PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana
OLEH
AHMAD MAWARDY
NIM: 1203027033
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
LEMBARAN PERSETUJUAN
PENGUKURAN KINERJA
KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Diajukan Oleh
AHMAD MAWARDY
NIM: 1203027033
Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 19 Mei 2016
Komisi Pembimbing:
Pembimbing I
|
Pembimbing II
|
Dr. Petrus E. de Rozari,
M.Si
NIP. 19630703 198901 1 001
|
Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM
NIP. 19620520 198901 2 002
|
Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis,
Drs. Abas Kasim, M.Si
NIP.19600414 198803 1 008
LEMBARAN PENGESAHAN
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI
ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
AHMAD
MAWARDY
NIM: 1203027033
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 19 Mei 2016 dan Dinyatakan “LULUS”
Dengan Predikat “SANGAT
MEMUASKAN”
1.
Dr. Petrus E. de
Rozari, M.Si (Ketua Tim) :
...................
NIP. 19630703 198901 1 001
2.
Dra. Wehelmina
M. Ndoen, MM (Anggota Tim) :
...................
NIP. 19600401 198810 1 001
3.
Christien C. Foenay, ST, SE, M.Si (Anggota
Tim) : ...................
NIP. 19720917 200501 2 001
Kupang, 19 Mei 2016
Dekan
Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
|
Ketua
Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis
|
Dr. Frans Gana,
M.Si
NIP. 19600614
198702 1 001
|
Drs. Abas Kasim,
M.Si
NIP. 19600414
198803 1 008
|
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Ku persembahkan Kepada :
1. ALLAH S.W.T atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tulisan ini.
2. Orang Tuaku yang tercinta Bapak Hamzah dan
Mama Supatni (alm) yang selama hidup selalu mendidik saya
agar menjadi pribadi yang baik dan mendoakan anak-anaknya selalu agar menjadi
anak yang sukses,
serta Kakak dan Adikku
Nur Hayati, Muhammad Arief, SriRahayu, Dedi Sugiantoro, dan Febi Jamiul Hasanah
yang selalu memberikan dorongan dan doanya. Serta untuk semua keluargaku
yang juga selalu mendukung dan mendoakan saya.
3. Sahabat-sahabat terbaikku : Ryo,
Mellisa, Andini, Asis, Frid, Edha, Ijal, Mersy, Nina, Ifa yang setia menemani, mendukung dan membantuku
selama ini.
4. Sahabat-sahabat
kelompok INKREASI. Terima
kasih untuk persahabatan kita.
5. Teman-teman angkatan: “ROMANT12”. Terima kasih
atas kebersamaan dan persahabatan kita.
6. Almamater Tercinta Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Sistem Du Pont Pada Industri Rokok
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Terselesainya
penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan baik moril maupun materil
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Nusa Cendana Bapak Prof.Ir
Fredrik L. Benu, MSi, Ph.D yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu
di Universitas Nusa Cendana.
2. Bapak Dr. Frans Gana M.si selaku Dekan dan
Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undana
Kupang.
3. Bapak Drs. Abas Kasim, M.Si selaku Ketua
Jurusan Administrasi Bisnis dan Bapak Drs J.B.B Hattu selaku Sekretaris Jurusan
Administrasi Bisnis serta Ibu Apriana H.J Fanggidae, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah banyak memberi bantuan, dorongan dan nasehat selama masa
perkuliahan hingga saat terakhir menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Dr. Petrus E.
de Rozari, M.Si
sebagai pembimbing I dan Ibu Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM sebagai pembimbing II,
yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga guna membimbing serta
memberikan koreksi dalam penulisan hingga penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Oktofianus N. Pau, MM, MAB, Bapak
Drs. Beatus Bala,
M.AB dan Ibu Christien Foenay, ST, SE, M.Si selaku calon penguji pada seminar proposal
yang telah banyak memberikan masukan usul saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan proposal dan hasil penelitian.
6. Bapak/IbuDosen FISIP Undana khususnya Dosen
Jurusan Administrasi Bisnis yang telah mendidik dan membekali penulis dengan
pengetahuan yang berharga.
7. Pacar
tercinta yang selalu mendoakan saya, semoga cepat dipertemukan.
8. Seluruh kawan-kawan “Romantis12” yang selalu sama-sama saling
mendoakan dan
mendukung dalam penyusunan skripsi.
9. Kawan KKN Desa Meotroy.
Secara khusus penulis
mengucapkan terimakasih kepada keluargaku, Bapa, Mama, Nur, Arif, Ayu, Dedi,
dan Febi, atas segala doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa sebagai insan yang
berkekurangan dan keterbatasan ilmu, diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Atas semua
jasa dan bantuannya diucapkan terimakasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Kasih dan
Sumber Berkat membalas budi baik semua pihak yang telah membantu.
Kupang, April 2016
Penulis
ABSTRAK
“ PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA
INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Ahmad Mawardy dibimbing Oleh Dr. Petrus E. De
Rozari, M.Si dan Dra.
Wehelmina M. Ndoen, MM
Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Sistem Du Pont pada industri
rokok yang terdaftar di BEI. Penelitian ini mengambil sampel secara Purposive sehingga diperoleh tiga dari
empat perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Gudang Garam, Tbk, PT H.M Sampoerna, Tbk dan PT
Bentoel Internasional Investama, Tbk. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi berupa data laporan keuangan, yaitu
Neraca dan Laba-Rugi tahun 2010-2014 yang diperoleh
dari website Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang dipakai yakni
deskriptif kuantitatif.
