EKONOMI POLITIK
 PENDEKATAN-PENDEKATAN EKONOMI
TERHADAP POLITIK







                                                                                        


ADMINISTRASI BISNIS
                      FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
     UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Pendekatan-pendekatan Ekonomi Terhadap Politik”.
   Pada kesempatan ini, kami haturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mengambil bagian dalam proses penulisan, editing dan pencetakkan sehingga makalah ini dapat selesai.
   Apa yang disampaikan kepada pembaca saat ini baiklah dilihat sebagai suatu usaha bersama dalam membekali pembaca untuk memiliki pengetahuan serta keterampilan dan karena itu dapat dipahami, tetapi juga dapat menjadi referensi dalam kaitan dengan pendekatan ekonomi terhadap politik.
   Maklah ini disusun sesuai dengan pokok bahasan yang menjadi bagian dari materi Pendekatan Ekonomi Terhadap Politik. Oleh karena itu, makalah ini dapat dipakai sebagai acuan bagi pembaca untuk mengembangkan diri sesuai dengan kondisi yang ada. Diharapkan pembaca dapat memahami materi ini dengan cara banyak melaksanakan tugas-tugas, kerja kelompok dan praktik nyata.
   Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran sangat kami haragpkan demi penyempurnaan di masa mendatang.


Kupang,  Oktober 2012


Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG 1
TUJUAN PENULISAN……………………………….……………………………………………………2 MANFAAT PENULISAN……………………...…………………………………………………………  2
BAB II PEMBAHASAN
PENDEFINISIKAN PENDEKATAN EKONOMI TERHADAP POLITIK…………...………………… 3 PENDEKATAN EKONOMI POLITIK…………………………………...……………………………….3 RASIONALITAS…………………………………………………………………………………………...4 EFISIENSI………………………………………………………………………………………………….5 PENERAPAN DARI PENDEKATAN-PENDEKATAN EKONOMI TERHADAP POLITIK…………  6
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…………………………………………………………………………………  10








BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Ada dua definisi umum Ekonomi yang menekankan pada kesejahteraan material dan menekankan pada efisiensi alokasi, sehingga dalam definisi ini kita dapat melihat dua dari tiga pendekatan dalam ilmu ekonomi. Definisi yang pertama dari Marshall dalam bukunya Principles of Economics, adalah selaras dengan ide bahwa kegiatan ekonomi adalah penyediaan sarana-sarana material untuk memenuhi kebutuhan. Sementara definisi yang kedua lebih terkait bagaimana menyesuaikan cara yang bisa dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Ketika kita memandang bahwa ilmu Ekonomi adalah terlepas dari kegiatan ekonomi dan istilah ekonomi digunakan untuk menyebut situasi kelangkaan dimana orang harus memilih maka terbentuklah sebuah bidang ekonomi yang lebih luas lagi.
Dalam pembahasan ini akan diperkenalkan sebuah pandangan baru tentang bagaimana hubungan antara politik dengan ekonomi. Disini, pendekatan ekonomi terhadap poolitik tidak memandang ekonomi sebagai beberapa hubungan teoritis yang memaparkan hubungan antara politik dengan ekonomi, melainkan politik itu sendiri dianggap bersifat ekonomik, yaitu dengan kata lain bisa dianalisis dengan menggunakan metode ekonomi, asalkan fakta-fakta politik itu tetap mengandung kesempatan untuk memilih dan kelangkaan sumber daya didalamnya.
Pendekatan ekonomi terhadap politik meminta untuk melepaskan ide bahwa ekonomi politik adalah ilmu yang menelaah hubungan antara wilayah ekonomi dengan wilayah politik, atau antara sub-sistem ekonomi dengan sub-sistem politik. Dengan kata lain, menurut pendekatan ekonomi terhadap politik, ekonomi bukan lagi sebuah telaah tentang “apa yang akan terjadi” ketika wilayah ekonomi dan wilayah politik saling bertemu melainkan ekonomi politik berarti penerapan penalaran ekonomi terhadap proses-proses politik. Dalam pendekatan ekonomi politik semacam ini, konsep politik sebagai substansi (yaitu politik sebagai tindakan para pemain politik dan transfer kekuasaan) masih tetap dipertahankan, dan sisi ekonominya dipahami sebagai telaah terhadap sejauh mana individu dan kelompok mematuhi aturan-aturan penghematan (economizing) (bukan substansi tapi metode atau cara orang bertindak)





B.   TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui dan meningkatkan pola pikir ilmiah mahasiswa mengenai pendekatan-pendekatan ekonomi terhadap politik.


