PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA










PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


OLEH
AHMAD MAWARDY
NIM: 1203027033


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016

LEMBARAN PERSETUJUAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Diajukan Oleh
AHMAD MAWARDY
NIM: 1203027033

Telah Disetujui  Untuk Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
Pada  Tanggal 19 Mei 2016

Komisi Pembimbing:
Pembimbing I
    Pembimbing II



Dr. Petrus E. de Rozari, M.Si
NIP. 19630703 198901 1 001
        Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM
       NIP. 19620520 198901 2 002




Mengetahui
 Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis,
           
                                   
 Drs. Abas Kasim, M.Si
NIP.19600414 198803 1 008


LEMBARAN PENGESAHAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


AHMAD MAWARDY
NIM: 1203027033

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 19 Mei 2016 dan Dinyatakan “LULUS
Dengan Predikat “SANGAT MEMUASKAN

1.             Dr. Petrus E. de Rozari, M.Si                (Ketua Tim)                 : ...................
NIP. 19630703 198901 1 001
2.             Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM          (Anggota Tim)            : ...................
NIP. 19600401 198810 1 001
3.             Christien C. Foenay, ST, SE, M.Si        (Anggota Tim)            : ...................
NIP. 19720917 200501 2 001


Kupang, 19 Mei 2016
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ketua
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis




Dr. Frans Gana, M.Si
NIP. 19600614 198702 1 001
Drs. Abas Kasim, M.Si
NIP. 19600414 198803 1 008


PERSEMBAHAN
            Skripsi ini Ku persembahkan Kepada :
1.      ALLAH S.W.T atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tulisan ini.
2.      Orang Tuaku yang tercinta Bapak Hamzah dan Mama Supatni (alm) yang selama hidup selalu mendidik saya agar menjadi pribadi yang baik dan mendoakan anak-anaknya selalu agar menjadi anak yang sukses, serta Kakak dan Adikku Nur Hayati, Muhammad Arief, SriRahayu, Dedi Sugiantoro, dan Febi Jamiul Hasanah yang selalu memberikan dorongan dan doanya. Serta untuk semua keluargaku yang juga selalu mendukung dan mendoakan saya.
3.      Sahabat-sahabat terbaikku : Ryo, Mellisa, Andini, Asis, Frid, Edha, Ijal, Mersy, Nina, Ifa yang setia menemani, mendukung dan membantuku selama ini.
4.      Sahabat-sahabat kelompok INKREASI. Terima kasih untuk persahabatan kita.
5.      Teman-teman angkatan: “ROMANT12”. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan kita.
6.      Almamater Tercinta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.







Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul  “Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Sistem Du Pont Pada Industri Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Terselesainya penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.   Rektor Universitas Nusa Cendana Bapak Prof.Ir Fredrik L. Benu, MSi, Ph.D yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Nusa Cendana.
2.   Bapak Dr. Frans Gana M.si selaku Dekan dan Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undana Kupang.
3.   Bapak Drs. Abas Kasim, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis dan Bapak Drs J.B.B Hattu selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis serta Ibu Apriana H.J Fanggidae, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak memberi bantuan, dorongan dan nasehat selama masa perkuliahan hingga saat terakhir menyelesaikan skripsi ini
4.   Bapak Dr. Petrus E. de Rozari, M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM sebagai pembimbing II, yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga guna membimbing serta memberikan koreksi dalam penulisan hingga penyempurnaan skripsi ini.
5.   Bapak Dr. Oktofianus N. Pau, MM, MAB, Bapak Drs. Beatus Bala, M.AB dan Ibu Christien Foenay, ST, SE, M.Si selaku calon penguji pada seminar proposal yang telah banyak memberikan masukan usul saran untuk perbaikan dan penyempurnaan proposal dan hasil penelitian.
6.   Bapak/IbuDosen FISIP Undana khususnya Dosen Jurusan Administrasi Bisnis yang telah mendidik dan membekali penulis dengan pengetahuan yang berharga.
7.   Pacar tercinta yang selalu mendoakan saya, semoga cepat dipertemukan.
8.   Seluruh kawan-kawan “Romantis12” yang selalu sama-sama saling mendoakan dan mendukung dalam penyusunan skripsi.
9.   Kawan KKN Desa Meotroy.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluargaku, Bapa, Mama, Nur, Arif, Ayu, Dedi, dan Febi, atas segala doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa sebagai insan yang berkekurangan dan keterbatasan ilmu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Atas semua jasa dan bantuannya diucapkan terimakasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Kasih dan Sumber Berkat membalas budi baik semua pihak yang telah membantu.