Hasil perhitungan
menunjukkan selama lima tahun dengan menggunakan Sistem Du Pont, maka dapat disimpulkan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dilihat
rata-rata dari tahun ke tahun ROI, NPM, dan TATO yang selalu mengalami
peningkatan dibandingkan PT. Gudang Garam Tbk dan PT.
Bentoel Internasional Investama Tbk. Namun dilihat dari rata-rata perusahaan per
tahun ROI, NPM dan TATO, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk juga yang memiliki
kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam Tbk dan PT.
Bentoel Internasional Investama Tbk, dimana ROI yang dipengaruhi NPM dan TATO
cenderung menurun dan berada di bawah rata-rata industri.
Setelah didapatkan hasil maka, disarankan kepada pihak perusahaan untuk memperbesar ROI maka
diperlukan peningkatan nilai NPM dan TATO. Cara meningkatkan NPM yaitu dengan
melakukan efisiensi biaya-biaya operasional dengan jalan optimalisasi sumber
daya yang dimiliki baik dari mesin, tenaga kerja, peralatan, maupun bahan baku.
Agar dapat memperbesar nilai TATO adalah dengan cara mengelola aktiva yang
dimiliki perusahaan baik secara efektif maupun efisien, sehingga akan meningkatkan
penjualan bersih.
Kata Kunci : Sistem Du Pont,
Return On Investment, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over.
ABSTRACT
"FINANCIAL PERFORMANCE MEASUREMENT WITH DU PONT SYSTEM IN CIGARETTE
INDUSTRIES THAT LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE"
Ahmad Mawardy
guided by Dr. Petrus E. De Rozari, M.Si and Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM
This study aimed to measure the financial performance
of companies using Du Pont System in cigarette industries that listed in
Indonesia Stock Exchange. It purposively subtracted samples thus obtained three
of the four tobacco companies listed on the Stock Exchange, which were PT
Gudang Garam Tbk, PT H.M Sampoerna Tbk, and PT Bentoel International Investama
Tbk. Data collection techniques in this study was documentation in the form of
financial statement data, ie Balance Sheet and Profit and Loss in 2010-2014
that obtained from the website of the Stock Exchange. In the other hand, data
analysis techniques used quantitative descriptive method.
The calculations showed that in the duration of five
years using Du Pont System, it can be concluded that PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk had better financial performance from the observation of average
ROI year to year, NPM, and TATO that always increased in comparison with PT.
Gudang Garam Tbk and PT. Bentoel International Investama Tbk. Moreover, if we
took a look at the company's average per year ROI, NPM and TATO, PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk also had better financial performance than PT. Gudang
Garam Tbk and PT. Bentoel International Investama Tbk, where its ROI was
affected by NPM and TATO that tended to decline and were below the industry
average.
After did some observations, it is suggested to the
company that in order to increase the ROI, it needs to increase the value of
NPM and TATO. To improve the NPM, the company is sugested to apply operational
costs efficiency projects by optimizing the available resources both from the
machine, labor, equipment, and raw materials. While for TATO, manage the assets
of the company both effectively and efficiently is necessary, so that net sales
hoped to be increased.
Keywords : Du
Pont System,
Return On Investment, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Lembar Persetujuan………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan………………………………………………………. ii
Persembahan………………………………………………………… iii
Kata Pengantar……………………………………………………... . iv
Abstrak……………………………………………………………… v
Abstract……………………………………………………………... vi
Daftar Isi…………………………………………………………….. vii
Daftar Tabel…………………………………………………………. viii
Daftar Gambar………………………………………………………. ix
Daftar Lampiran……………………………………………………... x
Persembahan………………………………………………………… iii
Kata Pengantar……………………………………………………... . iv
Abstrak……………………………………………………………… v
Abstract……………………………………………………………... vi
Daftar Isi…………………………………………………………….. vii
Daftar Tabel…………………………………………………………. viii
Daftar Gambar………………………………………………………. ix
Daftar Lampiran……………………………………………………... x
Motto……………………………………………………………….. . xi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………. 8
1.3.Tujuan dan Manfaat
Penelitian……………………………………….. 8
1.3.1. Tujuan Penelitian………………………….………………… 8
1.3.2. Manfaat
Penelitiaan………………………….…………….... 9
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KajianTeoritis………………………………………………………….. 10