C.   MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini adalah mempermudah pembaca dalam mempelajari pendekatan-pendekatan ekonomi terhadap politik dan dapat dijadikan bahan referensi dalam proses pembelajaran.































BAB II
PEMBAHASAN


A.   Mendefinisikan Pendekatan Ekonomi terhadap Politik
Inti dari pendekatan ekonomi terhadap politik adalah konsep pilihan rasional dan konsep efiseinsi. Maka pertama-tama kita perlu menjabarkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan penalaran ekonomi atau pendekatan ekonomi itu sendiri, namun sebenarnya pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab. Pendekatan ekonomi dipahami dengan cara yang bermacam-macam selama ini, yaitu ada ayng memandang bahwa pendekatan ekonomi adalah konsep kegunaan subjektif (subjective utility), upaya memenuhi kepentingan pribadi secara rasional, biaya kelangkaan, analisis marginal, ekuilibrium parsial, dan ekuilibrium umum, dan efisiensi alokasi. Semua konsep ini memang dapat dijadikan sebuah kerangka yang koheren sampai pada batas tertentu. Pilihan harus dibuatoleh individu karena adanya kelangkaan sumber daya. Selanjutnya, rasionalitas, kegunaan (utility) dan efisiensi juga memiliki hubungan erat dalam artian bahwa keinginan untuk mendapatkan kegunaan akan mendorong individu untuk melakukan tindakan secara rasional dimana efisiensi berperan sebagai tolok ukur untuk menentukan sampai sejauh mana si individu telah berhasil mencapai tujuannya.
Pertanyaan apakah unsure-unsur dari pendekatan ekonomi yang sudah disebutkan diatas harus disatukan dan digunakan secara bersama-sama ataukah harus digunakan secara terpisah sesuai dengan tujuan dari analisis adalah sebuah pertanyaan penting yang tidak akan dijawab disini.


B.   Rasionalitas
Apa makna dari membuat pilihan secara rasional dalam kerangka neo-klasik? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita oerlu memahami beberapa konsep yang terkandung didalamnya, yaitu: keinginan (preference) adalah tujuan dari seorang individu dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. Keinginan atau tujuan harus disusun dalam peringkat secara afektif (ditentukan oleh perasaan belaka) agar bisa konsisten satu sama lain. Selanjutnya adalah keyakinan (belief). Individu yang akan memilih dari sekian banyak tujuan atau keinginan yang ingin dicapainya itu harus memiliki informasi tentang berbagai alternative tujuan yang ada,misalnya seberapa besar kemungkinan untuk bisa mendapatkannya, bagaimana hubungan antara tindakan dan dampak, dan berapa biaya yang harus ditanggung dalam bentuk pengeluaran sumber daya atau dalam bentuk peluang-peluang lain yang tidak jadi diambil. Yang ketiga adalah sumber daya ketersediaannya akan menentukan apa peluang dan hambatan yang dihadapi individu. Yang keempat, ada tindakan itu sendiri, yang biasanya menjadi obyek yang berusaha dijelaskan oleh analisis ekonomi.
Ada beberapa hal yang belum dibahas tadi dan perlu diungkap disini untuk menghindari kerancauan tentang makna dari penjelasan-penjelasan yang dibuat berdasarkan teori pilihan rasional. Yang pertama adalah mengenai rasionalitas dan kepentingan pribadi (self interest). Kedua istilah ini sering dianggap bermakna sama, padahal sebenarnya berbeda.
Masalah kedua yang sering menimbulkan kerancuan adalah status metodologis dari pilihan. Apakah pilihan dapat dipandang sebagai data psikologis ataukah harus dipandang sebagai data perilaku (behavioral) yang tunduk pada persyaratan konsistensi tertentu? Ilmu ekonomi neoklasik condong pada pilihan yang kedua, yaitu memandang bahwa pilihan hanya bisa diketahui lewat tindakan-tindakan yang dilakukan para pelaku itu sendiri. Dengan kata lain, pilihan direkonstruksi ulang berdasarkan tindakan yang dilakukan pelaku.
Masalah ketiga yang sering menimbulkan kerancuan atau paling tidak menimbulkan kompleksitas dalam pemahaman adalah unit yang dapat dikatakan sebagai memiliki rasionalitas. Kalau yang dikatakan rasional adalah sebuah kolektivitas atau kelompok, maka akan terjadi kesulitan tentang bagaimana cara mengagregasikan pilihan-pilihan itu dari individu-individu dalam kelompok itu, dimana kesulitan ini sangat besar sehingga bahkan hampir-hampir tidak mungkin bagi kita untuk menentukan apa yang sebenarnya menjadi pilihan social.


C.   Efisiensi
Komponen penting kedua dalam pendekatan ekonomi terhadap politik adalah konsep efisiensi. Karena penalaran ekonomis adalah sebuah kalkulus mengenai cara dan tujuan dimana sumber daya yang tersedia tidak dapat memenuhi semua tujuan, maka metode ekonomi harus disesuaikan dengan kondisi kelangkaan sumber daya ini.
Maka efisiensi itu sendiri memiliki hubungan dengan cara penggunaan terhadap sumber daya. Efisiensi produksi dari sebuah perusahaan adalah terkait dengan  cara perusahaan itu menggunakan input berupa tanah, tenaga kerja dan capital untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan akan berusaha untuk mengatur sumber daya yang ada, dan kalau tidak bisa perusahaan akan berusaha untuk menggunakannya dengan seefisien mungkin agar bisa menghasilkan output yang lebih banyak dengan menggunakan input yang sama banyaknya.
Efisiensi bisa digunakan sebagai ukuran normative, dalam artia bahwa efisiensi dapat digunakan untuk mengukur beberapa pola pilihan, distribusi dan alokasi yang berbada-beda.
Kalau efisiensi digunakan sebagai kriteria normatif, maka kita tidak perlu menghubungkan antara efisiensi dengan perilaku rasional, yaitu dalam artian bahwa efisiensi tidak digunakan untuk memprediksikan bagaimana perilaku dari pada individu. Tapi bahkan ketika efisiensi dagunakan dalam artian ini pun, kasus inefisiensi yang dilakukan individu tetap akan membuat kita menjadi ragu tentang rasionalitas dari individu itu.
Sekarang kalau efisiensi tidak dipandang dalam artian normative, kita bisa mengajukan pertanyaan yang sama secara terbalik, yaitu apakah rasionalitas secara otomatis akan menghasilkan efisiensi? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada lingkungan dimana individu yang bersangkutan bertindak. Jika individu berada dalam konteks pasar, maka individu itu akan melakukan pertukaran secara sukarela, yaitu dalam artian bahwa individu itu akan membuat keputusan sendiri berdasarkan kepentingan mereka sendiri, tentang apakah mereka akan ikut serta dalam transaksi dimana mereka saling bertukar barang atau tidak. Agar individu bersedia melakukan pertukaran, mereka harus merasa yakin bahwa pertukaran itu bisa membuat mereka saling untung, dan jika tidak, maka individu itu akan menolak untuk melakukan pertukaran.


D.   Penerapan dari Pendekatan-Pendekatan Ekonomi Terhadap Publik
Dalam bagian ini akan dibahas tentang 3 pendekatan ekonomi terhadap politik, yaitu:

Ø  Teori Pilihan Publik
Pada level paling umum, teori pilihan public menerapkan metode-metode ekonomi terhadap politik, seperti yang dikatakan Buchanan (1984).
Sekalipun definisi ini tampaknya sederhana, namun penerapan metode ekonomi kedalam bidang politik menimbulkan beberapa masalah.
Teori pilihan public adalah sebuah teori yang masih relative baru jika dibandingkan dengan teori-teori ekonomi lainnya karena sebagian dari kontribusi bagi teori ini berasal dari literature keuangan public dari era tahun 1950-an dan sebagian lagi berasal dari kontribusi pelopor bidang ini sendiri.
Kontribusu-kontribusi terhadap teori pilihan public dapat diruntut sejarahnya dengan relatif gamblang karena teori ini memiliki jurnal tersendiri dan memiliki asosiasi tersendiri.
Teori pilihan public memandang bahwa inti dari analisis adalah pelaku-pelaku individu, baik yang bertindak sebagai anggota politik, kelompok kepentingan atau birokrasi, baik ketika individu itu bertindak dalam kapasitas sebagai pejabat yang diangkat lewat pemilu atau sebagai warga biasa atau sebagai pimpinan dari perusahaan.
Selanjutnya dalam bagian ini kami akan membahas dua aliran dalam teori pilihan public, yaitu teori yang normative dan teori yang positif. Teori pilihan public normative terkait dengan masalah desain politik, dan aturan politik dasar, atau pendeknya terkait dengan kerangka konstitusional dimana proses politik terjadi. Sementara aliran positif berusaha untuk menjelaskan perilaku politik yang dapat terobservasi dengan menggunakan konsep-konsep dari teori pilihan public.



