PROPOSAL METODE PENELITIAN BISNIS
“ ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN PT. BOSOWA  KOTA KUPANG”









NAMA            : MUHAMMAD ASIS
NIM                  : 1103022097
KELAS            : A
SEMESTER    : VI
D.P.A               : NIKSON TAMENO SE,ME

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014






            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA. bahwa penulis telah menyelesaikan Proposal mata kuliah Metode Penelitian Bisnis dengan membahas “Analisi piutang dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan PT Bosowa Kupang”
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Bisnis.
            Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua,teman dan semua orang yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Metode Penelitian Bisnis ini, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Ibu dosen Metode Penelitian Bisnis yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
  2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai
  3. Teman yang telah membantu menyumbangkan pikirannya dalam pekerjaaan tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.






Kupang,        JUNI  2014


                                                                                                                                      Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah
Perusahaan adalah suatu wadah yang terdiri dari sekumpulan manusia yang bekerja secara bersama-sama untuk menjalankan suatu tujuan dalam suatu perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan yakni untuk memperoleh keuntungan namun ada pula perusahaan yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan (tidak mengejar keuntungan). Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Perusahaan yang kegiatan bisnisnya dalam bentuk barang biasa disebut perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang melakukan kegiatan menjual barang-barang dagang tanpa harus terlibat dalam kegiatan produksi dan perusahaan manufaktur memproduksi barang-barang secara langsung yang kemudian dijual pada konsumen. Pada saat perusahaan melakukan sistem penjualannya secara kredit maka kemudian akan timbul piutang. Hal ini akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan terutama berdampak pada arus kas.
Piutang merupakan salah satu bagian penting dalam harta lancar perusahaan. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa pengendalian piutang merupakan suatu perangkat alat yang perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena piutang yang tidak dapat ditagih merupakan faktor yang akan merugikan perusahaan. Dengan kata lain resiko tidak tertagihnya piutang dari para langganan tetap, adalah tanggung jawab bersama di antara fungsionaris perusahaan. Untuk mengantisipasi timbulnya piutang akibat tidak tertagihnya piutang, maka sebelum perusahaan memberikan pijaman kepada konsumen ,pihak perusahaan terlebih dahulu harus mengadakan evaluasi tentang keadaan atau kemampuan ekonomis calon pembeli atau konsumen.
Ada dua hal kemungkinan dapat menimbulkan kerugian piutang, yaitu akibat dari kecerobohan atau kekurangan hati-hatian perusahaan pada saat terjadi apabila transaksi penjualan barang dan jasa dapat terjadi kerugian dan untuk kemungkinan kedua yang mengarah pada kerugian piutang, yang tidak boleh diabaikan oleh pihak perusahaan, musibah yang menimpa para pelanggan seperti bencana alam, perampokkan dan lain-lain.
Adapun suatu masalah yang sering terjadi yaitu saat konsumen lalai dalam melakukan pembayaran. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan,yaitu keterlambatan dalam pelunasan piutang dan arus kas perusahaan pun akan menurun sehingga berpengaruh pada efektivitas kegiatan operasional perusahaan.
PT. BOSOWA merupakan salah satu perusahaan yang sebagian besar aktivitas bisnis dilakukan secara kredit. Kebijakan kredit yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu memberikan keuntungan yang optimal dan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, dalam sebuah perusahaan perlu adanya sistem pengendalian piutang yang baik agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan.

1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi perumusan masalah poko adalah “ bagaimana mengendalikan piutang dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan Bosowa kota kupang”

