MAKALAH MANAJEMEN BISNIS LINGKUNGAN MANAJEMEN, ETIKA MANAJERIAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS
LINGKUNGAN
MANAJEMEN, ETIKA MANAJERIAL
DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
KELOMPOK
5:
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat dan
pertolongannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah
ini kami akan membahas tentang “ LINGKUNGAN MANAJEMEN, ETIKA MATERIAL DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL”. Semoga dengan adanya
makalah ini bisa membantu teman-teman.
Adapun
yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen Bisnis
yang di berikan kepada mahasiswa.
Dalam
penulisan makalah ini, saya banyak mengacu pada karya-karya tulis orang lain.
Oleh karena itu saya sangat menghormati dan menghargai pikiran-pikiran penulis
lain, yang menjadi sumber acuan dalam penulisan makalah ini.
Saya
menyadari bahwa isi dan uraian makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan makalah ini.
Pada
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Kiranya
karya tulis ini dapat bermanfaat dalam upaya menambah wawasan pengetahuan
maupun teori
Manajemen Bisnis bagi para
pembaca.
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar………………………………………………….
Daftar
Isi…………………………………………………….
Pendahuluaan………………………………………………….
Pembahasan………………………………………………….
Kesimpulan…………………………………………………………..
Kritik
Dan Saran…………………………………………….
Daftar
Pustaka……………………………………………..
PENDAHULUAN
Lingkungan operasi bisnis makin
bersifat dinamis, sehingga manajer
diharuskan untuk siap bereaksi dan merespon hingga perubahan lingkungan terkecil.
Agar efektif, manajer
harus memonitor dan merespons lingkungan-pandangan system terbuka.
Peristiwa-peristiwa yang paling berdampak
hebat bagi sebuah perusahaan biasanya berasal dari lingkungan eksternal. Selain
itu globalisasi dan pergolakan sosial
di dunia memberikan pengaruh-pengaruh baru bagi perusahaan sehingga membuat
seluruh manajer
makin sadar akan lingkungan internasional. Budaya perusahaan dibentuk oleh
lingkungan eksternal
dan merupakan bagian
yang penting dari konteks dimana para manajer
melakukan perkerjaan mereka.
Dalam perusahaan yang berada di
lingkungan yang tidak pasti, semua hal terasa berubah. Dalam kasus ini kualitas
yang penting bagi seorang manajer
baru adalah tanggung jawab yang mencakup kualitas berpikir terbuka dan sosok
pemikir mandiri. Di lingkungan yang
stabil, manajer
berpikir tertutup dapat mencapai
kinerja yang baik karena hampir
semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara-cara lama. Skor tinggi untuk ketiga hal
tersebut menunjukkan
rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dan kesesuaian dengan lingkungan yang
tidak pasti.
PEMBAHASAN
1. LINGKUNGAN
MANAJEMEN
Lingkungan
Manajemen
adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi
sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis klasifikasi
lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan
internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi karyawan/pegawai
organisasi dalam, serta pimpinan manajer. Lingkungan eksternal dibagi dua yaitu
yang berpengaruh langsung dan tidak langsung. Contoh lingkungan eksternal yang
berpengaruh langsung adalah organisasi pesaing, pemasok komunitas lokal,
konsumer, NGO dan lainnya. Sedangkan untuk contoh lingkungan eksternal yang
tidak berpengaruh langsung adalah kondisi politik, ekonomi dan sosial.
A. LINGKUNGAN
EKSTERNAL
Lingkungan perusahaan eksternal mencakup seluruh
unsur-unsur yang berada di luar wilayah perusahaan yang berpotensi mempengaruhi
perusahaan. Lingkungan
tersebut mencakup pesaing, sumber daya, tegnologi, dan kondisi ekonomi yang
mempengaruhi perusahaan, namun tidak mencakup peristiwa-peristiwa yang ssngat
tidak berkaitan sehingga dampaknya dapt di abaikan.
Lingkungan eksternal dapal dianggap memiliki dua
lapisan yaitu
1. Lingkungan
umum, adalah lapusan terluar yang tersebar luas dan mempengaruhi perusahaan
secara tidak langsung. Linhkungan umum mencakup faktor-faktor sosial, ekonomi,
hukum/plitik, internasional, alam, dan tegnologi yang sama-sama mempengaruhi
semua perusahaan. Kenaikan tingkat inflasi atau suami-istri yang sama-sama
berkerja dikalangan buruh adalah bagian
dari lingkungan umum perusahaan. Peristiwa-peistiwa ini tidak secara langsung
mengubah operasi sehari-hari, namun pada akhirnya akan mempengaruhi semua
perusahaan.
2. Lingkungan
tugas, lebih dekat dengan perusahaan dan mencakup sector-sektor yang mengadakan
transaksi sehari-hari dengan perusahaan dan secara langsung mempengaruhi
operasi dan kinerja dasarnya. Lingkungan tugas pada umumnya dianggap mencakup
pesaing. Pemasok, pelanggan, dan pasar tenaga kerja.
B. HUBUNGAN
ORGANISASI DAN LINGKUNGAN
1. Ketidakpastiaan
lingkungan
Organisasi harus berusaha membuat
ketidakpastiaan lingkungan jadi efektif. Ketidakpastiaan berarti bahwa manejer
tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai factor-faktor lingkungan untuk
dapat memahami dan memperkirakan kebutuhan dan perubhan lingkungan. Yang
mempengaruhi ketidakpastiaan adalah sejumlah factor yang mempengaruhi
organisasi dan sejauh mana factor-faktor tersebut berubah.
2. Menyesuaikan
diri dengan lingkungan
Jika sebuah organisasi menghadapi
ketidakpastiaan yang meningkatdi mana berhubungan dengan persaingan, pelanggan,
pemasok, atau peratusran pemerintah, manejer dapat menggunakan beberapa
strategi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan ini, diantaranya
peran-peran perluasan batas, rekanan antarorganisasi, dan mergeratau usaha
gabungan.
C. LINGKUNGAN
INTERNAL: BUDAYA PERUSAHAAN
Lingkungan internal di mana manejer
berkerja terdiri atas budaya perusahaan, teknologi, produksi,sturktur
organisasi, dan sarana fisik. Diantara kesemuanya, budaya perusahaan adalah hal
yang yang sangat penting demi keuntungan pesaigan. budaya internal harus sesuai
dengan kebutuhan lingkungan eksternal dan strategi perusahaan. Ketika
kesesuaiaan ini terjadi, pegawai yang benar-benar tekun akan menciptakan
organisasi yang berkinerja sangat baik yang akan sulit di tandingi.
Nilai-niai mendasar yang menjadi cirri
sebuah budaya organisasi dapat di pahami melalui :
1. Symbol,
adalah obyek, tindakan, atau peristiwa, yang membawa makan bagi orang lain.
2. Cerita,
adalah sebuah bentuk narasi yang di dasarkan pada kejadiaan nyata dan sering
kali di ceritakan dan di ulang-ulang di antara pegawai organisasi.
3. Panutan,
adalah figure yang member contoh perbuatan, karakter, dan sifat dari budaya
yang kuat.
4. Slogan,
adalah frasa atau kalimat yang secara singkat dan jelas mengekspresikan nilai
pedoman perusahaan.
5. Seremoni,
adalah aktivitas yang di rencanakan pada peristiwa istimewa yamg dilakukan
untuk keuntungan para hadirinnya.
D. LINGKUNGAN
DAN BUDAYA
Pengaruh
yang besar terhadap budaya perusahaan internal adalah lingkungan eksternal. Budayadapat
bermacam-macam di seluruh organisasi, namun organisasi-organisasi dalam
industry yang sama sering kali menunjukkan karakteristik budaya yang serupa
karena organisasi-organisasi beroperasi dalam industry yang serupa. Budaya
internal harus mewujudkan segala hal yang perlukan untuk mencapai kesuksesan
dalamlingkungan usaha. Jika lingkungan eksternal mengharuskan adanya layanan
pelanggan yang lebih dari biasanya, budaya harus mendorong terciptanya layanan
baik jika lingkungan meminta pengambilan keputusan teknis yang hati-hati,
nilai-nilai budaya harus memperkuat pengambilan keputusan manajemen.