2.1.1 Laporan Keuangan…………………………………………………. 10
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan………………………………………... 16
2.1.3 Kinerja Keuangan…………………………………………….......... 18
2.1.4 Analisis Du Pont System………….……………………………... 20
2.1.1 Laporan Keuangan…………………………………………………. 10
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan………………………………………... 16
2.1.3 Kinerja Keuangan…………………………………………….......... 18
2.1.4 Analisis Du Pont System………….……………………………... 20
2.2 Kajian Empirik……………………………………………....…….
28
2.3 Kerangka Berpikir……………………………………….………... 29
2.3 Kerangka Berpikir……………………………………….………... 29
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian……………………………………………………….... 32
3.2 Jenis Data dan Sumber Data………………………………………… 32
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………………….. 33
3.4 Populasi dan Sampel………………………………………………….... 34
3.5 Definisi Operasional Variabel……………………………………..…… 35
3.2 Jenis Data dan Sumber Data………………………………………… 32
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………………….. 33
3.4 Populasi dan Sampel………………………………………………….... 34
3.5 Definisi Operasional Variabel……………………………………..…… 35
3.6
Teknik Analisis Data…………………………………………..……….. 36
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Lokasi Penelitian…………………………………… 39
4.1.1 PT Gudang Garam, Tbk……………………………………… ... 39
4.1.1 PT Gudang Garam, Tbk……………………………………… ... 39
4.1.2 PT H.M Sampoerna, Tbk……………………………………………. 42
4.1.3 PT Bentoel Internasional Investama…………………………………. 45
4.1.4
Secara Umum Struktur Organisasi Perusahaan Rokok……………… 46
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………………… 51
4.2.1 Perhitungan
Net
Profit Margin atau Margin Laba Bersih…………… 52
4.2.2 Perhitungan Total Asset Turn Over atau Perputaran Aktiva………… 62
4.2.3 Perhitungan ROI Du Pont……………………………………………….. 73
4.2.4 Rata-Rata Perhitungan Sistem Du Pont……………………………….... 78
4.2.2 Perhitungan Total Asset Turn Over atau Perputaran Aktiva………… 62
4.2.3 Perhitungan ROI Du Pont……………………………………………….. 73
4.2.4 Rata-Rata Perhitungan Sistem Du Pont……………………………….... 78
4.2.5 Posisi Market Share
Perusahaan rokok................................................ 89
4.3 Implementasi
Perhitungan Sistem Du Pont............................................. 90
4.4
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi…………………………………… 91
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….…. .94
5.2 Saran……………………………………………………………………..97
5.2 Saran……………………………………………………………………..97
DaftarPustaka ……………………………………………………….………99
Lampiran……………………………………………………………………102
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perkembangan Usaha GGRM, HMSP, dan RMBA
Perriode 2010-2014…................5
2. Bagan Du
Pont untuk Pengendalian Divisi.................................................................26
3. Laba Bersih Setelah Pajak GGRM, HMSP, dan RMBA
Perriode 2010-2014….......53
4. Perkembangan Laba Setelah Pajak GGRM, HMSP, dan RMBA
Perriode 2010-2014...............................................................................................................................54
5. Net
Profit Margin GGRM, HMSP, dan
RMBA Perriode 2010-2014…….................59
6. Perkembangan Net Profit Margin GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014...............................................................................................................................60
7. Total Aset GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode
2010-2014…….............................64
8. Perkembangan Total Aset GGRM, HMSP, dan RMBA
Perriode 2010-2014............65
9. Perputaran Aktiva GGRM, HMSP, dan RMBA
Perriode 2010-2014........................70
10.
Perkembangan
Perputaran Aktiva GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014…...........................................................................................................................71
11.
ROI Du Pont GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode
2010-2014..……………..........74
12.
Perkembangan
ROI Du Pont GGRM, HMSP, dan RMBA
Perriode 2010-2014…...75
13.
Rata-Rata
Perhitungan Sistem Du Pont............................…….………………...…..78
14. Bagan ROI Du Pont GGRM…...............................………………………................86
15. Bagan ROI Du
Pont HMSP........................................................................................87
16. Bagan ROI Du
Pont RMBA......................................................….............................88
17. Posisi
Market Share Pada Perusahaan
Rokok.............................................................89
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Alur Kerangka Berpikir …………………………........................ 31
2. Grafik Perkembangan Laba Setelah Pajak GGRM Periode 2010-2014.............. 55
3. Grafik Perkembangan Laba Setelah Pajak HMSP Periode 2010-2014............ 56
4. Grafik Perkembangan Laba Setelah Pajak RMBA Periode 2010-2014.............. 57
5. Grafik Perkembangan Net Profit Margin GGRM, HMSP, dan RMBA Periode 2010-2014......................................................................................................................61
6. Grafik Perkembangan Total Aset GGRM Periode 2010-2014 …....................... 66
7. Grafik Perkembangan Total Aset HMSP Periode 2010-2014 ………................ 67
8. Grafik Perkembangan Total Aset RMBA Periode 2010-2014 ………......... 68
9. Grafik Perkembangan Total Asset Turn Over GGRM, HMSP, dan RMBA Periode 2010-2014............................................................................................................ 72
10.
Grafik
Perkembangan ROI Du Pont GGRM, HMSP,
dan RMBA Periode 2010-2014…................................................................................................................ 76
DAFTAR LAMPIRAN
- Surat Ijin Penelitian
- Laporan Aset
Lancar GGRM, HMSP dan RMBA
- Laporan Total
Biaya GGRM, HMSP dan RMBA
- Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Gudang
Garam, Tbk 2010-2014
- Laporan Keuangan Kosolidasian PT. H.M
Sampoerna, Tbk 2010-2014
- Laporan Keuangan Konsolidasian PT.