1.3  Tujuan penelitian
1.3.1 Untuk menambah wawasan dan dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan.
1.3.2 mengetahui metode apakah yang digunakan perusahaan  untuk menganalisis pengendalian piutang pada perusahaan Bosowa Kota KUpang
1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan penulis dalam penulisan ilmiah ini yaitu :
1.4.1 Manfaat akademis
1.Membantu penulis dalam lebih memahami materi yang telah diajarkan selama masa perkuliahan sehingga dapat menerapkan berbagai teori yang telah di dapat ke dalam duni nyata.
2.Dapat dijadikan sebagai acuan bagi penulis lain apabila ingin melakukan penelitian sejenis.
1.4.2 Manfaat praktis
1.Sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan sistem pengendalian piutang.
2.Sebagai acuan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan piutang sehingga dapat meningkatkan mutu dan kinerja perusahaan demi perkembangan perusahaan kedepannya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian piutang
            Piutang menurut Drs H Indriyo Gitosudarmo M Com dan Drs H Basri,M.M adalah merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakanya kegiatan penjualan kredit.
            piutang menurut Prastowo dan Julianty (2002 : 147)  adalah Piutang berisikan pemberian kredit yang diberikan perusahaan kepada konsumennya ketika menjual barangnya. Mereka mengambil setiap bentuk penjualan kredit dimana perusahaan meneruskannya kembali kepada perusahaan lain.
2.1.1 Pengklasifikasian Piutang
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga dapat ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.
A.    Piutang dagang / piutang usaha
Piutang dagang adalah perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur pesanan. Biasanya piutang dagang tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu (Jay M. Smith dan K. Fred Skousen,1987 : 287)
B.     Piutang wesel
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.
C.      Piutang lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha (Slamet Sugiri, 2009 : 43)
2.1.2   Perbedaan masing-masing jenis piutang

Piutang dagang/usaha
Piutang wesel
Piutang lain-lain
Jangka waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
Jangka waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari
Jangka waktu lebih dari satu tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang.
Dimasukkan  dalam aktiva lancar
Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun piutang jangka panjang
Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih
Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual
Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan dineraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut :
a)      Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang

b)      Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas.
c)      Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih rendah, maka jumlah piutang pun akan lebih kecil.
d)     Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.
e)      Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode setelah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.


2.1.4 Resiko Kerugian Piutang
Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko kerugian piutang.
Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :
a)   Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
b)      Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
c)      Resiko keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
d)     Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.

2.1.5 Metode Penentuan Kerugian Piutang
Ada beberapa metode yang di gunakan perusahaan untuk menentukan kerugian piutang, yaitu:
a)      Metode cadangan / Metode Penghapusan  Tidak Langsung (Allowance Method)
dengan metode ini, piutang tidak tertagih ditentukan setiap akhir periode akuntansi. Metode ini mencatat pengumpulan - kerugian piutang yang didasarkan pada taksiran tertentu atas jumlah piutang tak tertagih. Agar tujuan penandingan antara biaya dan pendapatan tercapai, kerugian piutang tak tertagih harus ditentukan secara periodik.
b)      Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-Off Method)
Metode ini merupakan metode yang sangat sederhana, dan lebih didasarkan kepada suatu kenyataan daripada suatu taksiran. Pencatatan terhadap piutang tak tertagih dilakukan pada saat piutang tersebut diketahui secara pasti tidak tertagih.
c)      Metode Penyisihan
Sebagian besar perusahaan menggunakan metode konsep penyisihan untuk mengukur piutang tak tertagih. Konsep kunci dalam konsep penyisihan adalah mencatat beban piutang tak tertagih dalam dalam periode yang sama dengan pendapatan penjualan.
d)     Metode Persentase Penjualan
Metode persentase penjualan menghitung beban piutang tak tertagih sebagai persentase dari penjualan kredit bersih. Metode ini juga disebut pendekatan laporan laba rugi karena berfokus pada jumlah beban.












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Piutang (receivable) adalah tagihan kepada pihak lain (debitur) atau pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dilakukan secara kredit atau memberikan pinjaman kepada karyawan, member uang muka pada anak perusahaan, atau penjualan aktiva tetap. Atau secara singkat, piutang merupakan tuntutan perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak yang dituntut wajib memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan menjadi piutang lancar (jangka pendek) dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama siklus operasi berjalan, tinggal mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca, baik sebagai piutang dagang atau piutang nondagang.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan penulisan proposal ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pasti nya mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan proposal kedepan menjadi proposal yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA
1.      Drs.H Indriyo Gitosudarmo,M.Com & Drs.H Basri, M.M, Manajemen Keuangan, Edisi Empat, Yogyakarta
2.      Mardiasmo. Akuntansi Keuangan Dasar. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE,  2000
3.      Mulya, Hardi. Memahami Akuntansi Dasar. Edisi 2. Jakarta : Mitra Wancana Media, 2009
4.      www.Google.com
5.      www.wikipedia.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

10 Drama Korea terbaru Bulan Mei

Beberapa website membuat blog yang populer