1. Budaya
adaptif
Dalam budaya adabtif, manajer
peduli akan pelanggan dan orang-orang internal serta proses-proses kea rah
perubahan yang bermanfaat. Dalam budaya perusahaan tidak adaptif, manejer hanya
memikirkan dirinya sendiri, dan nilai-nilai yang dianutnya cenderung tidak mau
mengambil risiko dan membuar perubahan. Oleh karena, budaya yang kuat saja
tidak cukup, karena budaya yang tidak sehat mungkin akan mendorong organisasi
untuk dengan tegas kea rah yang salah. Budaya yang sehat membantu perusaan
untuk beradaptasi dengan lingkungan usaha.
2. Jenis-jenis
budaya
1. Budaya
penyesuaian
2. Budaya
pencapaian
3. Budaya
keterlibatan
4. Budaya
konsisten
TANGGUNG JAWAB DAN ETIKA MANAJEMEN
Tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan
sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan,
norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab
sosial lainnya.
Menurut Carrol tanggung jawab sosial,
dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu perusahaan bisnis perlu
mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi
bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat
cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.
Carroll
menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni
:
1.
Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi
masyarakat.
2.
Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan
oleh pemerintah
3.
Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum
mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
4.
Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat
sukarela.
Dari
keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai
sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung
jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya
yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
Terdapat
dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial, yaitu
sebagai berikut :
1.
Model Pemegang saham (Shareholder)
Pandangan
tentang tanggung jawab social yang menyebutkan bahwa sasaran organisasi yang
utama adalah memaksimalkan keuntungan bagi manfaat para pemegang saham. Lebih
spesifik lagi, apabila keuntungan meningkat, maka nilai saham perusahaan yang
dimiliki oleh pemegang saham akan meningkat juga.
2.
Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder)
Teori
tentang tanggung jawab social perusahaan yang mengatakan bahwa tanggung jawab
manajemen yang terpenting, kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya
memaksimalkan laba), dicapai dengan memuaskan keinginan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham).
Ada
beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR
sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
1.
Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang
berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang
dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas
jasa.
2.
Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi.
Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder
karena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
4.
Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam
lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.
.
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
1.
Strategi Reaktif
Kegiatan
bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab social. Contohnya,
perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu
yang menghubungkan konsumsi rokok dengan peluang penyakit kanker. Akan tetapi,
karena adanya peraturan pemerintah unuk mencantumkan bahaya rokok setiap iklan,
maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.
2.
Strategi Defensif
Strategi
defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait
dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri
atau menolak tanggung jawab sosial .Perusahaan yang menghindarkan
diri dari tanggung jawab limbah saja berargumen melalui pengacara yang
disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa
tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai ketika lokasi
perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain yang
beroperasi.
3.
Strategi Akomodatif
Strategi
Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal
tersebut.Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung
jawab sosial.contoh lainnya,perusahaan perusahaan besar pada era orde baru
dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil,
bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai
langakah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat
untuk lebih memperhatikan pengusaha kecil.
4.
Strategi Proaktif
Perusahaan memandang
bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk
memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan,
maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.Dalam jangka panjang
perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir
akan kehilangan pelanggan, justru akan berpotensi untuk menambah jumlah
pelanggan akibat citra positif yang disandangnya.Langkah yang dapat diambil
oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial,
misalnya dengan membuat khusus penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap
kegiatan sosial lingkungan masyarakat atau dengan membarikan pelatihan terhadap
masyarakat di sekitar lingkungan masyarakat.
.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1.
Manfaat bagi Perusahaan
Citra
Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan perushaan dalam
jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di masyarakat. Selain
membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama
masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik di masa yang akan
datang. Akibatnya ,perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang positif
setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja
dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga
dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat.
2.
Manfaat bagi Masyarakat
Selain
kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat
dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win
solution. Artinya terdapat kerjasama yang saling menguntungkan ke dua
pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang
mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sector perekonomian,
tetapi juga dlam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.
3.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki
partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab
sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang
menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan
memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang
mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar ke arah yang lebih
baikakan mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut.
Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota masyarakat, dalam hal
ini perusahaan atau organisasi bisnis.
ETIKA MANAJEMEN
Etika didefinisikan sebagai konsensus
mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau
profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan, keyakinan dan nilai
akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika Manajemen adalah standar
kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Selain etika,
dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal
berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah
tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para
pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap
negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam
suatu negara.