Kupang,    April 2016


Penulis









ABSTRAK
“ PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN SISTEM DU PONT PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Ahmad Mawardy dibimbing Oleh Dr. Petrus E. De Rozari, M.Si  dan Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Sistem Du Pont pada industri rokok yang terdaftar di BEI. Penelitian ini mengambil sampel secara Purposive sehingga diperoleh tiga dari empat perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Gudang Garam, Tbk, PT H.M Sampoerna, Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama, Tbk. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi berupa data laporan keuangan, yaitu Neraca dan Laba-Rugi tahun 2010-2014 yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang dipakai yakni deskriptif kuantitatif.
Hasil perhitungan menunjukkan selama lima tahun dengan menggunakan Sistem Du Pont, maka dapat disimpulkan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dilihat rata-rata dari tahun ke tahun ROI, NPM, dan TATO yang selalu mengalami peningkatan dibandingkan PT. Gudang Garam Tbk dan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. Namun dilihat dari rata-rata perusahaan per tahun ROI, NPM dan TATO, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk juga yang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam Tbk dan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk, dimana ROI yang dipengaruhi NPM dan TATO cenderung menurun dan berada di bawah rata-rata industri.
Setelah didapatkan hasil maka, disarankan kepada pihak perusahaan untuk memperbesar ROI maka diperlukan peningkatan nilai NPM dan TATO. Cara meningkatkan NPM yaitu dengan melakukan efisiensi biaya-biaya operasional dengan jalan optimalisasi sumber daya yang dimiliki baik dari mesin, tenaga kerja, peralatan, maupun bahan baku. Agar dapat memperbesar nilai TATO adalah dengan cara mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan baik secara efektif maupun efisien, sehingga akan meningkatkan penjualan bersih.
Kata Kunci : Sistem Du Pont, Return On Investment, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over.



ABSTRACT
"FINANCIAL PERFORMANCE MEASUREMENT WITH DU PONT SYSTEM IN CIGARETTE INDUSTRIES THAT LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE"
Ahmad Mawardy guided by Dr. Petrus E. De Rozari, M.Si and Dra. Wehelmina M. Ndoen, MM
This study aimed to measure the financial performance of companies using Du Pont System in cigarette industries that listed in Indonesia Stock Exchange. It purposively subtracted samples thus obtained three of the four tobacco companies listed on the Stock Exchange, which were PT Gudang Garam Tbk, PT H.M Sampoerna Tbk, and PT Bentoel International Investama Tbk. Data collection techniques in this study was documentation in the form of financial statement data, ie Balance Sheet and Profit and Loss in 2010-2014 that obtained from the website of the Stock Exchange. In the other hand, data analysis techniques used quantitative descriptive method.
The calculations showed that in the duration of five years using Du Pont System, it can be concluded that PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk had better financial performance from the observation of average ROI year to year, NPM, and TATO that always increased in comparison with PT. Gudang Garam Tbk and PT. Bentoel International Investama Tbk. Moreover, if we took a look at the company's average per year ROI, NPM and TATO, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk also had better financial performance than PT. Gudang Garam Tbk and PT. Bentoel International Investama Tbk, where its ROI was affected by NPM and TATO that tended to decline and were below the industry average.
After did some observations, it is suggested to the company that in order to increase the ROI, it needs to increase the value of NPM and TATO. To improve the NPM, the company is sugested to apply operational costs efficiency projects by optimizing the available resources both from the machine, labor, equipment, and raw materials. While for TATO, manage the assets of the company both effectively and efficiently is necessary, so that net sales hoped to be increased.
Keywords : Du Pont System, Return On Investment, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over.