Bentoel I.I, Tbk 2010-2014
- Daftar Riwayat Hidup
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah ada kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan
yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
(QS :
Al-Insyirah ayat 6-8)
“jangan sekali-kali meremehkan diri sendiri. Karena jika kamu tidak
bahagia dengan hidupmu, cari tahu dan perbaiki apa yang salah, kemudian
teruslah melangkah”
(Ahmad Mawardy)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan
banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga
mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi
sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai laba yang tinggi dalam jangka panjang
bisa terwujud.
Suatu perusahaan tentu memerlukan modal untuk dapat menjalankan kegiatan
operasionalnya. Modal tersebut dapat merupakan modal sendiri (pemilik) maupun
modal asing yang berasal dari investor. Seorang investor, sebelum memutuskan
untuk menanamkan modalnya atau menarik modal yang telah mereka tanam pada suatu
perusahaan, pasti akan menilai terlebih dahulu bagaimana kinerja perusahaan
tersebut, baik dari aspek keuangan, manajemen, maupun sumber daya manusia di
dalamnya. Kinerja keuangan perusahaan sebagai salah satu penilaian yang
dibutuhkan investor sebelum melakukan investasi, dapat dilihat dari data-data
akuntansi milik perusahaan tersebut yang telah dilaporkan dalam bentuk laporan
keuangan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka akan semakin
membuka peluang investor untuk mengivestasikan dananya.
Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi
yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa.
Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang. (Sawir, 2001:2). Laporan ini
merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengetahui kinerja dan menilai perkembangan yang dicapai perusahaan. Dari
laporan keuangan diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka akan semakin
membuka peluang investor untuk mengivestasikan dananya.
Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan analisa laporan keuangan,
yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai dan memperoleh
informasi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya sebagai dasar
pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah
data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. (Van
Horne & Waschowicz, 2012; 154)
Penilaian kinerja keuangan selain diperlukan oleh investor sebagai pihak
ekstern, juga bermanfaat bagi manajemen perusahaan sebagi pihak intern. Pihak
intern perlu melakukan penilaian untuk dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan mereka yang nantinya
berpengaruh pada pengambilan keputusan. Melalui penilaian kinerja keuangan,
akan dapat dilakukan estimasi atas risiko yang dihadapi dan potensi yang dapat
diperoleh perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penilaian tersebut juga
dapat menjadi tolak ukur prestasi perusahaan untuk diperbandingkan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan.
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan dapat dilihat
dari performa perusahaan, artinya analisis terhadap laporan keuangan merupakan
cara yang tepat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan. Dengan
menganalisis laporan keuangan, pada akhirnya dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan. Hal
ini tentu saja sangat membantu pihak manajemen perusahaan untuk mengambil
keputusan yang rasional dengan bantuan analisis-analisis tersebut.
Ada beberapa teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan
keuangan, diantaranya adalah analisis nilai tambah pasar (Market
Value Added/ MVA), analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/ EVA) dan Balance
Score Card / BSC, analisis Capital
Asset, Management, Equity, and Liquidity (CAMEL)
dan Du Pont System (Warsono, 2003:24).
Analisis Du Pont System ini bersifat
menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan
aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
“Analisis Du Pont adalah suatu
metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat
pengembalian ekuitas.” (Keown, dkk, 2008:88). Analisis Du Pont dikembangkan oleh Du
Pont Company. Sistem ini memberikan gambaran faktor-faktor yang saling
berhubungan dan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas investasi suatu
perusahaan (ROI) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yaitu marjin laba
bersih, perputaran total aktiva dan tingkat hutang suatu perusahaan.
Du Pont System merupakan cara tersendiri
dalam menganalisa laporan keuangan dengan pendekatan terpadu menggunakan rasio
keuangan. Analisa Du Pont
menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan marjin laba, dan menunjukkan bagaimana
rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva
yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin
laba perusahaan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva.
PT. Gudang Garam, Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk, dan PT.
Bentoel International Investama, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri rokok yang memproduksi berbagai macam jenis rokok harus
berupaya untuk meningkatkan pendapatan serta laba dari berbagai produk yang di
keluarkan serta melihat bagaimana tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
Industri rokok di Indonesia bermula
sejak tahun 1975 setelah sebelumnya Indonesia mengimpor kebutuhan rokoknya dari
negara luar.
Industri rokok merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia dengan
memiliki aset dan penjualan tinggi yang selalu mengalami pertumbuhan setiap
tahunnya, harga saham yang tinggi, tingkat fleksibilitas tinggi sehingga
tingkat risiko pun menjadi tinggi.
Keberadaan industri rokok di Indonesia saat ini masih terjadi pro dan
kontra. Di satu sisi, industri ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi
pemerintah melalui cukai rokok. Namun disisi lain, terdapat lembaga maupun
masyarakat yang mengkampanyekan untuk menghindari rokok dengan alasan
kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan himbauan
kepada masyarakat untuk tidak merokok namun, hal itu tidak mengurangi dan
menekan angka perokok di Indonesia. Peranan industri rokok dalam perekonomian Indonesia
saat ini terlihat semakin besar. Hal ini dapat kita lihat target dan realisasi
penerimaan cukai tahun 2010 sampai 2014 untuk seluruh wilayah di Indonesia. Pada
tahun 2010 target penerimaan Cukai sebesar Rp. 59,2 Triliun, realisasinya sebesar
Rp. 66,1 Triliun dengan pencapaian target sebesar 111,64%. Pada tahun 2011
target penerimaan Cukai sebesar Rp. 68 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 77 Triliun
dengan pencapaian target sebesar Rp. 113,12%. Pada tahun 2012 target penerimaan
Cukai sebesar Rp. 83,2 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 94,8 Triliun dengan
pencapaian target sebesar 113,87%. Pada tahun 2013 target penerimaan Cukai
sebesar Rp. 104,7 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 108,4 Triliun, dengan
pencapaian target sebesar 103,55%. Sedangkan pada pada tahun 2014 target
penerimaan cukai sebesar Rp. 117,4 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 118,1 Triliun,
dengan pencapaian target sebesar 100,52%. (www.beacukai.go.id).