Selain faktor-faktor situasional seperti
pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang
diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan cirri-ciri keprobadian lainnya.
Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari
keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
Bidang Dasar Etika Manajerial
Etika
manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan
dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya. Walau etika dapat mempengaruhi
pekerjaan manajerial dengan banyak cara, ada 3 bidang dasar yang menjadi
perhatian khusus dari etika manajerial :
1.
Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
Upah
dan kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan kontroversi.
Fakta bahwa manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang layak
diterima karena manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau
tidak mau mengambil resiko kehilangan pekerjaannya jika protes, mungkin
dianggap tidak etis. Terakhir, setiap organisasi diwajibkan melindungi
kebebasan pribadi kayawannya.
2.
Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi
Sejumlah
persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan memperlakukan organisai
mereka. Konflik kepentingan muncul ketika suatu keputusan secara potensial
menguntungkan individu tetapi mungkin merugikan organisasi. Untuk menjaga praktik
seperti ini sebagian besar perusahaan melarang pembeli mereka untuk menerima
hadiah dari pemasok. Mengungkapkan rahasia perusahaan juga jelas tidak etis.
Karyawan yang bekerja di bisnis yang sangat kompetitif seperti elektronik,
software, pakaian, mungkin tergoda untuk menjual informasi mengenai rencana
perusahaan kepada competitor. Kejujuran juga masalah yang sering muncul
termasuk menggunakan telepon perusahaan untuk membuat panggilan interlokal
pribadi, mencuri perlengkapan kantor, dan menambahkan pengeluaran.
3.
Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain.
Agen-agen
ekonomi yang berkepentingan : konsumen, competitor, pemegang saham, pemasok,
dealer dan serikat tenaga kerja. Perilaku antara organisai dan agen-agen tsb
yang rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan, promosi, pengungkapan
financial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan,
penawaran dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya.
Nilai Personal sebagai standar Etika:
-
Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang
mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
-
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara
pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan
dengan segala kegiatan yang dilakukannya
-
Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai
terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang
terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih
sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang
berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang
memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Relativisme Moral:
Relativisme
Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, sosial
atau standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar
lainnya.
Ada
empat tipe relativisme :
1.
Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat
pribadi dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
2.
Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya
pada peran tersebut,
3.
Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang
menyertai norma-norma suatu kelompok.
4.
Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam
masyarakat tertentu.
Pendekatan Etika:
Ada
tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1.
Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan
akibat dari tindakan tersebut.
2.
Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak-hak dasar
yang harus dihormati dalam semua keputusan.
3.
Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil
dan tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual
dan bagi kelompok.
Berikut
adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
-
Pengawasan Kualitas atau Quality Control
-
Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
-
Konflik Kepentingan
-
Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
-
Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
-
Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
-
Pemecatan tenaga kerja
-
Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
-
Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
Upaya
Perwujudan dan Peningkatan Etika Manajemen:
-
Pelatihan etika
-
Advokasi etika
-
Kode Etik
-
Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lingkungan perusahaan ekternal
mencakup seluruh unsur-unsur yang berada di luar wilayah perusahaan yang
berpotensi mempengaruhi perusahaan. Linhkungan tersebut mencakup pesaing,
sumber daya, tegnologi, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, namun
tidak mencakup peristiwa-peristiwa yang ssngat tidak berkaitan sehingga
dampaknya dapt di abaikan.
Tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan
sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan,
norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab
sosial lainnya.
Etika Manajemen adalah standar
kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Selain etika,
dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal
berdasarkan agama atau filosofi. Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah
tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para
pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai-nilai budaya berbeda-beda untuk setiap
negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam
suatu negara.
B. KRITIK
& SARAN
Inilah hasil diskusi kelompok kami,
Mohon maaf apabila ada salah penulisan dari makalah kami. Kami sadar makalah
kami masih jauh dari kesempurnaan maka dari kami meminta kritik dan saran
apabila ada kesalahan. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kelompok kami dalam menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
1. DAFT
L RICHARD, 2010.
MANAJEMEN,SALEMBA EMPAT: JAKARTA
2. STEPHEN P. ROBBINS/MARY COULTER, 2009.MANAJEMEN:DKI
3. BURHANUDIN,2010.TEORI PERILAKU ORGANISASIONAL:JAKARTA
Komentar
Posting Komentar