DAFTAR ISI
                                                                                                                                        Halaman
Halaman Judul
Lembar Persetujuan……………………………………………………….   i
Lembar Pengesahan……………………………………………………….   ii
Persembahan…………………………………………………………          
 iii
Kata Pengantar……………………………………………………...           
.            iv
Abstrak………………………………………………………………         
  v
Abstract……………………………………………………………...           
 vi
Daftar Isi……………………………………………………………..         
 vii
Daftar Tabel………………………………………………………….         
 viii
Daftar Gambar……………………………………………………….         
  ix
Daftar Lampiran……………………………………………………...         
 x
Motto………………………………………………………………..            .           xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang………………………………………………………        1
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………….      8
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………..     8
1.3.1. Tujuan Penelitian………………………….…………………    8
1.3.2. Manfaat Penelitiaan………………………….……………....    9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KajianTeoritis…………………………………………………………..  10
2.1.1 Laporan Keuangan………………………………………………….    10
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan………………………………………...    16
2.1.3 Kinerja Keuangan……………………………………………
..........    18
2.1.4 Analisis Du Pont System………….……………………………...       20
2.2 Kajian Empirik……………………………………………....…….         28
2.3 Kerangka Berpikir……………………………………….………...
        29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………....  32
3.2 Jenis Data dan Sumber Data…………………………………………     32
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………………..            33
3.4 Populasi dan Sampel………………………………………………….... 34
3.5 Definisi Operasional Variabel……………………………………..…… 35
3.6 Teknik Analisis Data…………………………………………..……….. 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………… 39
4.1.1
PT Gudang Garam, Tbk……………………………………… ...         39
4.1.2 PT H.M Sampoerna, Tbk…………………………………………….  42
4.1.3 PT Bentoel Internasional Investama…………………………………. 45
4.1.4 Secara Umum Struktur Organisasi Perusahaan Rokok………………  46
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………………… 51
4.2.1 Perhitungan Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih……………     52
4.2.2
Perhitungan Total Asset Turn Over atau Perputaran Aktiva…………    62
4.2.3 Perhitungan
ROI Du Pont………………………………………………..    73
4.2.4 Rata-Rata
Perhitungan Sistem Du Pont………………………………....  78
4.2.5 Posisi Market Share Perusahaan rokok................................................  89
4.3 Implementasi Perhitungan Sistem Du Pont............................................. 90
4.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi……………………………………  91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….…. .94
5.2 Saran……………………………………………………………………
..97
DaftarPustaka ……………………………………………………….………99
Lampiran……………………………………………………………………102








DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                                    Halaman
1.    Perkembangan Usaha GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014…................5
2.    Bagan Du Pont untuk Pengendalian Divisi.................................................................26
3.    Laba Bersih Setelah Pajak GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014….......53
4.    Perkembangan Laba Setelah Pajak GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014...............................................................................................................................54
5.    Net Profit Margin GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014…….................59
6.    Perkembangan Net Profit Margin GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014...............................................................................................................................60
7.    Total Aset GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014…….............................64
8.    Perkembangan Total Aset GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014............65
9.    Perputaran Aktiva GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014........................70
10.              Perkembangan Perputaran Aktiva GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014…...........................................................................................................................71
11.              ROI Du Pont GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014..……………..........74
12.              Perkembangan ROI Du Pont GGRM, HMSP, dan RMBA Perriode 2010-2014…...75
13.              Rata-Rata Perhitungan Sistem Du Pont............................…….……………….....78
14.    Bagan ROI Du Pont GGRM...............................………………………................86
15.    Bagan ROI Du Pont HMSP........................................................................................87
16.    Bagan ROI Du Pont RMBA...................................................................................88
17.    Posisi Market Share Pada Perusahaan Rokok.............................................................89






DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                        Halaman
1.    Skema Alur Kerangka Berpikir …………………………........................ 31
2.    Grafik Perkembangan Laba Setelah Pajak GGRM Periode 2010-2014..............     55
3.    Grafik Perkembangan Laba Setelah Pajak HMSP Periode 2010-2014............         56
4.    Grafik Perkembangan Laba Setelah Pajak RMBA Periode 2010-2014..............      57
5.    Grafik Perkembangan Net Profit Margin GGRM, HMSP, dan RMBA Periode 2010-2014......................................................................................................................61
6.    Grafik Perkembangan Total Aset GGRM Periode 2010-2014 ….......................     66
7.    Grafik Perkembangan Total Aset HMSP Periode 2010-2014 ………................      67
8.    Grafik Perkembangan Total Aset RMBA Periode 2010-2014 ……….........            68
9.    Grafik Perkembangan Total Asset Turn Over GGRM, HMSP, dan RMBA Periode 2010-2014............................................................................................................           72
10.              Grafik Perkembangan ROI Du Pont GGRM, HMSP, dan RMBA Periode 2010-2014…................................................................................................................    76











DAFTAR LAMPIRAN
                                                                                                           
  1. Surat Ijin Penelitian
  2. Laporan Aset Lancar GGRM, HMSP dan RMBA
  3. Laporan Total Biaya GGRM, HMSP dan RMBA
  4. Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Gudang Garam, Tbk 2010-2014
  5. Laporan Keuangan Kosolidasian PT. H.M Sampoerna, Tbk 2010-2014
  6. Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Bentoel I.I, Tbk 2010-2014
  7. Daftar Riwayat Hidup