Industri rokok disamping memberikan pemasukan yang signifikan bagi
pendapatan negara juga memberikan penghidupan yang begitu besar bagi
masyarakat. Jumlah pabrik rokok di Indonesia yang mencapai 4416 pabrik telah
menampung 6,1 juta tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini.
Dilihat dari pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, secara keseluruhan penyerapan
tenaga kerja industri rokok tumbuh sebesar 2,69 % per tahun. Berikut
perkembangan usaha dari ketiga perusahaan rokok yang disajikan dalam tabel 1.1
berikut:
Penjualan
(Rp. M)
|
Total Aset
(Rp. M)
|
Laba Bersih
(Rp. M)
|
||
GGRM
|
2010
|
35.779
|
30.741
|
4.214
|
2011
|
41.884
|
39.088
|
4.958
|
|
2012
|
49.028
|
41.509
|
4.068
|
|
2013
|
55.436
|
50.770
|
4.383
|
|
2014
|
65.185
|
58.220
|
5.395
|
|
HMSPA
|
2010
|
43.381
|
20.525
|
6.422
|
2011
|
52.856
|
19.376
|
8.064
|
|
2012
|
66.626
|
26.247
|
9.945
|
|
2013
|
75.025
|
27.404
|
10.818
|
|
2014
|
80.690
|
28.380
|
10.181
|
|
RMBA
|
2010
|
8.904
|
4.902
|
218
|
2011
|
10.070
|
6.333
|
305
|
|
2012
|
9.850
|
6.936
|
(323)
|
|
2013
|
12.274
|
9.232
|
(1.042)
|
|
2014
|
14.091
|
10.251
|
(2.279)
|
Tabel 1.1
Perkembangan Usaha
PT. Gudang Garam, Tbk, PT.
Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk, dan PT. Bentoel International Investama, Tbk
Perriode 2010-2014
Sumber Data:
http://www.idx.co.id
Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa perkembangan usaha pada tiga
perusahaan rokok tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014
walaupun peningkatannya tidak terlalu tinggi setiap tahunnya.
Pada tabel tersebut selama
periode 2010-2014 ada perusahaan yang mengalami kerugian selama 3 tahun
terakhir dan dilihat dari laba yang diperoleh juga oleh setiap perusahan selalu
mengalami fluktuasi.
Meskipun demikian, peneliti ingin mengetahui bagaimana kinerja keuangan
dari setiap perusahaan rokok dan membandingkan produk mana yang paling diminati
oleh konsumen sehingga menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi menggunakan
pendekatan Sistem Du Pont.
Berdasarkan uraian masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
ini dengan judul “Pengukuran Kinerja Keuangan
Perusahaan Dengan Sistem Du Pont Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
yaitu: “Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Sistem Du Pont pada industri rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
1.3 Tujuan dan
Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka
tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan kinerja
keuangan perusahaan pada industri rokok dengan Sistem Du Pont.
1.3.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat
penelitian ini antara lain:
a.
Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan
keuangan dalam menentukan kebijaksanaannya guna kemajuan perusahaan.
b.
Bagi Investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi pada perusahaan rokok yang memiliki prospek
yang cerah dan menguntungkan.
c.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi penulis yang ingin melakukan penelitian
dengan menggunakan Du Pont System,
dan atau melakukan penelitian pada PT Gudang Garam, Tbk, PT. Handjaya Mandala
Sampoerna, Tbk, dan PT. Bentoel International Investama, Tbk.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian
Teoritis
2.1.1
Laporan
Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akutansi Indonesia
No.1 (2004:2) dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara, misalnya laporan ekuitas atau laporan arus dana). Catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Menurut Rahardjo (2001:45) Laporan Keuangan adalah laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan
yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan, yaitu pemilik
perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau
lembaga keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akutansi Indonesia
dalam PSAK No.1 (2004:4) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tersebut bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Mamduh (2000:30) bahwa
pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor,
kreditor, dan pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang),
untuk membuat keputusan unvestasi, kredit, dan investasi semacam lainnya.
