan pola hubungan di antara para anggota
tanpa tujuan yang khusus. Argyris mengemukakan empat bidang utama di
mana organisasi formal dan informal berbeda:
a.
Hubungan-hubungan antar pribadi. Dalam
organisasi formal hubungan-hubungan diantara orang-orang digambarkan jelas,
sedangkan dalam hubungan informal sangat tergantung pada kebutuhan-kebutuhan
mereka.
b.
Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang
dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
c.
Pengendalian perilaku. Organisasi formal
mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan
kelompok-kelompok informal mengendalikan pada anggota dengan pemenuhan
kebutuhan.
d.
Ketergantungan. Karena kapasitas
pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih
tergantung daripada para anggota suatu
kelompok informal.
Alasan
utama terbentuknya organisasi informal adalah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusaiwi yang tidak sepenuhnya dapat dipuaskan oleh
organisasi formal, seperti kebutuhan hubungan sosial, pengetahuan tentang
perilaku yang diterima dan kebutuhan akan informasi serta berkomunikasi.
Kelompok-kelompok
informal melaksanakan fungsi-fungsi:
1. Menetapkan,memperkuat
dan merumuskan norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya penting para anggota
kelompok
2. Memberikan
dukungan terhadap tujuan organisasi terhadap pelaksanaan tugas manajer
3. Menstimulasi
komunikasi efektif dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan
4. Memberikan
kepuasan dan status sosial kepada para anggota yang tidak dapat diberikan oleh
organisasi formal.
Kelompok-kelompok
Informal ini walaupun tidak ditetapkan secara formal oleh organisasi, dapat
menyebabkan timbulnya berbagai masalah bagi manajer. Masalah-masalah tersebut
antara lain :
1.
Kelompok informal menciptakan konflik
2.
Mendorong penolakan terhadap perubahan
3.
Menghidupkan dan menyebarkan desas-desus
.
4.
Mengembangkan keseragaman diantara para
anggota termasuk pembatasan pelaksanaan kegiatan.
E. Sifat
Rancangan organisasi (organization
design)
Rancangan
orgnisasi adalah keseluruhan rangkaian darielemen struktural dan hubungan di
antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi
secara total. Oleh karena itu, rancangan organisasi merupakan caradalam
mengimplementasikan strategi dan rencana untuk mencapaitujuan organisasi.Ada
dua titik penting dalam rancangan organisasi yaitu :
a. Organisasi tidak dirancang dan
kemudian ditinggalkan utuh.Sebagian besar organisasi berubah hampir secara
kontinusebagai akibat dari faktor-faktor seperti situasi dan orang.
b. Rancangan organisasi untuk
organisasi yang lebih besar sangat kompleks dan memiliki banyak tingkatan
variasisehingga mendeskripsikan mereka tidak dapat dilakukandalam suatu
penjelasan yang lengkap dan penuh.
F.
Perancangan Struktur Organisasi
Perancangan Struktur Organisasi
adalah Perancangan struktur organisasi di gunakan untuk
mempertemukan bentuk organisasi yang sedekat mungkin dengan tujuan yang ingin
diraih oleh organisasi
dengan menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan–hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau
posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan tugas dan
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi
dimana dalam melaksanaksan perancangan struktur organisasi dilakukan
bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi yang sama .
Adapun
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
sebagai berikut:
- Strategi Organisasi
untuk mencapai tujuannya. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi
dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran
kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila
strategi berubah maka struktur organisasi
juga berubah.
- Teknologi yang digunakan.
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi
barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk
struktur organisasi, sebagai contoh perusahaan mobil
yang mempergunakan teknologi industri massal akan
memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih
tinggi dibandingkan perusahaan industri pakaian jadi yang
mengutamakan perubahan mode.
- Anggota (karyawan) dan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan mereka untuk bekerjasama harus
diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga
akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di
antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi
seperti pelanggan, supplier dan sebagainya perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
- Ukuran organisasi
besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur
organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih
bentuk struktur yang tepat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan :
Pengorganisasian merupakan proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua
aspek utama peyusunan struktur organisasi adalah departementalisasi dan
pembagian kerja. Departementalisasi merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar
kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaab agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang
terbatas.
Ketika
para manajer menyusun atau mengubah struktur organisasi, mereka terlibat dalam
desain organisasi, proses yang melibatkan keputusan-keputusan mengenai keenam
unsur penting yaitu:
a. Spesialisasi
kerja
b. Departementalisasi.
c. Rantai
komando
d. Rentang
kendali
e. Sentralisasi
dan desentralisasi
f. Formalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Dr.T.Hani Handoko,
M.B.A. manajemen.EDISI 2
Komentar
Posting Komentar