MOTTO
“Sesungguhnya sesudah ada kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.                                                                                      
(QS : Al-Insyirah ayat 6-8) 

jangan sekali-kali meremehkan diri sendiri. Karena jika kamu tidak bahagia dengan hidupmu, cari tahu dan perbaiki apa yang salah, kemudian teruslah melangkah
                                                        (Ahmad Mawardy)






BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai laba yang tinggi dalam jangka panjang bisa terwujud.
Suatu perusahaan tentu memerlukan modal untuk dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Modal tersebut dapat merupakan modal sendiri (pemilik) maupun modal asing yang berasal dari investor. Seorang investor, sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya atau menarik modal yang telah mereka tanam pada suatu perusahaan, pasti akan menilai terlebih dahulu bagaimana kinerja perusahaan tersebut, baik dari aspek keuangan, manajemen, maupun sumber daya manusia di dalamnya. Kinerja keuangan perusahaan sebagai salah satu penilaian yang dibutuhkan investor sebelum melakukan investasi, dapat dilihat dari data-data akuntansi milik perusahaan tersebut yang telah dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka akan semakin membuka peluang investor untuk mengivestasikan dananya.  
Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang. (Sawir, 2001:2). Laporan ini merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja dan menilai perkembangan yang dicapai perusahaan. Dari laporan keuangan diperoleh berbagai informasi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka akan semakin membuka peluang investor untuk mengivestasikan dananya.
Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan analisa laporan keuangan, yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai dan memperoleh informasi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan pemakainya sebagai dasar pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. (Van Horne & Waschowicz, 2012; 154)
Penilaian kinerja keuangan selain diperlukan oleh investor sebagai pihak ekstern, juga bermanfaat bagi manajemen perusahaan sebagi pihak intern. Pihak intern perlu melakukan penilaian untuk dapat mengetahui bagaimana  kinerja perusahaan mereka yang nantinya berpengaruh pada pengambilan keputusan. Melalui penilaian kinerja keuangan, akan dapat dilakukan estimasi atas risiko yang dihadapi dan potensi yang dapat diperoleh perusahaan di masa mendatang. Selain itu, penilaian tersebut juga dapat menjadi tolak ukur prestasi perusahaan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung  suatu laporan keuangan. Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan dapat dilihat dari performa perusahaan, artinya analisis terhadap laporan keuangan merupakan cara yang tepat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan, pada akhirnya dapat  diketahui kondisi keuangan perusahaan. Hal ini tentu saja sangat membantu pihak manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang rasional dengan bantuan analisis-analisis tersebut.
Ada beberapa teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, diantaranya adalah analisis nilai tambah pasar (Market Value Added/ MVA), analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/ EVA) dan Balance Score Card / BSC, analisis Capital Asset, Management, Equity, and Liquidity (CAMEL) dan Du Pont System (Warsono, 2003:24). Analisis Du Pont System ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
“Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas.” (Keown, dkk, 2008:88). Analisis Du Pont dikembangkan oleh Du Pont Company. Sistem ini memberikan gambaran faktor-faktor yang saling berhubungan dan berpengaruh pada tingkat pengembalian atas investasi suatu perusahaan (ROI) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yaitu marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan tingkat hutang suatu perusahaan.  
Du Pont System merupakan cara tersendiri dalam menganalisa laporan keuangan dengan pendekatan terpadu menggunakan rasio keuangan. Analisa Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan marjin laba, dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba perusahaan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva.
PT. Gudang Garam, Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk, dan PT. Bentoel International Investama, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok yang memproduksi berbagai macam jenis rokok harus berupaya untuk meningkatkan pendapatan serta laba dari berbagai produk yang di keluarkan serta melihat bagaimana tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
Industri rokok di Indonesia bermula sejak tahun 1975 setelah sebelumnya Indonesia mengimpor kebutuhan rokoknya dari negara luar. Industri rokok merupakan salah satu industri terbesar di Indonesia dengan memiliki aset dan penjualan tinggi yang selalu mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, harga saham yang tinggi, tingkat fleksibilitas tinggi sehingga tingkat risiko pun menjadi tinggi.
Keberadaan industri rokok di Indonesia saat ini masih terjadi pro dan kontra. Di satu sisi, industri ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah melalui cukai rokok. Namun disisi lain, terdapat lembaga maupun masyarakat yang mengkampanyekan untuk menghindari rokok dengan alasan kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk tidak merokok namun, hal itu tidak mengurangi dan menekan angka perokok di Indonesia. Peranan industri rokok dalam perekonomian Indonesia saat ini terlihat semakin besar. Hal ini dapat kita lihat target dan realisasi penerimaan cukai tahun 2010 sampai 2014 untuk seluruh wilayah di Indonesia. Pada tahun 2010 target penerimaan Cukai sebesar Rp. 59,2 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 66,1 Triliun dengan pencapaian target sebesar 111,64%. Pada tahun 2011 target penerimaan Cukai sebesar Rp. 68 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 77 Triliun dengan pencapaian target sebesar Rp. 113,12%. Pada tahun 2012 target penerimaan Cukai sebesar Rp. 83,2 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 94,8 Triliun dengan pencapaian target sebesar 113,87%. Pada tahun 2013 target penerimaan Cukai sebesar Rp. 104,7 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 108,4 Triliun, dengan pencapaian target sebesar 103,55%. Sedangkan pada pada tahun 2014 target penerimaan cukai sebesar Rp. 117,4 Triliun, realisasinya sebesar Rp. 118,1 Triliun, dengan pencapaian target sebesar 100,52%. (www.beacukai.go.id).
Industri rokok disamping memberikan pemasukan yang signifikan bagi pendapatan negara juga memberikan penghidupan yang begitu besar bagi masyarakat. Jumlah pabrik rokok di Indonesia yang mencapai 4416 pabrik telah menampung 6,1 juta tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Dilihat dari pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, secara keseluruhan penyerapan tenaga kerja industri rokok tumbuh sebesar 2,69 % per tahun. Berikut perkembangan usaha dari ketiga perusahaan rokok yang disajikan dalam tabel 1.1 berikut:









Penjualan
(Rp. M)
Total Aset
(Rp. M)
Laba Bersih
(Rp. M)
GGRM
2010
35.779
30.741
4.214
2011
41.884
39.088
4.958
2012
49.028
41.509
4.068
2013
55.436
50.770
4.383
2014
65.185
58.220
5.395
HMSPA
2010
43.381
20.525
6.422
2011
52.856
19.376
8.064
2012
66.626
26.247
9.945
2013
75.025
27.404
10.818
2014
80.690
28.380
10.181
RMBA
2010
8.904
4.902
218
2011
10.070
6.333
305
2012
9.850
6.936
(323)
2013
12.274
9.232
(1.042)
2014
14.091
10.251
(2.279)
Tabel 1.1
Perkembangan Usaha
PT. Gudang Garam, Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk, dan PT. Bentoel International Investama, Tbk Perriode 2010-2014
Sumber Data: http://www.idx.co.id
Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa perkembangan usaha pada tiga perusahaan rokok tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014 walaupun peningkatannya tidak terlalu tinggi setiap tahunnya.
            Pada tabel tersebut selama periode 2010-2014 ada perusahaan yang mengalami kerugian selama 3 tahun terakhir dan dilihat dari laba yang diperoleh juga oleh setiap perusahan selalu mengalami fluktuasi.
Meskipun demikian, peneliti ingin mengetahui bagaimana kinerja keuangan dari setiap perusahaan rokok dan membandingkan produk mana yang paling diminati oleh konsumen sehingga menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi menggunakan pendekatan Sistem Du Pont.
Berdasarkan uraian masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Sistem Du Pont Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2       RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu: “Bagaimana kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Sistem Du Pont pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
1.3       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka  tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan kinerja keuangan perusahaan pada industri rokok dengan Sistem Du Pont.



1.3.2    Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
a.                   Bagi Perusahaan 
Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan keuangan dalam menentukan kebijaksanaannya guna kemajuan perusahaan. 
b.                  Bagi Investor 
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan rokok yang memiliki prospek yang cerah dan menguntungkan. 
c.                   Bagi Peneliti Selanjutnya 
Sebagai bahan referensi bagi penulis yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan Du Pont System, dan atau melakukan penelitian pada PT Gudang Garam, Tbk, PT. Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk, dan PT. Bentoel International Investama, Tbk.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1              Kajian Teoritis
2.1.1        Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akutansi Indonesia No.1 (2004:2) dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya laporan ekuitas atau laporan arus dana). Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Rahardjo (2001:45) Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau lembaga keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akutansi Indonesia dalam PSAK No.1 (2004:4) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tersebut bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Mamduh (2000:30) bahwa pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditor, dan pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk membuat keputusan unvestasi, kredit, dan investasi semacam lainnya.
2.1.1.3 Komponen Laporan Keuangan Lengkap
Menurut PSAK No.1 Paragraf 8 (Revisi 2009); laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini: 
a.                   laporan posisi keuangan pada akhir periode; 
Menurut PSAK No.1 Paragraf 52 (Revisi 2009): Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
(a)      aset tetap;
(b)     properti investasi;
(c)      aset tidak berwujud;
(d)     aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e),
(h)  dan (i);
(e)      investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
(f)      aset biolojik;
(g)     persediaan;
(h)     piutang dagang dan piutang lainnya;
(i)       kas dan setara kas;
(j)       total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
(k)     utang dagang dan terutang lainnya;
(l)       kewajiban diestimasi;
(m)   laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));
(o)     laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46 ;
(p)     laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
(q)     laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
(r)       kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
(s)      modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.