2.1.1.3 Komponen
Laporan Keuangan Lengkap
Menurut PSAK No.1 Paragraf 8 (Revisi 2009); laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:
a.
laporan posisi keuangan pada akhir periode;
Menurut PSAK No.1
Paragraf 52 (Revisi 2009): Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian
jumlah pos-pos berikut:
(a)
aset tetap;
(b)
properti investasi;
(c)
aset tidak berwujud;
(d)
aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang
disajikan pada (e),
(h)
dan (i);
(e)
investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
(f)
aset biolojik;
(g)
persediaan;
(h)
piutang dagang dan piutang lainnya;
(i)
kas dan setara kas;
(j)
total aset yang diklasifikasikan sebagai aset
yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
(k)
utang dagang dan terutang lainnya;
(l)
kewajiban diestimasi;
(m)
laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang
disajikan dalam (k) dan (l));
(o)
laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 46 ;
(p)
laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 46;
(q)
laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang
dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58;
(r)
kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian
dari ekuitas; dan
(s)
modal saham dan cadangan yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Menurut PSAK No.1
Paragraf 79, (Revisi 2009): Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan
beban yang diakui dalam satu periode:
(a) Dalam bentuk satu laporan laba rugi
komprehensif, atau
(b) Dalam bentuk dua laporan:
(i)
Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan
laba rugi terpisah); dan
(ii) Laporan yang dimulai dengan laba rugi
danmenunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan
komprehensif).
c.
laporan perubahan ekuitas selama periode;
Menurut PSAK No.1
Paragraf 107, (Revisi 2009): Perubahan ekuitas entitas di antara awal dan
akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama
periode. Kecuali untuk perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik (seperti kontribusi modal, akuisisi kembali
instrumen ekuitas entitas dan dividen) dan biaya transaksi yang secara langsung
berkaitan dengan tranksaksi tersebut, perubahankeseluruhan atas ekuitas selama
periode yang menggambarkan jumlah total pendapatan dan beban (termasuk
keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode
tersebut.
Menurut PSAK No.1
Paragraf 104, (Revisi 2009): Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas
yang menunjukkan:
(a) total laba rugi komprehensif selama suatu
periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;
(b) untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh
penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui
sesuai dengan PSAK 25;
(c) untuk setiap komponen ekuitas,
rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara
terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
(i)
laba rugi;
(ii) masing-masing pos pendapatan komprehensif
lain; dan
(iii) transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari
pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada
entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
d.
laporan arus kas selama periode;
Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
PSAK No. 2,(Revisi 2009).
Laporan
arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. PSAK No.2, Paragraf 10
(Revisi 2009).
e.
catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan
kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya;
Didalam PSAK No.1 Paragraf 111 (Revisi 2009) Catatan atas laporan keuangan:
(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf
115-122;
(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang
tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
(c) memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian
manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk
memahami laporan keuangan.
f.
laporan posisi keuangan pada awal periode
komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan,
atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.1.2
Analisis Laporan Keuangan
2.1.2.1
Pengertian dan Tujuan Analisis
laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa
menghubungkan elemen-elemen dari berbagai aktiva yang satu dengan yang lainnya,
elemen-elemen dari berbagai pasiva serta elemen dari aktiva dan pasiva akan
dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi / keadaan keuangan suatu perusahaan.
Guna memperoleh gambaran mengenai perkembangan financialya, suatu perusahaan memerlukan analisis / interpretasi
terhadap data keuangan pada perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Abdullah (2001:33) analisa
keuangan perusahaan merupakan kajian secara kritis, sistematis dan metodologis
terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan baik pada waktu
yang telah lalu, kondisi tahun berjalan maupun prediksi waktu yang akan datang.
Menurut Ridwan dan Inge (2003:128)
analisa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang ditujukan untuk
masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan/pemegang
saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan
secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa
dari laporan keuangan ini bersifat relatif karena didasarkan pada pengetahuan
dan menggunakan rasio atau nilai relatif.
Tujuan analisis laporan keuangan
sendiri menurut Rahardjo (2001:85) adalah untuk membantu pemakai dalam
memperkirakan masa depan dengan cara membandingkan, mengevaluasi, dan
menganalisis kecenderungan.
2.1.2.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Rahardjo (2001:88) ada tiga
teknik analisis yang sering digunakan, yaitu:
1.
Analisis Horisontal yaitu perbandingan data keuangan untuk periode dua
tahun atau lebih. Analisis horisontal sangat membantu karena menyajikan
perubahan antar tahun baik dalam bentuk nilai rupiah maupun prosentase.
2.
Analisis Vertikal yaitu laporan umum (commonzise
statement), dalam analisis ini komponen-komponen dalam laporan laba rugi
dan neraca dinyatakan dalam prosentase. Pada laporan laba rugi dipersentasekan
ke penjualan, sedangkan pada neraca dipersentasekan ke aktiva atau pasiva.
Besarnya persentase pada tahun yang dievaluasikan kemudian dibandingkan dengan
tahun yang sebelumnya.
3.
Analisis keuangan atau lebih dikenal sebagai analisis rasio, rasio
(perbandingan) dapat dilakukan untuk dan antar sepasang pos baik dalam neraca
maupun perhitungan laba rugi.
2.1.3 Kinerja Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dalam
menjalankan fungsinya mengelola dana perusahaan secara efektif dan efisien
selama periode tertentu.
Menurut Irham Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik
dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga
dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan atau program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran
organisasi. Itu berarti kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang
telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola
aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Rudianto (2013:189)
Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan salah
satu faktor yang penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui
serta mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan
aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Proses penilaian kinerja manajemen perusahaan,
merupakan salah satu kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan.
Untuk dapat melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di
bidang keuangan, informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan
yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan perusahaan. Dengan
mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab
permasalahan yang terjadi dalam perusahaan.