Ø  Analisis Ekonomi Terhadap Kebijakan
Analisis ekonomi terhadap kebijakan adalah sebuah kegiatan yang diawali setelah tugas-tugas dalam analisis pilihan public sudah selesai dilakukan atau paling tidak sudah pasti akan dilakukan. Teori pilihan public adalah metode yang menghubungkan pilihan individu dengan fungsi kesejahtraan social dan pilihan public.
Analisis ekonomi terhadap kebijakan memberikan focus terhadap individu dalam artian ontologism dan teoritis. Dalam kerangka ini, individu menjadi landasan ontologis. Secara teoritis, institusi dan struktur politik harus dipahami mulai dari level paling dasar, yaitu dipandang sebagai dampak dari sekumpulan tindakan yang dilakukan individu ayng semuanya sama-sama mementingkan kepentingannya sendiri.
Analisis ekonomi terhadap kebijkan ini dapat menghasilkan kesimpulan yang tak terduga ketika diterapkan secara ekstrim. Analisis terhadap pengaturan lalulintas dari berbagai macam sarana transportasi da keamanan untuk kawasan pemukiman elit dan pemukiman miskin yang dibahas Schelling mengajukan beberapa kesimpulan yang provokatif.

Ø  Analisis Ekonomi Terhadap Institusi
Walaupun institusi dalam masyarakat tidak selalu bersifat politis, namun ada sejumlah institusi tertentu yang vital perannya bagi politik.
North dan Thomas telah membuat definisi yang luas mengenai institusi, yaitu sebagai ”pengaturan antara unit-unit ekonomi yang mendefinisikan dan menspesifikasikan cara yang digunakan unit-unit ini untuk bekerjasama atau bersaing satu sama lain”. Dalam kesemptan lain, North menyatakan bahwa “institusi terdiri dari beberapa batasan terhadap perilaku dalam bentuk aturan dan regulasi, beberapa prosedur untuk mendeteksi enyimpangan dari aturan dan regulasi, dan yang terakhir, beberapa norma yang behavioral yang mendefinisikan pola-pola yang membatasi cara penspesifikasian aturan dan regulasi dan membatasi cara pelaksanaan penegakan aturan dan regulasi itu”.
Analisis ekonomi terhadap institusi memfokuskan pada cara-cara bagaimana institusi bisa memupuk perilaku instrumental yang kooperatif, menambah atau mengurangi biaya transaksi, dan memberikan landasan organisasional bagi produksi dan pertukaran. Fokusnya adalah pada hubungan antara institusi dengan efisiensi, yaitu pada cara bagaimana institusi dapat memfasilitasi atau menghambat kegiatan pemenuhan kebutuhan pribadi.
Dari semua ekonom yamg meneliti institusi, kita dapat membaginya menjadi dua aliran. Aliran yang pertama memandang bahwa institusi memiliki peran penting, tapi memandangnya sebagai factor-faktor yang terletak diluar model ekonomi. Aliran ini ini berusaha memahami peranan dari institusi terhadap peranan perilaku alokasi dengan cara mengeksplorasi sifat-sifat insentif dari berbagai institusi yang berbeda. Aliran yang kedua memendang institusi sebagai bersifat endogen, yaitu bahwa institusi itu sendiri ikut menjadi fariabel yang harus dijelaskan oleh perilaku ekonomi.

BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Ekonomi sebagai sebuah bidang penelitian telah mengembangkan metode-metode khusus yang didasarkan pada konsep penyesuaian terhadap berbagai tujuan ketika dihadapkan pada kelangkaan sumber daya. Ketika ilmu ekonomi diterapkan pada politik, asumsi dasar yang digunakan adalah bahwa para pembuat keputusan pribadi dan pembuat keputusan public dapat dideskripsikan dengan cara yang sama karena keduanya sama-sama memiliki tujuan, sama-sama dihadapkan pada kelangkaan sumber daya, dan sama-sama berusaha mencapai tujuan mereka sesuai dengan kalkulasi yang rasional dan memetingkan diri sendiri.
Pendekatan ekonomi terhadap politik telah memaksa para analisis untuk mendisagregasikan Negara menjadi beberapa komponen dan proses dan kemudian memfokuskan telaah mereka terhadap berbagai komponen dan proses itu.
Pendekatan ekonomi terhadap politik memfokuskan pada pelaku politik tertentu yang berada dalam konteks strategis tertentu.
Institusi adalah salah satu bagian dari dunia social itu. Institusi merupakan kerangka rujukan yang tidak tergantung pada pilihan yang bersifat eksogen.



















DAFTAR PUSTAKA

Caporaso J. A. Teori-teori Ekonomi Politik. Pustaka Pelajar
Rachbini, Didick J. 2002. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa website membuat blog yang populer

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL