PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
“ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
(PDAM) KUPANG”
Oleh :
NAMA : Muhammad Asis
NIM : 1103022097
D.P.A : Nikson Tameno
Se,Me
KONSENTRASI KEUANGAN
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena rahmat dan hidahyahnyaa
sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proposal penelitian
ini penulis membahas tentang “Analisis Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kupang”. Semoga dengan adanya proposal
penelitian ini bisa membantu teman-teman.
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan proposal penelitian
ini yaitu untuk memenuhi tugas seminar bisnis
yang di berikan kepada mahasiswa dan juga sebagai suatu tahap belajar agar
mahasiswa dapat memahami bagaimana membuat suatu proposal penelitian.
Dalam penulisan proposal penelitian
ini banyak mengacu pada karya-karya tulis orang lain. Oleh karena itu penulis
sangat menghormati dan menghargai pikiran-pikiran yang ada, yang menjadi sumber
acuan dalam penulisan makalah ini dan sangat diharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan proposal
penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
proposal penelitian
ini. Kiranya proposal penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya menambah wawasan,
pengetahuan, maupun teori Seminar Bisnis
bagi para pembaca.
Kupang, January 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.2 Penelitian Sebelumnya
2.3 Kerangka Pikiran
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.2 Penelitian Sebelumnya
2.3 Kerangka Pikiran
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini,
sebuah perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta
dituntut untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Dalam melakukan
hal tersebut di dalam sebuah perusahaan atau lembaga usaha diperlukan manajemen
yang baik, yang bisa mengelola semuanya dengan maksimal. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi perekonomian tersebut karena
terdapat banyak rintangan yang harus dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah dengan ditetapkannya suatu dasar kebijakan untuk memberikan
kewenangan yang lebih luas kepada masing-masing daerah agar dapat menggali,
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin.
Berdasarkan kebijakan tersebut daerah diberikan kekuasaan
sepenuhnya untuk mengembangkan wilayahnya, dimana pemerintah pusat hanya
memiliki sedikit andil untuk memberikan bantuan pada pemerintah daerah.
Pemerintah daerah harus berupaya dalam memperbaiki kinerja keuangannya.
Berdasarkan hal tersebut manajemen yang handal harus ada
disetiap perusahaan. Dimana keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan
hidup perusahaan dalam jangka panjang tergantung dari keputusan tim manajemen.
Selain itu manajemen juga perlu melakukan penilaian atas kinerja keuangannya
per periode sehingga berdasarkan hasil kinerja tersebut tim manajemen dapat
mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut. Yang nantinya akan berguna bagi
perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit
usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat. Sebuah
perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan
pendapatan daerah. PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah berupaya untuk
meningkatkan kinerja keuangannya yang salah satunya bercermin dari tingkat
keuntungan yang diperoleh per periode.
Adapun Laporan Rugi/Laba dan Neraca per 31 Desember (tahun
2011-2012) dapat dihitung tingkat likuiditas rasio lancar yang membandingkan
total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar, yang dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 1.1.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kupang
Current Ratio
Tahun 2011-2012.
Tahun
|
Aktiva lancer
|
Kewajiban lancar
|
Rasio lancar
|
2011
|
Rp.16.514.786.000
|
Rp.9.398.036.000
|
1,7
|
2012
|
Rp.26.756.656.000
|
Rp.11.120.487.000
|
2,4
|
Berdasarkan
data tersebut dapat dilihat bahwa Current Ratio Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kupang mengalami peningkatan dalam kisaran yang agak rendah yaitu 0,7
poin dari tahun sebelumnya. Sedangkan rasio lancar yang normal adalah berkisar
dari 1,5 s/d 2. Jadi di tahun 2011 kemampuan likuiditas Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kupang sudah stabil, kemudian di tahun 2012 mengalami peningkatan
yang berakibat terlambatnya perusahaan memenuhi finansial jangka pendeknya.
Sehingga masih diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi tingkat rasio lancar
yang nantinya akan mempermudah perusahaan dalam mempercepat memenuhi kebutuhan
finansial jangka pendek.
1.2. Rumusan Masalah.
Dari
latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba mengemukakan rumusan masalah
dari Analisis Likuiditas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kupang adalah
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang
mempengatuhi tingkat Current Ratio pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kupang.
2. Bagaimana pengaruh modal dan
kewajiban terhadap tingkat current ratio.
1.3. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitia : Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi tingkat likuiditas sebagai salah satu alat ukur untuk
mengukur kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kupang. Tujuan Khusus
: Menghitung dan menganalisa Current Ratio dan Quick Ratio Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kupang.
1.4. Manfaat Penelitian.
Manfaat
dari penelitian ini yaitu :
1. diharapkan dapat Memberikan masukan
atau sumbangan pemikiran kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kupang agar
lebih dapat memaksimalkan kinerja keuangannya melalui analisis rasio
likuiditas.
2. Sebagai bahan informasi bagi semua
pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori.
2.1.1 Analisis Rasio Likuiditas.
Rasio
Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya
dengan kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor
jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan angka ratio
modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick rasio, perputaran piutang (account
receivable turnover) dan perputaran persediaan.
Analisis
likuiditas yang lengkap membutuhkan penggunaan anggaran kas, tetapi dengan
menghubungkan jumlah kas aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancar,
analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan mudah. Terdapat
dua macam rasio likuiditas yang sering digunakan yaitu rasio lancar (current
ratio) dan rasio cepat (quick ratio).
2.1.2 Modal Kerja.
Modal
kerja merupakan hal yang paling utama dalam mendirikan sebuah perusahaan. Modal
kerja merupakan selisih antara total aktiva lancer dengan utang lancer. Jumlah
modal kerja yang dimiliki perusahaan menjadi perhatian besar para kreditor
jangka pendek, karena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai dari
sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran kembali jangka
pendek. Makin besar angka modal kerja ini, berarti semakin besar kepastian
bahwa utang jangka pendek akan dilunasi tepat waktu.
Modal kerja yang tinggi tidak memberikan jaminan bahwa utang akan dapat dibayar pada saat jatuh temponya. Tingginya angka modal kerja dapat disebabkan adanya persediaan yang tidak laku terjual atau telah using. Oleh karena itu, untuk memperoleh perspektif yang benar, angka modal kerja harus dilengkapi dengan angka-angka cureent ratio, quick ratio, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
Modal kerja yang tinggi tidak memberikan jaminan bahwa utang akan dapat dibayar pada saat jatuh temponya. Tingginya angka modal kerja dapat disebabkan adanya persediaan yang tidak laku terjual atau telah using. Oleh karena itu, untuk memperoleh perspektif yang benar, angka modal kerja harus dilengkapi dengan angka-angka cureent ratio, quick ratio, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
2.1.3 Rasio Lancar (Current Ratio).
Rasio
lancar (current ratio) merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan
dalam menganilisis tingkat likuiditas suatu perusahaan. Elemen-elemen yang
digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yang
membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Aktiva lancer
membandingkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancer benar-benar bisa
digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancer menggmbarkan yang harus
dibayar dan diasumsikan semua utang lancer benar-benar dibayar. Current ratio
sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat
menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya
piutang yang tidak tertagih yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar
utang. Untuk menguji apakah alat bayar yang digunkan tersebut likuid perusahaan
harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak sesuai harus dikeluarkan
dari aktiva lancer. Alat bayar yang kurang likuid ini misalnya persediaan dan
pos-pos yang analog dengan persediaan.
Jika
sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan tersebut mulai
membayar tagihannya (utang usaha) dengan lebih lambat, meminjam dari bank, dan
lain sebagainya. Jika kewajiban lancer meningkat lebih cepat dibandingkan
aktiva lancer, maka rasio lancer akan turun dan hal ini akan menimbulkan
permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indicator terbaik atas besarnya
klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan
akan dikonversi menjadi kas relative lebih cepat, maka hal ini paling banyak
digunakan dalam mengukur solvensi jangka pendek.
2.1.4 Rasio Cepat (Quick Rasio).
Ukuran
likuiditas perusahaan yang lebih teliti dapat ditemukan pada angka ratio yang
disebut rasio cepat (quick ratio). Pada rasio ini persediaan dan persekot biaya
dikeluarkan dari total aktiva lancer, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva
lancer yang likuid saja yang dapat dibagi dengan utang lancer.
Rasio
cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada persediaannya.
Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena persediaan bukanlah sumber kas
yang bias segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi
ekonomi yang lesu.
Persediaan
adalah aktiva lancer yang paling tidak likuid, dan bila terjadi likuidasi maka
persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Oleh karena
itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.
2.1.5 Laporan Keuangan.
Pengertian
Laporan Keuangan menurut H.M Djaperi, AK menyatakan bahwa laporan keuangan
adalah merupakan suatu penyajian hasil kegiatan/usaha dari keadaan/posisi
financial kepada yang berkepentingan (1992;9). Menurut Farid Djahidin,
menyatakan bahwa laporan keuangan adalahmerupakan suatu gambaran dari suatu
perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada periode I akutansi) dan
memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai dalam waktu tersebut
(1995;9).
Kegunaanya adalah untuk memberikan gambaran mengenai
prestasi yang dicapai perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut, seperti manajer perusahaan, para
pemilik atau pemegang saham, lembaga keuangan atau Badan.
Badan
Lembaga Pemerintah.
Adapun
pihak-pihak yang biasanya membutuhkan laporan keungan adalah sebagai berikut:
a. Manajer Perusahaan, untuk mengetahui
keadaan atau posisi pada masa lalu untuk dijadikan sebagai dasar mengambil
langkah-langkah atau kebijaksanaan pada masa yang akan dating dan mengetahui
penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan agar dapat diatasi dan dilakukan
perbaikan dimasa mendatang.
b. Para Pemilik atau Pemegang Saham,
untuk mengetahui keadaan perusahaan dan menjaga keamanan dana yang
ditanamkannya pada perusahan tersebut serta untuk mengetahui kondisi tersebut.
c. Lembaga-lembaga Keuangan atau Bank, untuk
mengetahui perkembangan dan kemampuan perusahaan tersebut dan keadaan
finansialnya, agar pihak-pihak lembaga keuangan dan bank dapat terjamin dalam
pemberian jaminan.
d. Lembaga-Lembaga Pemerintah serta
Dinas Perpajakan berkepentingan sebagai dasar dalam menentukan tingat
persentase pajak yang dibebankan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
2.1.6 Neraca
Neraca
adalah laporan keuangan yang menggambarkan atau melaporkan keadaan atau jumlah
kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu.
Neraca menunjukkan posisi keuangan pada perusahaan pada saat tertentu, biasanya
pada awal dan akhir tahun pada periode tertentu. Pada sebelah debet
menggambarkan susunan aktiva dan modal perusahaan.
2.1.7 Laporan Rugi Laba.
Laporan rugi laba adalah sebuah laporan yang sistematis
mengenai penghasilan, pendapatan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu
perusahaan selama periode tertentu.
Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan pada laporan
rugi/laba adalah:
a.
Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh
dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa
yang dijual, sehingga diperoleh harga kotor.
b.
Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang
terdiri dari biaya administrasi, biaya penjualan dan biaya umum.
c.
Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar
pokok operasi perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar
pokok perusahaan.
d.
Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan
insendentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
2.2
Kajian Empiris.
Wildaniah, Manajemen 2003 “Analisisi Likuiditas,
Solvabilitas dan Rentabilitas pada PT. Mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil
penelitian Wildaniah menjelaskan bahwa pada PT. Mensa Bina Sukses Banjarmasin
dari tahun 1999-2002 tingkat perusahaan dengan alat ukur current ratio dan
quick ratio pada tahun 2002 menunjukkan tingkat rasio menurun dari tahun-tahun
sebelumnya, namun masih dianggap cukup bagus sebab mendekati prinsip keamanan
200% atau 2:1 dan 100% 1:1.
Tingkat solvabilitas perusahaan dengan alat ukur total asset
to debt ratio menunjukkan tingkat rasio yang cukup bagus sebab dari 1999-2002
melebihi ketentuan rasio yang baik 120%. Berarti seluruh aktiva yang dimlikinya
mampu untuk membayar seluruh utangnya. Sedangkan net worth to debt ratio masih
dianggap kurang bagus sebab dari tahun 1992-2002 rasionya masih berada dibawah
kisaran 100% (berpatokan pada rasio yang lebih baik dari 100%) berrti
perusahaan lebih banyak dibiayai oleh modal asing daripada modal sendiri.
Keadaan
rentabilitas perusahaan masih sangat rendah dan cenderung mengalami penurunan,
meski tahun 2000 meningkat namun kenaikannya relatif kecil. Berarti kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba masih relatif rendah.
Persamaannya dengan penelitan yang sekarang adalah sama-sama
meneliti tentang rasio keuangan. Perbedaannya adalah rasio yang diteliti lebih
fokus pada rasio likuiditas dan juga objek penelitiannya.
2.3
Kerangka Pikiran.
Pentingnya penggunaan modal kerja dan penyaluran kredit
sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tingkat
penggunaan modal dan kewajiban yang tepat dapat memaksimalkan kinerja keuangan
suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisis rasio likuiditas yang terdiri
dari rasio lancer dan rasio cepat kita dapat melihat factor-faktor apa saja
yang mempengaruhinya.
![]() |
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk
menganalisis likuiditas suatu perusahaan. Dari variabel-variabel di dalam
analisis likuiditas ini menggunakan alat analisis quick ratio, current ratio
dan Cash ratio.
Dari analisis ini dapat diketahui kondisi keungan perusahaan
sehingga dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan
kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki keadaan keuangannya. Dengan kebijakan
serta langkah yang tepat maka diharapkan dapat membantu dalam proses pencapaian
tujuan perusahaan, baik tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian.
Yang
menjadi objek penelitian saya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kupang yang
berlokasi di Jl. Anggrek No.10 Kota
Kupang_NTT.
3.2
Variabel Penelitian.
Variabel-variabel
yang dikumpulkan meliputi:
Variabel
Bebas (Independent Variable) yaitu Rasio Likuiditas. Adalah rasio yang
menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.
Variabel
Terikat (Dependent Variable) yaitu Quick Ratio dan Current Ratio.
Quick
ratio terdiri dari aktiva lancer dikurangi dengan persediaan dibandingkan
dengan kewajiban lancer.
Current
ratio membandingkan antara Aktiva lancar (modal) dengan kewajiban lancar
(utang).
Cash
Ratio membandingkan
3.3
Jenis dan Sumber Data.
1.
Jenis Data
Adapun
jenis data yang digunakan yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data
yang berbentuk angka, seperti laporan keuangan tahun 2011 sampai tahun 2012.
2.
Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan
adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh langsung dari PDAM Kupang
berupa laporan keuangan.
3.4
Teknik Pengumpulan Data.
Dalam melaksanakan penelitian ini
penulis memperoleh data dan informasi dari laporan keuangan yang telah
dipublikasikan melalui surat kabar dan selanjutnya mengambil data yang
diperlukan.
3.5
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
ialah teknik analisa data kuantitatif yang didapat dari laporan keuangan PDAM Kupang
pada tahun 2011-2012 yang kemudian dianalisis dengan menggunakan dasar-dasar
teoritis dari landasan teori yang sudah ada.
Teknik yang digunakan adalah dengan
menggunakan rasio-rasio yang berkaitan dengan analisis rasio likuiditas. Yang
dapat dilihat sebagai berikut:
- Current Ratio
Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
- Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Hutang Lancar
DAFTAR PUSTAKA
Eugene F. Brigham dan Joel
F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku ke-1. Jakarta: Eralangga
John J. Wild, K. R Subramanyam dam
Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analysis Buku ke-2. Salemba Empat
Munawir. S. 2004. Analisa Laporan Keuangan
Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta
http:/buabuazone88.blogspot.com/2009/06/contoh-proposal-skripsi-manajemen_3599.html
nia45.wordpress.com/proposal-skripsi-analisis-pengaruh-likuiditas-terhadap-modal-kerja-pada-cv-teguh-gemilang-di-cirebon/
Komentar
Posting Komentar