2.1.3.2
Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut
Rudianto (2013:188) adalah sebagai berikut:
a.
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan
efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.
b.
Membantu pegambilan keputusan yang bersangkutan
dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan.
d.
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai
bagaimana atasan mereka menilai kinerjanya.
e.
Menyediakan suatu dasar bagi distribusi
penghargan.
2.1.3.3
Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:187)
adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan umum penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematui standar dan
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan serta hasil
yang diinginkan.
b.
Tujuan berikutnya dari pengukuran kinerja adalah
untuk membantu menetapkan strategi.
2.1.4 Analisis Du
Pont System
2.1.4.1 Pengertian Analisis Du Pont System
Pada tahun 1920-an, DuPont Corporation mempelopori salah satu metoda analisa kinerja
perusahaan yang sampai dengan saat ini dikenal dengan nama Du Pont Analysis.
Du Pont
adalah nama perusahaan yang mengembangkan sistem ini, sehingga disebut sebagai
sistem Du Pont. Sistem Du Pont dan sistem rentabilitas ekonomis
mempunyai kemiripan sehigga kadang-kadang ditafsirkan sama. Oleh karena itu perlu
dipahami perbedaannya, yaitu pada sistem Du pont dalam menghitung Return On Investment (ROI) yang
didifinisikan sebagai laba adalah Laba Bersih, sedangkan dalam konsep
rentabilitas ekonomis laba yang dimaksud adalah laba sebelum biaya bunga dan
pajak.
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan
perusahaan adalah sistem Du Pont.
Analisis ini menggabungkan antara rasio aktivitas dengan profit marjin dan
menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan
profitabilitas yang dimiliki perusahaan (Rangkuti, 2004). Sistem Du Pont pada dasarnya digunakan untuk
dapat mengevaluasi efektifitas perusahaan dengan melihat bagaimana pengembalian
atas investasi perusahaan tersebut.
Analisis Du Pont System adalah analisis yang mencakup seluruh rasio
aktifitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana
rasio ini mempengaruhi profitabilitas. (Weston dan Bringham, 1994:152).
Menurut Weston & Copeland (1999) Analisis keuangan dengan menggunakan
System Du Pont menggabungkan rasio
aktivitas dan margin laba terhadap penjualan, dan bagaimana rasio-rasio tersebut
saling berinteraksi dalam menentukan profitabilitas dari aktiva. Menurut Syamsudin (2001:64) analisis
Du Pont System adalah ROI yang
dihasilkan melalui pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales
serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan
tersebut.
Menurut Husnan (1998) analisis Du Pont
System adalah menghitung Return On Invesment (ROI) yang didefinisikan
sebagai (Laba Bersih/total aktiva). Sedangkan menurut Atmaja (1995) Du Pont analysis memperlihatkan bagaimana
hutang, perputaran aktiva dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan
Return On Equity (ROE).
Dari keterangan diatas dapat
disimpulkan bahwa analisis Du Pont System
merupakan analisis yang mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas
penjualan untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Dari
analisis ini juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan. Yang dapat diuraikan dengan menggunakan analisis Du Pont adalah ROI (Rate Of Return
On Investment) yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang
diperoleh perusahaan dengan besarnya total aktiva perusahaan
(Soedoyono,1991:137).
Menurut Fahmi (2012: 98) Return on asset sering juga disebut sebagai Return
On Investment, karena ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan
investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau
ditempatkan.
Analisis ini biasanya digunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar. Diharapkan melalui Du Pon System, perusahaan pusat dapat menilai kinerja keuangan
divisi/ departemen/ pusat investasi berdasarkan ROI yang dicapai.
2.1.4.2 Keunggulan dan
Kelemahan Analisis Du Pont System
A.
Adapun keunggulan analisis Du Pont
System antara lain (Munawir, 2010:91-92):
1.
Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan
manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aset.
2.
Dapat membandingkan efisiensi penggunaan ekuitas pada perusahaannya
dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah
perusahaannya berada dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya.
3.
Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua beban dan
ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
4.
Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan.
5.
Dapat digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan
perencanaan.
B.
Sedangkan kelemahan dari analisis Du
Pont System adalah (Harahap, 1998:341):
1.
ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang
sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.
2.
Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan
perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan
yang memuaskan.
2.1.4.3 Komponen Analisis Du Pont
Menurut Harahap (1998) Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont terdapat beberapa komponen yang
digunakan, antara lain
1.
Return of Investment (ROI)
Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset
terhadap laba bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar harta total
dimanfaatkan atau digunakan untuk mendapatkan keuntungan.
2.
Margin Laba Bersih
Perbandingan ini menunjukkan seberapa besar total penjualan yang
dilakukan merupakan laba bersih yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
3.
Total Asset Turnover
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume
penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan
penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
4.
Laba Bersih
Laba Bersih adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan setelah dikurangi
dengan pajak.
5.
Penjualan
Merupakan arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu equity atau
penyelesaian kewajiban dari equity atau gabungan keduanya selama periode
tertentu yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atas
pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang
berjalan.
6.
Total Biaya
Total biaya merupakan arus keluar aktiva, penggunaan aktiva, atau
munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang
disebabkan oleh pengiriman barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan, meliputi Harga Pokok
penjualan, Biaya Penjualan, bunga dan pajak.