b.                  Laporan laba rugi komprehensif selama periode 
Menurut PSAK No.1 Paragraf 79, (Revisi 2009): Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode:
(a)      Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
(b)     Dalam bentuk dua laporan:
(i)        Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan
(ii)      Laporan yang dimulai dengan laba rugi danmenunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).
c.                   laporan perubahan ekuitas selama periode; 
Menurut PSAK No.1 Paragraf 107, (Revisi 2009): Perubahan ekuitas entitas di antara awal dan akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. Kecuali untuk perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (seperti kontribusi modal, akuisisi kembali instrumen ekuitas entitas dan dividen) dan biaya transaksi yang secara langsung berkaitan dengan tranksaksi tersebut, perubahankeseluruhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total pendapatan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut.
Menurut PSAK No.1 Paragraf 104, (Revisi 2009): Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
(a)      total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;
(b)     untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25;
(c)      untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
(i)        laba rugi;
(ii)      masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
(iii)    transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.
d.                  laporan arus kas selama periode; 
Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. PSAK No. 2,(Revisi 2009).

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. PSAK No.2, Paragraf 10 (Revisi 2009).
e.                   catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya;
Didalam PSAK No.1 Paragraf 111 (Revisi 2009) Catatan atas laporan keuangan:
(a)      menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115-122;
(b)     mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
(c)      memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
f.                   laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.



2.1.2        Analisis Laporan Keuangan
2.1.2.1  Pengertian dan Tujuan Analisis laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa menghubungkan elemen-elemen dari berbagai aktiva yang satu dengan yang lainnya, elemen-elemen dari berbagai pasiva serta elemen dari aktiva dan pasiva akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi / keadaan keuangan suatu perusahaan. Guna memperoleh gambaran mengenai perkembangan financialya, suatu perusahaan memerlukan analisis / interpretasi terhadap data keuangan pada perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Abdullah (2001:33) analisa keuangan perusahaan merupakan kajian secara kritis, sistematis dan metodologis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan baik pada waktu yang telah lalu, kondisi tahun berjalan maupun prediksi waktu yang akan datang.
Menurut Ridwan dan Inge (2003:128) analisa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang ditujukan untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan/pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan keuangan ini bersifat relatif karena didasarkan pada pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. 
Tujuan analisis laporan keuangan sendiri menurut Rahardjo (2001:85) adalah untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan dengan cara membandingkan, mengevaluasi, dan menganalisis kecenderungan.
2.1.2.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Rahardjo (2001:88) ada tiga teknik analisis yang sering digunakan, yaitu:
1.                  Analisis Horisontal yaitu perbandingan data keuangan untuk periode dua tahun atau lebih. Analisis horisontal sangat membantu karena menyajikan perubahan antar tahun baik dalam bentuk nilai rupiah maupun prosentase.
2.                  Analisis Vertikal yaitu laporan umum (commonzise statement), dalam analisis ini komponen-komponen dalam laporan laba rugi dan neraca dinyatakan dalam prosentase. Pada laporan laba rugi dipersentasekan ke penjualan, sedangkan pada neraca dipersentasekan ke aktiva atau pasiva. Besarnya persentase pada tahun yang dievaluasikan kemudian dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya.
3.                  Analisis keuangan atau lebih dikenal sebagai analisis rasio, rasio (perbandingan) dapat dilakukan untuk dan antar sepasang pos baik dalam neraca maupun perhitungan laba rugi.


2.1.3    Kinerja Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil  yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu.
Menurut Irham Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi. Itu berarti kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Rudianto (2013:189)
Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya. 
Proses penilaian kinerja manajemen perusahaan, merupakan salah satu kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan. Untuk dapat melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di bidang keuangan, informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam perusahaan. 

2.1.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:188) adalah sebagai berikut:
a.                   Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal. 
b.                  Membantu pegambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c.                   Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d.                  Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerjanya.
e.                   Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargan.
2.1.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:187) adalah sebagai berikut:
a.                   Tujuan umum penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan mematui standar dan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.
b.                  Tujuan berikutnya dari pengukuran kinerja adalah untuk membantu menetapkan strategi.
2.1.4    Analisis Du Pont System
2.1.4.1 Pengertian Analisis Du Pont System
Pada tahun 1920-an, DuPont Corporation mempelopori salah satu metoda analisa kinerja perusahaan yang sampai dengan saat ini dikenal dengan nama Du Pont Analysis.
Du Pont adalah nama perusahaan yang mengembangkan sistem ini, sehingga disebut sebagai sistem Du Pont. Sistem Du Pont dan sistem rentabilitas ekonomis mempunyai kemiripan sehigga kadang-kadang ditafsirkan sama. Oleh karena itu perlu dipahami perbedaannya, yaitu pada sistem Du pont dalam menghitung Return On Investment (ROI) yang didifinisikan sebagai laba adalah Laba Bersih, sedangkan dalam konsep rentabilitas ekonomis laba yang dimaksud adalah laba sebelum biaya bunga dan pajak.
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan adalah sistem Du Pont. Analisis ini menggabungkan antara rasio aktivitas dengan profit marjin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan (Rangkuti, 2004). Sistem Du Pont pada dasarnya digunakan untuk dapat mengevaluasi efektifitas perusahaan dengan melihat bagaimana pengembalian atas investasi perusahaan tersebut.
 Analisis Du Pont System adalah analisis yang mencakup seluruh rasio aktifitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio ini mempengaruhi profitabilitas. (Weston dan Bringham, 1994:152).
Menurut Weston & Copeland (1999) Analisis keuangan dengan menggunakan System Du Pont menggabungkan rasio aktivitas dan margin laba terhadap penjualan, dan bagaimana rasio-rasio tersebut saling berinteraksi dalam menentukan profitabilitas dari aktiva. Menurut Syamsudin (2001:64) analisis Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Menurut Husnan (1998) analisis Du Pont System adalah menghitung Return On Invesment (ROI) yang didefinisikan sebagai (Laba Bersih/total aktiva). Sedangkan menurut Atmaja (1995) Du Pont analysis memperlihatkan bagaimana hutang, perputaran aktiva dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan Return On Equity (ROE).
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis Du Pont System merupakan analisis yang mencakup rasio aktivitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Dari analisis ini juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan aktiva perusahaan. Yang dapat diuraikan dengan menggunakan analisis Du Pont adalah ROI (Rate Of Return On Investment) yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya total aktiva perusahaan (Soedoyono,1991:137).
Menurut Fahmi (2012: 98) Return on asset sering juga disebut sebagai  Return On Investment, karena ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Analisis ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Diharapkan melalui Du Pon System, perusahaan pusat dapat menilai kinerja keuangan divisi/ departemen/ pusat investasi berdasarkan ROI yang dicapai.


2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Analisis Du Pont System
A.                Adapun keunggulan analisis Du Pont System antara lain (Munawir, 2010:91-92):
1.        Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aset.
2.        Dapat membandingkan efisiensi penggunaan ekuitas pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya.
3.        Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua beban dan ekuitas ke dalam bagian yang bersangkutan.
4.        Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
5.        Dapat digunakan untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.
B.                 Sedangkan kelemahan dari analisis Du Pont System adalah (Harahap, 1998:341):
1.        ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.
2.        Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
2.1.4.3 Komponen Analisis Du Pont
Menurut Harahap (1998) Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont terdapat beberapa komponen yang digunakan, antara lain
1.                  Return of Investment (ROI)
Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset terhadap laba bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar harta total dimanfaatkan atau digunakan untuk mendapatkan keuntungan.
2.                  Margin Laba Bersih
Perbandingan ini menunjukkan seberapa besar total penjualan yang dilakukan merupakan laba bersih yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
3.                  Total Asset Turnover
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
4.                  Laba Bersih
Laba Bersih adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan setelah dikurangi dengan pajak.
5.                  Penjualan
Merupakan arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu equity atau penyelesaian kewajiban dari equity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
6.                  Total Biaya
Total biaya merupakan arus keluar aktiva, penggunaan aktiva, atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan, meliputi Harga Pokok penjualan, Biaya Penjualan, bunga dan pajak.
7.                  Total Aset
Total aset adalah total harta yang dimiliki oleh perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan lain lain.
8.                  Aktiva Lancar
Aktiva lancar disini meliputi kas, bank, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.