7.
Total Aset
Total aset adalah total harta yang dimiliki oleh perusahaan yang berperan
dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang
tak berwujud, dan lain lain.
8.
Aktiva Lancar
Aktiva lancar disini meliputi kas, bank, piutang dagang, efek,
persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
9.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, sifatnya
permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang
serta mempunyai nilai cukup material.
Selanjutnya
dapat dilihat pada Bagan Du Pont System
berikut ini:
Bagan Du Pont Untuk
Pengendalian Divisi
Margin Laba
|
ROI
|
Penjualan
|
Penjualan
|
Harga Pokok
Penjualan
|
Biaya Penjualan
|
Biaya Administrasi
|
Laba Bersih
|
Bunga
|
Pajak
|
Penjualan
|
Kas
|
Total Biaya
|
Perputaran total aktiva
|
Total aktiva
|
Aktiva Lancar
|
Aktiva Tetap
|
Bank
|
Piutang
|
Persediaan
|
Dikali
|
Dibagi
|
Dibagi
|
Ditambah
|
Dikurangi
|
Sumber: Weston dan Copeland, 1999
Bagan Du Pont adalah bagan
yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara pengembalian atas
investasi, perputaran aktiva dan margin laba. (Weston dan Brigham, 1990:307). Du pont tersebut merupakan uraian dari
skema ROI, yang merupakan rasio antara laba yang diperoleh perusahaan dengan
besarnya perputaran aktiva perusahaan. Perputaran total aktiva didefinisikan
sebagai hasil bagi antara penjualan dengan total aktiva, sedangakan margin laba
didefinisikan sebagai rasio antara laba bersih dengan hasil penjualan
(Soediyono, 1991:149). Selanjutnya total aktiva didefinisikan sebagai penjumlahan antara
aktiva lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba bersih didapatkan dari
pengurangan antara penjualan dan total biaya (Soediyono,1991:149).
2.2 Kajian Empirik
Penelitian yang dilakukan oleh Theresia Devi Selviana
Simarangkir (2012) dalam skripsinya yang
berjudul “Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont pada PT Golden Aqua Mississippi,
Tbk Dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang Terdaftar di BEI pada
Tahun 2007-2009”. Dari hasil penelitian tersebut bahwa: Hasil perhitungan
dengan menggunakan Du Pont System
(ROI) diperoleh informasi bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk yang mampu
menghasilkan ROI yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ini
berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin
baik.Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang dapat diberikan kepada
perusahaan tersebut adalah agar perusahaan harus bisa mempertahankan keadaan
yang sudah baik dan berusaha meningkatkan penjualan dan menekan biaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Prasetyaning
Putri (2015) dengan skripsinya yang berjudul “Penerapan Du Pont System Untuk Mengukur Profitabilitas perusahaan (Studi pada
Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di BEI)”. Dari hasil penelitian tersebut
bahwa Du Pont (ROI) untuk perusahaan
PT Akasha Wira International Tbk yang mampu menghasilkan ROI tertinggi (12,23%)
dibandingkan perusahaan makanan dan minuman lainnya, yaitu PT Mayora Indah Tbk
(10,09%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (7,89%), PT Siantar TOP Tbk (6,48%),
dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (4,83%).
Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan
sekarang adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan Du Pont System dalam mengukur kinerja
keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara peneliti terdahulu dengan
peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber data yang digunakan dan
periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya bergerak di bidang
industri manufaktur Food and Beverages, sedangkan penelitian sekarang pada
perusahaan penghasil rokok.
2.3 Kerangka Berpikir
Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan oleh manajemen perlu
dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi keuangan, perkembangan suatu
perusahaan, dan penilaian dari pencapaian perencaan yang ditetapkan. Analisis
laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan yang terdiri dari
neraca dan laporan perhitungan laba rugi yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia.
Analisis pada pos-pos neraca akan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan,
sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang
hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Analisis laporan keuangan yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan
Sistem Du Pont, pendekatan untuk
mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian investasi. Total asset
turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam
menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan
tertentu. Semakin besar total asset turnover maka semakin efisien perusahaan
dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva
dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva.
Net Profit Margin menunjukkan ukuran besarnya
laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar Net Profit Margin akan semakin menunjukkan
efisiensi perusahaan. Jika marjin laba bersih (Net Profit Margin) dikalikan dengan perputaran total aktiva (total
asset turnover) maka akan didapatkan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment).
Setelah laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan Sistem Du Pont akan diperoleh hasil analisis
yang menggambarkan kondisi keuangan setiap perusahaan. Hasil tersebut akan
dibandingkan satu dengan yang lain sehingga diperoleh perusahaan yang paling
berhasil memperoleh tingkat profitabilitas dan
pengembalian investasi.
Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Laporan Keuangan:
-
PT. Gudang Garam, Tbk
-
PT. H.M Sampoerna, Tbk
-
PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk
|
Pengukuran Sistem Du Pont:
-
Net Profit Margin (NPM)
-
Total Asset Turn Over (TATO)
-
Return On Investment (ROI)
|
Kinerja Keuangan
|
Gambar 2.2 Kerangka
Konseptual
Komentar
Posting Komentar