9.                  Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, sifatnya permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai cukup material.
Selanjutnya dapat dilihat pada Bagan Du Pont System berikut ini:













Bagan Du Pont Untuk Pengendalian Divisi

Margin Laba

ROI

Penjualan

Penjualan

Harga Pokok Penjualan

Biaya Penjualan

Biaya Administrasi

Laba Bersih

Bunga

Pajak

Penjualan

Kas

Total Biaya

Perputaran  total aktiva

Total aktiva

Aktiva Lancar

Aktiva Tetap

Bank

Piutang

Persediaan

Dikali

Dibagi

Dibagi

Ditambah

Dikurangi

Sumber: Weston dan Copeland, 1999
Bagan Du Pont adalah bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva dan margin laba. (Weston dan Brigham, 1990:307). Du pont tersebut merupakan uraian dari skema ROI, yang merupakan rasio antara laba yang diperoleh perusahaan dengan besarnya perputaran aktiva perusahaan. Perputaran total aktiva didefinisikan sebagai hasil bagi antara penjualan dengan total aktiva, sedangakan margin laba didefinisikan sebagai rasio antara laba bersih dengan hasil penjualan (Soediyono, 1991:149). Selanjutnya total aktiva didefinisikan sebagai penjumlahan antara aktiva lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba bersih didapatkan dari pengurangan antara penjualan dan total biaya (Soediyono,1991:149).
2.2       Kajian Empirik
Penelitian yang dilakukan oleh Theresia Devi Selviana Simarangkir  (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2007-2009”. Dari hasil penelitian tersebut bahwa: Hasil perhitungan dengan menggunakan Du Pont System (ROI) diperoleh informasi bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk yang mampu menghasilkan ROI yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik.Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang dapat diberikan kepada perusahaan tersebut adalah agar perusahaan harus bisa mempertahankan keadaan yang sudah baik dan berusaha meningkatkan penjualan dan menekan biaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Prasetyaning Putri (2015) dengan skripsinya yang berjudul “Penerapan Du Pont System Untuk Mengukur Profitabilitas perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar Di BEI)”. Dari hasil penelitian tersebut bahwa Du Pont (ROI) untuk perusahaan PT Akasha Wira International Tbk yang mampu menghasilkan ROI tertinggi (12,23%) dibandingkan perusahaan makanan dan minuman lainnya, yaitu PT Mayora Indah Tbk (10,09%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (7,89%), PT Siantar TOP Tbk (6,48%), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (4,83%).
Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan sekarang adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan Du Pont System dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber data yang digunakan dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya bergerak di bidang industri manufaktur Food and Beverages, sedangkan penelitian sekarang pada perusahaan penghasil rokok. 
2.3       Kerangka Berpikir
Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan oleh manajemen perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi keuangan, perkembangan suatu perusahaan, dan penilaian dari pencapaian perencaan yang ditetapkan. Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia. Analisis pada pos-pos neraca akan menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Analisis laporan keuangan yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan Sistem Du Pont, pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian investasi. Total asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu. Semakin besar total asset turnover maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva dicari dengan membagi penjualan dengan total aktiva. 
Net Profit Margin menunjukkan ukuran besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar Net Profit Margin akan semakin menunjukkan efisiensi perusahaan. Jika marjin laba bersih (Net Profit Margin) dikalikan dengan perputaran total aktiva (total asset turnover) maka akan didapatkan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment).
Setelah laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan Sistem Du Pont akan diperoleh hasil analisis yang menggambarkan kondisi keuangan setiap perusahaan. Hasil tersebut akan dibandingkan satu dengan yang lain sehingga diperoleh perusahaan yang paling berhasil memperoleh tingkat profitabilitas dan  pengembalian investasi.  
Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


Laporan Keuangan:
-          PT. Gudang Garam, Tbk
-          PT. H.M Sampoerna, Tbk
-          PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk

Pengukuran Sistem Du Pont:
-          Net Profit Margin (NPM)
-          Total Asset Turn Over (TATO)
-          Return On Investment (ROI)

Kinerja Keuangan
 









Gambar 2.2 Kerangka Konseptual


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa website membuat blog yang populer

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL