SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENEBAB KREDIT MACET PADA PT BOSOWA KUPANG
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR PENEBAB KREDIT MACET PADA
PT
BOSOWA KUPANG
SKRIPSI
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana
OLEH
MUHAMMAD ASIS
NIM: 1103022097
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018


PERSEMBAHAN
Skripsi ini Ku persembahkan Kepada :
1. ALLAH S.W.T atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tulisan ini.
2. Orang Tuaku yang tercinta Bapak suyuti
dan Mama Siti
Amang yang selama hidup selalu mendidik saya agar menjadi pribadi yang baik dan
mendoakan anak-anaknya selalu agar menjadi anak yang sukses, serta KakakMuhammad Amir,
Muhammad Abbas dan
(ALM) kembar tercinta yang belim pernah bertemu Bungga dan Ecce yang selalu
memberikan dorongan dan doanya.
Serta untuk semua keluargaku yang juga selalu mendukung dan mendoakan saya.
3. Sahabat-sahabat terbaikku : Calvin,
Wardy, Jery, Alwan, Ifa, Yason
yang setia menemani, mendukung dan membantuku selama ini.
4. Teman-teman angkatan: “Bhabizhick
11”. Terima kasih atas
kebersamaan dan persahabatan kita.
5. Almamater Tercinta Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Analisis Faktpr-Faktor Penyebab Kredit Macet
Pada PT Bosowa Kupang”.
Terselesainya
penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan baik moril maupun materil
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Nusa Cendana Bapak Prof.Ir
Fredrik L. Benu, MSi, Ph.D yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu
di Universitas Nusa Cendana.
2. Bapak Dr. Frans Gana M.si selaku Dekan dan
Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undana
Kupang.
3. Bapak Dr Khalid K, Meonardy
M.Si selaku Ketua Jurusan
Administrasi Bisnis dan Bapak Drs J.B.B Hattu selaku Sekretaris Jurusan
Administrasi Bisnis serta Drs. Thom W.A Isliko, MM selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak
memberi bantuan, dorongan dan nasehat selama masa perkuliahan hingga saat
terakhir menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Yohanes Demu SE,MSA sebagai pembimbing I dan Drs
Bei Marselinus, MM sebagai
pembimbing II, yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga guna membimbing
serta memberikan koreksi dalam penulisan hingga penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Beatus Bala, M.AB dan Ibu Christien Foenay,
ST, SE, M.Si
selaku calon penguji pada seminar proposal yang telah banyak memberikan masukan
usul saran untuk perbaikan dan penyempurnaan proposal dan hasil penelitian.
6. Bapak/IbuDosen FISIP Undana khususnya Dosen
Jurusan Administrasi Bisnis yang telah mendidik dan membekali penulis dengan
pengetahuan yang berharga.
7. Pimpinan
serta karyawan PT Bosowa kupang yang telah mengizinkan dan membantu penulis
saat melakukan penelitian.
8. Pacar
tercinta yang selalu mendoakan saya, semoga cepat dipertemukan.
9. Seluruh kawan-kawan “Bhabizhick” yang selalu sama-sama saling
mendoakan dan
mendukung dalam penyusunan skripsi.
10.
Semua orang yang terlibat
dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat disebutkan namanya sehingga Penulis
skripsi ini dapat terlaksana dengan baik dari awal hingga akhir.
Penulis menyadari bahwa sebagai insan yang
berkekurangan dan keterbatasan ilmu, diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Atas semua
jasa dan bantuannya diucapkan terimakasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Kasih dan
Sumber Berkat membalas budi baik semua pihak yang telah membantu.
Kupang, juni 2018
Penulis
ABSTRACK
“ Analisi Faktor- Faktor Penyebab Kredit Macet pada PT Bosowa Kupang”
Muhammad asis dibimbng oleh Yohanes Demu SE, MSA dan Drs Bei
Marselinus, MM
Penelitian ini berjudul “Analisi Faktor-
Faktor Penyebab Kredit Macet pada PT Bosowa Kupang” , penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor kredit macet PT Bosowa Kupang. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif melalui observasi, kuisioner, wawancara dam
dokumentasi.
Penelitian ini menghaslkan beberapa penemuan
tentang analisis faktor-faktor penyebab kredit macet PT Bosowadi kupang, yaitu
1. Faktor internal perusahaan yang mempenngaruhi terjadinya kredit macet PT
bosowa di kupang (1) kualiats kredit. Kualitas kredit yang dilakukan perusahaan
dimulai dari pemeriksan dokumen sebelum
memberikan kredit pada konsumen sampai semua terlaksana dengan baik hal ini
membuktikan kualitas kredit tidak mempengaruhi kredit macet pada perusahaan (2)
pemantauan kredit, pemanttauan kredityang dilakukan perusahaan setealah
memberikan kredit kepada konsumen kurang di imbangi dengan pengentrolan yang
berlanjutan sehingg ada beberpa konsumen yang telat melakukan pembayaran . 2
faktor eksteral PT Bosowa (1) penyimpngan kredit. Penyimpangan yang dilakukan
konsumen dari tujuan awal khususnya melakukan hala-hal yang tidak produktif (2)
kondisi keuangan debitur. dalam hal ini sangat mempengaruhi kredit macet
apabila kondisi keuangan tidak stabil melakukan kredit macet dan perusahaan
megizinkan sehingga akan mengakibtkan terjadinya kredit macet (3) kesengaaan.
Konsumen yang tidak sengaja untuk membayar kredit secara teratur.
Kata kunci : PT Bosowa, Kredit macet,
faktor internal, faktor eksternal perusahaan
ABSTRACK
“Analysis Of Factors Causing Bad Debt PT Bosowa In Kupang”
Muhammad asis dibimbng oleh Yohanes Demu SE, MSA dan Drs Bei Marselinus,
MM
This research the title is
“Analysis Of Factors Causing Bad Debt PT Bosowa In Kupang”. This research is to
determine the fakctors of bad credit at
PT Bosowa Kupang. This research is qualitative research of observation,
questionnaire, interview and ducumentation.
This research resulted in several
findings about the analysis of factors causing bad loans at PT Bosowa, those
are 1. internal factors that affect the occurrence of bad loans PT Bosowa in
Kupang. (1) the quality of credit. quality of credit conducted by the company
started from the examination of documents before providing credit to the
consumer until all done well this proves the quality of credit does not affect
bad loans at the company. (2) monitoring credit. monitoring of credit made by the
company after giving credit to consumers less balanced with continuous control
so that there are still consumers who do late payment. This can be interpreted
is still not implemented properly so it can affect credit PT Bosowa Kupang. 2.
external factors of PT Bosowa in Kupang. (1) deviation of credit. deviations
made by the consumer from the original purpose in particular deviations from
things that are not products. This can affect bad credit in PT Bosowa Kupang.
(2). the financial condition of the debtor in this case the needs of the
consumer greatly affect the bad credit if the financial condition Consumers are
not stable to do credit and companies allow credit will greatly affect bad
credit PT Bosowa in Kupang. (3) Deliberate. Consumers do not intentionally to
pay credits regularly in accordance with predetermined due date.
MOTTO
“Sesungguhnya Sesudah
Ada Kesulitan Ada Kemudahan, Maka Apabila Kamu Telah Selesai (Dari Suatu
Urusan), Kerjakanlah Dengan Sungguh-Sungguh (Urusan Yang Lain) Dan Hanya Kepada
Tuhanmulah Hendaknya Kamu Berharap”.
(QS : Al-Insyirah Ayat 6-8)
“ Dibadingkan Mereka Yang Berjalan Dengan Cepat, Orang-Orang Yang
Berjalan Dengan Lambat Melihat Sesuatu Disekelilingnya Dengan Jelas Dan Indah
Dari Pada Mereka Yang Berjalan Dengan Cepat”
(Muhammad
Asis)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.
Perumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3.
Tujuan Penelitian............................................................................................ 5
1.4.
ManfaatPenelitian.......................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritik..................................................................................................... 6
2.1.1. kredit .................................................................................................. 6
a.
Pengertian kredit ............................................................................... 6
b.
Unsur-unsur kredit............................................................................. 9
c.
Jenis-jenis kredit................................................................................. 11
d.
Tujuan dan fungsi kredit.................................................................... 14
e.
Prosedur permohonan kredit.............................................................. 18
f.
Prinsip-prinsip pemberian kredit........................................................ 20
g.
Kredit macet ..................................................................................... 24
h.
Jaminan kredit.................................................................................... 28
2.2 Kajian Empiris...................................................................................................... 29
2.3 Kerangka Berpikir................................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. objek Penelitian................................................................................................... 32
3.2. Definisi Operasional variabel.............................................................................. 32
3.3. Jenis dan Sumber Data........................................................................................ 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 35
1. Wawancara................................................................................................... 35
2. Observasi...................................................................................................... 35
3. Kuisioner.....………………………………………………………………35
3.5. Analisis Data....................................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........…………………………………… 37
4.1.1 PT.Bosowa ……………………………...................................…………........37
4.1.1 PT.Bosowa ……………………………...................................…………........37
4.1.1.1 Sejarah PT.Bosowa……………………………………………..................37
4.1.1.2 Bidang Usaha…………………………………..........................................38
4.1.1.3 Visi dan missi PT Bosowa Berlian Motor
……………...............................38
4.1.1.4 Struktur Organisasi PT Bosowa…………………………………………… 39
4.1.1.5
uraian tugas ……………………….............................................................39
4.2
profil responden ………………………............................................................41
4.2.1
umur ………………………..........................................................................41
4.2.2
pendidikan responden ………………………...............................................42
4.2.3
pekerjaan responden ………………………..................................................44
4.3 Penyajian Data Dan Analisis
Data .................................................…………… 45
4.3.1. Penyajian Data......................................................................... ………… 45
4.3.1. Penyajian Data......................................................................... ………… 45
4.3.2 analisi
data ......................................................................................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............………………………………………………………….…. .54
5.2 Saran………………............……………………………………………………..56
5.2 Saran………………............……………………………………………………..56
DaftarPustaka ……………………………………………………….……….........
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi era globalisasi yang semakin
pesat mendorong persaingan bisnis yang terjadi juga semakin ketat. Dimana
setiap perusahaan berusaha untuk selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap
produk (barang maupun jasa) yang mereka hasilkan sehingga dapat bertahan dari
persaingan dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu melihat setiap peluang dan kesempatan
dalam bisnis yang dijalani agar tidak tertinggal oleh perusahaan pesaing.
Perusahaan atau badan usaha bertujuan untuk memperoleh
profit atau keuntungan yang maksimal dan continue.
Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut setiap perusahaan atau badan usaha
(Firma, PT, CV, Perseorangan) harus memiliki posisi keuangan dan kinerja yang
baik, yang akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk mempertahankan dan menjamin
kelangsungan usahanya dikemudian hari atau dimasa akan datang.
Persaingan di dunia perbankan membuat pelayanan mereka
dituntut untuk dapat memuaskan para konsumen (nasabah) agar para konsumen tidak
beralih kepada produk-produk dari para pesaing. Persaingan merupakan salah satu
persoalan yang perlu diperhatikan khusus dari seorang pemimpin perusahaan agar
dalam menjalankan usahanya tidak terjadi kegagalan.
Perusahaan dituntut untuk bersikap proaktif dan
responsif terhadap perubahan lingkungan persaingan. Pimpinan harus mampu
membaca tindakan pesaing, dan menyusun strategi untuk menghadapinya, dimana
perusahaan perlu menciptakan keunggulan perusahaan yang tercermin dalam produk
yang akan dijual ke pasar. Jika perusahaan mampu memahami persaingan dan
memenangkan persaingan maka kelanjutan hidup perusahaan akan terjamin (Ahmad
Mamhud:2005).
PT. Bosowa adalah badan usaha yang bergerak di bidang
yang mempunyai (10) sepuluh unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik & transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multi bisnis. Namun
yang terdapat saat ini di kota kupang hanya mempunyai (3) tiga unit, yaitu
otomotif, semen dan jasa keuangan.
Perusahaan memberikan pelayanan kepada konsumen untuk
membeli produk yang dihasilkan dengan mengunakan penjualan secara kredit kepada
konsumen agar tidak membebani pihak konsumen untuk melakukan pembayaran,
seperti layaknya perusahaan lainnya memberikan kredit kepada kosumen. Kredit
yang diberikan perusahaan mempunyai suku bunga dan jangka waktu pengembalian
yang telah ditentukan oleh perusahaan dan telah disepakati oleh konsumen yang
bersangkutan.
Pemberian Kredit tidak luput dari konsumen yang tidak
melunasi atau membayar kredit yang telah disepakati sebelumnya dengan perusahaan
sehingga hal ini disebut dengan kredit macet yang pada akhirnya mempangaruhi
profitabilitas dalam perusahaan dimana selama (5) lima tahun terakhir
(2012-2016 ) merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh perusahaan.
Keadaan seperti ini biasanya ditandai dengan adanya pihak konsumen yang kurang
lancar mengembalikan kredit yang telah disepakati sampai dengan jatuh tempo.
Kredit macet
menggambarkan suatu situasi di mana persetujuan pengembalian mengalami resiko
kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami kerugian potensial. Perlu
diketahui bahwa kredit macet yang selalu dikarenakan kesalahan konsumen
merupakan hal yang salah. Kredit macet menjadi macet dapat dikarenakan oleh
berbagai hal yang berasal dari konsumen, kondisi internal dan pemberi kredit.
Pemberian kredit merupakan suatu usaha perusahaan yang
paling pokok, maka perusahaan perlu memberikan penilaian terhadap nasabah yang
mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya tersebut mampu
untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dengan adanya unsur resiko
dan ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit. Tujuan
pengamanan ini adalah menghilangkan resiko atau setidak-tidaknya memperkecil
resiko yang mungkin timbul. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu meningkatkan
kualitas pengamanan untuk setiap kredit agar memperkecil kemungkinan terjadinya
kredit macet
Kredit macet juga disebabkan oleh pihak konsumen
seperti, pertama konsumen yang pada saat itu membeli produk (mobil) dari
perusahaan untuk keperluaan usaha yang akan dijalaninya tetapi malah digunakan
untuk hal-hal yang tidak produktif. Kedua kondisi keuangan konsumen yang tidak
stabil atau selalu berubah-ubah dan di tambah lagi kondisi kebutuhan hidup sehari-hari
dari konsumen tersebut. Dan ketiga faktor kesengajaan konsumen untuk tidak
membayar kredit padahal konsumen tersebut mampu untuk membayar atau melunasi
kredit tepat pada waktu jatuh tempo.
Berikut adalah data mengenai kredit Macet pada Bosowa
Finance sejak tahun 2012-2016 yang dimuat dalam bentuk tabel 1
Tabel 1
Kredit bermasalah pada Bosowa tahun 2012-2016
Tahun
|
Pinjaman yang beredar
|
Kredit Bermasalah %
|
Total
|
Persentase
|
Profitabilitas
|
(Rp)
|
(Rp)
|
(Rp)
|
%
|
||
2012
|
54.300.000.000
|
3.200.000.000
|
57.500.000.000
|
5,56%
|
200.000.000
|
2013
|
76.500.000.000
|
800.000.000
|
77.300.000.000
|
10,40%
|
800.000.000
|
2014
|
87.300.000.000
|
4.670.000.000
|
91.970.000.000
|
5,43%
|
4.670.000.000
|
2015
|
85.600.000.000
|
5.700.000.000
|
91.300.000.000
|
6,24%
|
5.700.000.000
|
2016
|
73.300.000.000
|
3.580.000.000
|
90.550.000.000
|
5%
|
3.580.000.000
|
Total
|
377.000.000.000
|
17.950.000.000
|
408.620.000.000
|
5,1%
|
14.950.000.000
|
Rata-rata
|
75.400.000.000
|
3.590.000.000
|
81.724.000.000
|
5%
|
2.990.000.000
|
Sumber:
Laporan Keuangan Bosowa Tahun 2012-2016
Berdasarkan tabel 1 sebelumnya dapat diketahui tentang
keadaan kredit macet yang terjadi pada Bosowa sejak tahun 2012-2016. Terlihat
dengan jelas pada tabel 1 bahwa dari tahun ke tahun ternyata kredit bermasalah terjadi peningkatan tiap tahun. Sehingga
kredit macet menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Bosowa dan sangat
merugikan perusahaan dengan besarnya kredit macet setiap tahunnya. Sehingga
perlu dilakukan kajian yang mendalam untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
akurat mengenai kredit bermasalah yang terjadi
pada perusahaan Bosowa sehingga harus segera ditemukan solusi atau
penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi perusahaan.
Dengan memperhatikan gambaran dari latar belakang,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet Pada
PT. Bosowa Kota Kupang.”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
perumusan masalah adalah sebagai berikut “faktor-faktor yang menyebabkan kredit
macet usaha pada PT. Bosowa Kota Kupang?”
1.3
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet
(faktor-faktor internal dan eksrternal) PT. Bosowa di Kota Kupang.
2.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a.
Untuk pihak
manajemen PT. Bosowa Finance Kota Kupang
Sebagai tambahan
informasi dalam menganalisis suatu pinjaman.
b.
Penelitian selanjutnya
Sebagai informasi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian
lebih lanjut di masa yang akan datang
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori.
2.1.1 Kredit
a.
Pengertian Kredit
Istilah kredit bersal dari
kata Yunani, yaitu “Credere” atau
bersal dari bahasa Latin “Credetium”
yang bererati kepercayaan akan kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit
adalah kepercayaan menurut Suhardjono dan Bahharudin (2009:16), ditinjau dari
sudut ekonomi, perkataan kredit bukan berarti sebagai kepercayaan malainkan diartikan
sebagai sebuah perjanjian pembagunan dikemudian hari yang berupa uang, barang,
jasa yang diterima.
Kreditur adalah seorang atau
badan yang memberikan kredit kepada orang atau badan lain (debitur). Kredit
percaya bahwa debitur pada masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu
yang telah disajikan, baik dalam bentuk uang, barang dan jasa. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu
yang di ijinkan oleh bank atau badan lain. Kredit adalah pinjaman sampai batas
jumlah tertentu yang diijinkan oleh bank atau badan lain. Menurut UU No. 10
tahun 1998 tentang perbankan, kredit adalah penyertaan uang atau tagihan yang
dapat di persamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk
melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
Kredit adalah hak untuk
menerima pembayaran atau kawajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu
diminta atau pada waktu yang akan datang
karena penyerahan barang-barang sekarang Suyanto ( dalam
Bharudin,2010:16)
Menurut Kunarjo (2003:178)
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan peminjam antara Bank dengan Pihak
lain, dan mewajibkan pihak ternentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
keuntungan.
Menurut
Hasibuan (2001) kredit kredit adalah
semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
. Menurut Sentosa Sembiring (2000) menyatakan
bahwa kredit adalah Pemberian kredit merupakan
penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam yang
mewajibkan untuk melunasinya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Menurut
Rivai (2004), menyatakan bahwa kredit adalah definisi
kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur atau
pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit
pada tanggal yang telah disepakati kedua
Menurut
Sastradipoera (2004) menyatakan bahwa kredit adalah kredit adalah penyediaan uang atau tagihan (yang
disamakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan
pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya
setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan
lebih dahulu.
Adapun definisi kredit menurut
Firdaus dan Ariyanti (2003:3) kredit adalah pertukaran atau pemindahan sesuatu
yang berharga dengan barang lainya baik itu berupa uang, barang, maupun jasa
dengan keyakinan bahwa ia akan bersedia akan mampu membayar dengan harga yang
sama dimasa yang akan datang. Suyanto(2003:12) berpendapat bahwa kredit adalah
kepercayaan seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (Kreditur)
percaya bahwa penerima kredit (Debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi
segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa kredit adalah suatu kepercayaan yang diberikan debitur kepada
pihak kreditur yang membutuhkan sejumlah uang atau jasa, dengan harapan bahwa
pihak kreditur akan membayar kembali sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya.
a.
Latar Belakang Timbulnya
Kredit
Hadiwijaya (1993:113) menyebutkan ada 3 kelompok masyarakat
yang menjadi dasar timbulnya kebutuhan akan kredit yang digolongkan :
1. Golongan yang berpendapat
lebih tinggi dari pada kebutuhannya
Golongan ini mungkin tidak mengalami permasalahan mengenai
kekurangan sumber uang dan tidak membutuhkan kredit sebagai dana tambahan untuk
pengembangan usaha dan peningkatan mutu hidup.
2. Golongan yang berpendapat
setara dengan kebutuhannya
Golongan ini suatu ketika membutuhkan bantuan dana dari orang
lain (berupa kredit) apabila mengalami kekeringan dana.
3. Golongan yang berpendapat
lebih kecil dari kebutuhannya
Golongan inilah yang menjadi sumber utama timbulnya kredit.
Dengan kata lain bahwa kredit diperoleh mungkin untuk membantu meningkatkan
pengembangan usaha bagi pengusaha kecil dan meningkatkan taraf hidup.
b.
Unsur-Unsur Kredit
Kredit diberikan atas dasar kepercayaan. Artinya yang
diberikan diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu
dan syarat yang telah disepakati bersama. Adapun Unsur-unsur menurut Rivai
(2007:438) dalam kredit tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Terdapat dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan
penerima kredit (debitur). Hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan
hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.
b)
Terdapat kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit
yang didasarkan atas credit rating penerima kredit.
c)
Terdapat persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan
pihak lainnya yang berjanji membayar dari peneriama kredit kepada pemberi
kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis, atau berupa
instrumen.
d)
Terdapat penyerahan barang, jasa atau uang dari pemberi
kredit kepada penerima kredit.
e)
Terdapat unsur waktu, unsur waktu merupakan unsur esensial
kredit. Kredit ada karena unsur waktu, baik dilihat dari pemberi kredit maupun
penerima kredit. Misalnya, penabung memberikan kredit sekarang untuk konsumsi
lebih besar dimasa yang akan datang. Produsen memerlukan kredit karena adanya
jarak waktu antara produksi dan konsumsi.
f)
Terdapat unsur risiko baik dipihak pemberi kredit maupun
dipihak penerima kredit. Risiko dipihak
pemberi kredit adalah risiko gagal bayar, baik karena kegagalan usaha (pinjaman
komersial) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena
ketidaksediaan membayar. Risiko dipihak debitur adalah adanya kecurangan dari
pihak kreditur, yaitu berupa pemberian kredit yang semula dimaksudkan oieh
pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang
dijaminkan.
g)
Terdapat unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada
pemberi kredit. Bagi pemberi kredit bunga tersebut terdiri dari berbagai
komponen seperti biaya modal dan biaya umum, risk premium, dan sebagainya.
Sedangkan unsur-unsur kredit menurut Suyatno, dkk (2003:14)
antara lain:
1. Kepercayaan
Yakni kepercayaan dari pemberi tiket akan presentasi yang
diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya
kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
2. Waktu
Yakni suatu masa yang memisahkan antara pemberian presentasi
dengan kompensasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
a) Degree of risk, yakni suatu masa yang memisahkan antara pemberian
presetasi dengan kompensasi yang akan diterima dikemudian hari.
b) Presentasi atau objek baik
dalam bentuk uang, barang dan jasa.
c.
Jenis-Jenis Kredit
Jenis-jenis kredit menurut Santoso ( 1997:20), dapat dilihat
dari berbagai sudut yaitu:
1. Pemberi-penerima kredit
Ø
kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha atau
konsumsi,
Ø
kredit likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank
sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia yang selanjutnya
digunakan untuk membiayai kegiatan perkreditan Indonesia, kepada lembaga
pemerintahan atau semi pemerintahan,
a) Tujuan
1) Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau investasi.
Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Contoh: untuk pertanian, untuk mendirikan pabrik.
2) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsikan secara pribadi.
Contoh: kredit mobil pribadi, kredit perumahan.
3) Perpaduan antara kredit
produktif dan konsumtif
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan
konsumsi sehari-hari serta untuk keperluan usaha.
b) Dokumen
1) Kredit eksport yaitu semua
bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha eksport,
2) Kredit impor yaitu semua
bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha impor.
c) Besar-kecilnya aktifitas
perputaran usaha
1) Kredit kecil yakni kredit
yang diberikan kepada pengusaha kecil. Usaha kredit adalah kegiatan usaha yang
asetnya di luar tanah dan bangunan yang ditempati lebih kecil dari 600 juta,
2) Kredit menengah yaitu kredit
yang diberikan kepada pengusaha yang asetnya lebih besar dari pengusaha kecil,
3) Kredit besar yakni kredit
yang diberikan kepada pengusaha besar dengan jumlah asetnya di luar tanah dan
bangunan yang ditempatinya lebih dari dari satu milyar.
d) Waktu (maturity)
1) Kredit jangka pendek
merupakan kredit yang jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan
untuk keperluan modal kerja,
2) Kredit jangka menengah
merupakan jangka waktu antara 1 sampai dengan 3 bulan,
3) Kredit jangka panjang
merupakan kredit dengan masa pengembaliannya di atas 3 tahun, biasanya untuk
investasi jangka panjang.
e) Jaminan
1) Kredit dengan jaminan (secured loan)
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang, artinya
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan
anggota.
2) Kredit tanpa jaminan ( unsecured loan)
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter
serta loyalitas suatu nama baik dari calon anggota.
f) Sektor ekonomi
1) Kredit pertama
Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
a) Kredit industri, yaitu
kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar,
b) Kredit pendidikan, yaitu
kredit untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa
kredit para mahasiswa.
g) Kolektibilitas
Kolektibilitas adalah ketertiban pembayaran bunga oleh
nasabah.
1) Lancar, untuk pinjaman yang
belum jatuh tempo yakni tidak terdapat Overdraft
karena penarikan dan tidak dapat tunggakan bunga yang melampui 2 bulan.
2) Kurang lancar, yakni untuk
pinjaman yang belum jatuh tempo dan terdapat ( i ). Overdraft
karena penarikan dan belum melampui 3 bulan dan ( i ) tunggakan bunga yang
melampui 2 bulan dan pinjaman yang telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi
belum melampui 3 bulan.
3) Diragukan, apabila pinjaman
tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar tetapi masih berdasarkan
penilaian yang wajar (i). Pinjaman tersebut masih bisa diselamatkan dan jaminan
kredit bernilai 75% dari utang debitur dan (ii). Pinjaman tersebut tidak dapat
diselamatkan tetapi jaminan kredit masih bernilai 100% dari utang debitur,
4) Macet, yaitu (i). Tidak
memenuhi kriteria diatas dari (ii) memenuhi kriteria diragukan dalam waktu 18
bulan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan yang bercermin dalam surat
perjanjian kredit.
h) Pencairanya
1) Kredit langsung yakni kredit
yang langsung dicairkan setelah kredit itu disetujui dan segala persyaratan
terpenuhi. Kredit langsung dapat dibedakan menjadi fixed loan yaitu pencairan kredit yang dapat dilakukan sekaligus
dan revolving loan yaitu kredit yang
ditarik berulang-ulang,
2) Kredit tidak langsung yaitu
biaya berbentuk pemberian oleh bank untuk suatu pembayaran sesuai hal yang
tercamtum dalam warkat yang diterbitkan oleh bank garansi atau letter of kredit (L/C).
d.
Tujuan dan Fungsi Kredit
Dalam membahas tujuan
kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari falsafah yang dianut oleh suatu
negara. Di negara-negara liberal tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara
yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2002:96) tujuan pemberian kredit tidak
terlepas dari misi bank tersebut didirikan . Adapun tujuan utama pendirian
kredit, antara lain:
a)
Mencari keuntungan
Tujuan utama dari pemberian kredit adalah untuk memperoleh
keuntungan, hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah.
b)
Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik investasi maupun modal kerja. Dengan modal tersebut pihak
debitur dapat mengmbangkan dan memperluas usaha.
c)
Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai
bidang, dan bagi pemerintah semakin
banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, karena
semakin banyak kredit berarti semakin adanya peningkatan pembanguna berbagai
sektor.
Tujuan pemberian kredit
menurut Suharjono (2002:161) tujuan pemberian kredit oleh bank pemerintah
adalah:
a)
Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan
b)
Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c)
Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan tercemin
dan dapat memperluas usahanya.
Menurut Hasibuan (2006:88) pemberian
kredit memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
a)
Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan
perdagangan dan perekonomian.
b)
Memperluas lapangan kerja bagi msyarakat
c)
Memperlancar arus barang dan arus uang
d)
Meningkatkan hubungan internasional
e)
Meningkatkan produktivitas dana yang ada
f)
Meningkatkan daya guna barang
g)
Meningkatan kegairahan berusaha masyarakat
h)
Meningkatkan income per capita masyarakat
i)
Mengubah cara berfikir atau bertindak masyarakat untuk lebih
ekonomis
Sedangkan
menurut Sinungan (2000:211) fungsi kredit adalah:
a)
Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility)dari barang
b)
Kredit meningkatkan daya guna (utility)dari barang
c)
Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
d)
Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi
e)
Kedit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
f)
Kredit adalah jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional
g)
Kredit juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Adapun fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan menurut Untung (2002:4) adalah :
a)
Kredit pada hakikatnya daya guna uang
b)
Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
baik peredaran uang giral maupun uang kartal
c)
Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran suatu
barang
d)
Kredit merupakan salah satu alat dalam menjaga stabilitas
ekonomi seperti pengendalian inflasi, peningkatan ekspor dan pemenuhan
kebutuhan rakyat
e)
Kredit dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha
dibidang permodalan, sehingga dapat meningkatkan kegairahan dalam berusaha
f)
Kredit dapat meningkatkan permintaan pendapat
g)
Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional
terutama dibidang ekonomi
Tujuan kredit menurut Suyanto, dkk ( 2003:16) adalah:
1.
Untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga yang akan
diterima,
2.
Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembagunan,
3.
Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat,
4.
Memperoleh dana bagi kelangsungan perusahaan.
Fungsi kredit yaitu:
1.
Meningkatkan daya guna uang,
2.
Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang,
3.
Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran uang,
4.
Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi,
5.
Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha,
6.
Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapat,
7.
Kredit sebagai alat meningkatkan hubungan Internasional.
e.
Prosedur Permohonan Kredit
Prosedur pemberian kredit menurut Elias (2006:31), yaitu
tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pemberian kredit atau jaminan oleh
koperasi kepada anggota. Ada beberapa tahap yang harus dilewati antara lain
sebagai berikut:
1.
Persiapan kredit
Persiapan kredit adalah kegiatan tahap permulaan dengan
maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon pinjaman atau anggota
dengan pihak koperasi, terutama dengan calon pinjaman yang baru pertama kali
mengajukan kredit, biasanya dilakukan melalui wawancara, informasi secara
global biasa diberikan oleh staf koperasi antara lain tentang prosedur atau tata
cara mengajukan pinjaman, serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman dari
pihak anggota diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang
hal-hal yang diperlukan pihak kopdit.
2.
Analisis atau penilaian kredit
Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang
keadaan usaha anggota. Tahap analisa atau penilaian kredit meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a)
Aspek manajemen dan organisasi. Struktur organisasi usaha
dari anggotanya hendaknya dapat menunjuk struktur organisasi yang efisien dan
efektif sehingga usahanya dapat berkembang,
b)
Aspek pemasaran, barang atau jasa yang dihasilkan dari usaha
anggota harus mempunyai prospek pemasaran yang baik, baik dilihat dari
konsumen, menurut jumlahnya, maupun penyerahan daerahnya,
c)
Aspek teknis, teknologi dan peralatan yang digunakan baik
kapasitas maupun jenisnya serta proses produksinya diharapkan berjalan secara
efektif dan efisien sehingga dapat memberikan keuntungn bagi usaha anggota
tersebut.
d)
Aspek keuangan, dari kalkulus keuangan baik menggunakan 5C,5P
dan 3R harus bercermin adanya kemampuan dari usaha anggota untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban baik untuk mengembalikan pokok pinjaman, bunga pinjaman
dalam waktu yang telah disepakati bersama.
f.
Prinsip-Prinsip
Pemberian Kredit
Sebagaimana
kita ketahui bahwa dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan
serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam kredit
benar-benar terwujud sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasarannya
dan terjaminnya pengembalian kredit tepat pada waktunya sesuai perjanjian.
Menurut
Sutarno dalam bukunya Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank (2004:93), prinsip-prinsip pemberian kredit
yaitu:
Prinsip-Prinsip
5C
1.
Character
(Watak/Kepribadian)
Adalah sifat dasar
yang ada dalam hati seseorang. Watak dapat berupa baik dan jelek bahkan ada
yang terletak diantara baik dan jelek. Watak merupakan bahan pertimbangan untuk
mengetahui resiko. Tidak mudah untuk menentukan watak seorang debitur apalagi debitur
yang baru pertama kali mengajukan permohonan kredit. Karakter merupakan faktor
yang dominan, sebab walaupun calon nasabah pembiayaan tersebut cukup mampu
untuk menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai itikad baik, tentu akan
membawa berbagai kesulitan perusahaan yang memberikan pembiayaan tersebut di
kemudian hari.Perusahaan sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon
peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang
teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi hutang-hutangnya pada
waktu yang ditetapkan. Calon peminjam tidak boleh berpredikat: penjudi,
pencuri, pemabuk, pemakai narkoba atau penipu. Calon peminjam haruslah yang
mempunyai reputasi yang baik. Dalam prakteknya untuk sampai kepada pengetahuan
bahwa calon peminjam tersebut mempunyai watak yang baik dan memenuhi syarat
sebagai peminjam, tidaklah semudah yang diduga, terutama untuk peminjam atau
nasabah debitur yang baru pertama kalinya.
Oleh karena itu dalam upaya “penyidikan” tentang watak ini
pihak perusahaan haruslah mengumpulkan data dan informasi-informasi dari pihak
yang dapat dipercaya. Dengan berbekal pengalaman dilapangan, kepribadian
seseorang dapat di ketahui melalui gaya bicara, tempreramen, kebiasaan
sehari-hari, gaya hidup, pergaulan dan track record dengan para suppliernya
atau rekan-rekan bisnisnya.
Sedangkan untuk nasabah lama yang akan mengulang kreditya,
dapat dilihat dari penampilan atau kinerja (performance) kreditnya pada masa
yang lalu, apakah pengembaliannya cukup lancar atau pernah mengalami hambatan
dan kemacetan. Jika semua informasi sudah terkumpul, bisa diambil kesimpulan
apakah dari segi wataknya, calon peminjam memenuhi syarat atau tidak. Jika
tidak, permohonan kredit tersebut harus segera ditolak, namun jika memenuhi syarat, maka harus pula memenuhi
syarat berikutnya. Kegunaan penelitian karakter adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibanya sesuai dengan perjanjian yang
telah ditetapkan.
2.
Capacity
(Kemampuan)
Seorang debitur
yang mempunyai watak baik selalu akan memikirkan mengenai pembayaran kembali
hutangnya sesuai waktu yang ditentukan.
Untuk dapat memenuhi kewajiban pembayaran debitur harus memiliki kemampuan yang
memadai yang berasal dari pendapatan pribadi jika debitur perorangan atau
pendapatan perusahaan bila debitur berbentuk badan usaha. Penilaian ini bermanfaat
untuk mengukur sejauh mana calon mudharib mampu melunasi utang-utangnya secara
tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya. Kemampuan keuangan calon
nasabah sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran. Semakin baik
kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas
pembayaran pembiayaan.
3.
Capital (Modal)
Seseorang atau
badan usaha yang akan menjalankan usaha atau bisnis sangat memerlukan modal
untuk memperlancar kegiatan bisnisnya. Seorang yang akan mengajukan permohonan
kredit baik untuk kepentingan produktif atau konsumtif harus memiliki modal.
Misalnya orang yang akan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk
membeli sebuah rumah pemohon kredit harus memiliki modal untuk membayar uang
muka. Uang muka itulah sebagai modal sendiri yang dimiliki pemohon kredit
sedangkan kredit sebagai tambahan.
4.
Condition of
economy (Kondisi perekonomian)
Kondisi ekonomi
adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu dimana kredit itu
diberikan oleh bank kepada pemohon. Apakah kondisi ekonomi pada kurun waktu
kredit dapat mempengaruhi usaha dan pendapatan pemohon kredit untuk melunasi
utangnya.
5.
Collateral (Jaminan
atau agunan)
Jaminan berarti
harta kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan guna menjamin kepastian
pelunasan hutang jika dikemudian hari debitur tidak melunasi hutangnya dengan
jalan menjual jaminan dan mengambil pelunasan dari penjualan harta kekayaan
yang menjadi jaminan itu.
Selanjutnya
menurut Hasibuan, dalam bukunya
Dasar-Dasar Perbankan (2007:106), prinsip-prinsip pemberian kredit :
Prinsip-Prinsip
7P
1.
Personality
(Kepribadian)
Adalah sifat dan
perilaku yang dimiliki calon debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan
pemberian kredit. Jika kepribadiannya baik kredit dapat diberikan dan
sebaliknya. Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusaha
membayar pinjamannya sedangkan kepribadian yang jelek akan sulit membayar
pinjamannya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan
nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.
2.
Party (Golongan)
Adalah
mengklasifikasikan nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu berdasarkan
modal, karakter, dan loyalitasnya dimana setiap klasifikasi nasabah akan
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3.
Purpose (Tujuan)
Adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calon
debitur apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Jadi, analis
kredit harus mengetahui secara pasti tujuan dan penggunaan kredit yang akan
diberikan.
4.
Prospect
(Kemungkinan)
Adalah prospek
perusahaan di masa datang, apakah akan menguntungkan atau merugikan. Oleh
karena itu analis kredit harus mampu mengestimasi masa depan perusahaan calon
debitur agar pengembalian kredit menjadi lancar.
5.
Payment
(Pembayaran)
Adalah mengetahui
bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan. Hal ini dapat diketahui
jika analis kredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatan calon
debitur sehingga dapat diperkirakan kemampuannya untuk membayar kembali kredit.
6.
Profitability
(Kemampuan)
Adalah untuk
mengetahui bagaimana kemampuan nasabah mendapatkan laba. Profitability diukur
per periode, apakah konstan atau meningkat dengan adanya pemberian kredit.
7.
Protection
(Perlindungan)
Bertujuan agar
usaha dan jaminan mendapatkan perlidungan. Perlindungan dapat berupa jaminan
barang, jaminan orang, atau jaminan asuransi.
g.
Kredit
Macet
1.
Pengertian kredit
macet
Dendawijaya
(2005:85), menyatakan kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu
tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah ditetapkan. Menurut Habuan
(1995:56) kredit macet adalah kredit yang tidak lancar dan sampai pada masa
jatuh tempo tidak dapat diselsaikan oleh nasabah yang bersangkutan.
Berdasarkan
pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit macet adalah suatu keadaan
dimana anggota tidak dapat memenuhi kewajiban membayar atau tidak mampu
melunasi bunga dan pokok pinjaman tersebut sesuai dengan jatuh tempo yang telah
ditetapkan.
2.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kredit macet
Kredit
macet dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan akibat adanya
faktor kesengajaan atau faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur ( Dahlan
Siamat 2001;175), kredit bermasalah dapat digolongkan sebagai (1) kondisi makro
ekonomi yang meliputi pertumbuhan ekonomi kestabilan dan harga atau inflasi, (2) komposisi
dan alokasi sumber dana dan (3) internal perbankan menurut Sjahrir (1995;86).
Menurut Munaldus (2005:126) faktor-faktor yang menyebabkan
kredit macet adalah : (1) kondisi keuangaan peminjam tiba-tiba menurun, karena
sakit atau ditimpa musibah (2) dalam perjalanan mengangsur pinjaman dan
membayar bunga pinjaman, peminjam pindah tempat tinggal, pindah alamat (3)
pinjaman tiba-tiba di PHK atau dipecat dari pekerjaannya (4) pinjaman tidak
koorperatif dan tidak konsisten (5) penyimpan keuangan peminjam tidak digunakan
sesuai kesepakatan dengan staf kredit.
Munaldus (2005:128) menyebutkan penyebab kredit macet
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a)
Faktor Internal, yaitu:
1)
Pendidikan anggota ( pendidikan dasar, pelatihan kelompok
inti)
Penyelenggraan analisis kredit yang tidak sempurna karena
staf kredit tidak mampu, malas, tidak termotivasi, kerja asal-asalan, tidak
adanya komitmen.
2)
Manajer atau staf kredit menyalurkan kredit secara agresif,
karena mereka berhasil memobilisasi dana dari anggota akibatnya beban biaya
bunga simpanan meningkat.
Ø Untuk menutup biaya yang
tinggi tersebut, maka penyaluran pinjaman tinggi, tetapi kualitas analisis
kredit diabaikan
Ø Sistem pemantaun mutu kredit
dan watak pemohon pinjaman lemah.
b)
Faktor Eksternal
Pertumbuhan ekonomi Sektor usaha memburuk sejak krisis
moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 sehingga banyak perusahaan yang
mengalami kebangkrutan dan tingkatan pendapatan yang menurun
Ø Penyimpangan kredit
Penyalahgunaan kredit yang diterima oleh anggota kredit tidak
digunakan sesuai dengan tujuan semula yakni untuk mengembangkan usaha anggota
akan tetapi digunakan sebagai keperluan lain yang tidak produktif
Ø Keuangan adalah tidak
tersedianya dana oleh anggota atau nasabah untuk membayar angsuran kredit atau pinjaman.
Ø Jangka waktu
Waktu adalah hidup yang tidak dapat diubah dan diganti
menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup, ketaatan terhadap ketepatan
waktu daya hidup dari semua aktifitas dan daya pikir sehingga menjadikan suatu
kegiatan menyenangkan dan menarik. Untuk menetukan pengunaan waktu yang terbaik
dapat mengontrol hidup dan berusaha untuk melakukan segala sesuai dalam waktu
yang relatif singkat dengan pemborosan gerakan yang sangat kecil
.
Ø Kesengajaan
Suatu tindakan yang dibuat dan sikap acuh tak acuh terhadap
situasi dan keadaan. Tindakan ini merupakan tindakan yang dibuat anggota dan
menggap bahwa masih ada urusan atau kebutuhan yang lebih penting dari
memberikan pinjaman atau kredit sehingga tidak mau menyetor dan mengunakan untuk
kepentingan lain.
Kasmir ( 2001:102) menyebutkan kredit bermasalah dapat
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a)
Pihak kreditur
Menganalisis kredit kurang teliti dalam mengecek keaslian
atau kebenaran dokumentasi dana salah satunya mengunakan ratio yang ada
sehingga apa yang terjadi tidak diprediksi sebelumnya atau dapat pula terjadi
karena pihak analisis melakukan kolusi dengan pihak debitur sehingga analisis
yang dilakukan tidak objektif.
b)
Pihak nasabah (debitur)
Adanya unsur kesengajaan dari pihak debitur. Artinya nasabah
sengaja tidak melakukan kewajiban kepada pemberi kredit.
c)
Faktor eksternal
a.
Pengelolaan usaha
Pengelolaan usaha dapat diartikan sebagai bagaimana cara
pemilik usaha ( pihak manajemen) dalam mengelola usaha. Pengelolaan usaha
merupakan salah satu fakor penting yang harus diperhatikan baik oleh nasabah
dalam memperoleh laba yang menjamin kelangsungan dan pengembangan usahanya,
maupun pihak kredit untuk menekan resiko yang akan datang
b.
Penyimpangan kredit
Penyimpangan adalah suatu keadaan dimana seeorang melakukan
tindakan menyimpang dari tujuan semula. Penyimpangan dalam pengunaan kredit
oleh debitur terjadi jika kredit yang diterima nasabah tidak digunakan
sebagaimana tujuan semula yakni untuk membantu pengembangan usaha, tetapi untuk
keperluan yang tidak produktif.
H. Jaminan Kredit
Seperti sudah dibahas diatas
bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan
atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi
perusahaan, mengingat jika konsumen mengalami suatu kemacetan maka akan sulit
untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan
jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat
ditutupi oleh jaminan tersebut. (Kasmir 2003:113)
Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit
oleh calon debitur
adalah sebagai berikut
a. Jaminan benda berwujud
Yaitu jaminan dengan barang–barang seperti tanah, bangunan, kendaraan
bermotor, mesin–mesin atau peralatan, barang dagangan, kebun, dll
b. Jaminan benda tidak berwujud
Yaitu benda–benda yang dapat jaminan seperti sertifikat
saham, sertifikat
obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening
tabungan yang
dibekukan, rekening giro yang dibekukan, dan surat tagihan
lainnya.
c. Kredit tanpa jaminan
maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan
jaminan
barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk
perusahaan yang
memang benar–benar bonafid dan profesional, sehingga
kemungkinan
kredit tersebut macet sangat kecil. Kredit tanpa jaminan
hanya
mengandalkan kepada penilaian terhadap prospek usahanya atau
dengan
pertimbangan untuk pengusaha–pengusaha yang memiliki
loyalitas yang
tinggi..
2.2
Kajian Empirik
Penelitian ini
bertolak pada penilitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yashinta Damiana LeuObi
(2009:8) yang berjudul “faktor-faktor
penyebab kredit macet dan pemberdayaan ekonomi masyarakat (PEM) pada kelompok
usaha bersama (KUB) di kacamatan oebobo”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terjadinya kredit macet disebabkan oleh pengelolaan usaha yang kurang baik dana
penyimpanan pemanfaatan kredit. Pengelolaan usaha berkaitan dengan tingkat
pendidikan dan pengalaman yang dimiliki sedangkan penyimpangan kredit
berhubungan dengan penyalahgunaan kredit yang diberikan.
Hal ini
menyebabkan usaha yang dijalankan debitur tidak berjalan dengan baik sehingga
pada akhirnya debitur tidak dapat membayar cicilannya. Perbedaan dengan
penilitian sebelumnya mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kredit
macet pada kelompok usaha bersama (KUB) di kacamatan oebobo yang bersumber
dananya dari pemerintah yang di kelola oleh KUB. Sedangkan penelitian ini
meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada perusahaan
PT. Bosowa Kupang. Persamaanya dengan peneliti terdahulu adalah sama-sama
meneliti tentang kredit macet serta faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Baharudin (2010)
dengan judul ”faktor-faktor penyebab
kredit macet terhadap profitabilitas pada koperasi kredit swastasari”.
Hasil penilitian menunjukan ada pengaruh
kredit macet terhadap profitabilitas disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal yang ada didalam koperasi kredit swastasari tidak berjalan dengan
lancar atau mengalami kendala dalam menjalankan aktifitasnya sehingga
profitabilitas yang ada pada koperasi tidak maksimal.
Perbedaan dengan peneliti sebelumya adalah mengenai tempat
penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya melakukan penelitian pada
koperasi kredit swastasari sedangkan peneliti sekarang melakukan penelitian
pada perusahaan PT. Bosowa Kupang. Sedangkan Adapun persamaan dengan sebelumnya
adalah sama-sama meneliti tentang kredit macet.
2.3
Kerangka Berpikir
Bosowa merupakan salah satu badan usaha yang
memudahkan para konsumen untuk membeli barang atau produk yang dihasilkan
perusahaan dengan menggunakan kredit agar tidak membebani konsumen untuk membeli
barang yang dibutuhkan, sehingga para konsumen tidak perlu membeli barang
secara tunai karena sudah dimudahkan dengan pembayaran melalui kredit dengan waktu
tempo yang telah disepakati.
Seperti perusahaan pada umunya, Bosowa juga mengalami
masalah yang hampir sama yaitu tentang terlambatnya pembayaran yang dilakukan
konsumen kepada perusahaan atau debitur kepada kreditur yang akan mengakibatkan
terjadinya kredit macet pada perusahaan.
![]() |
|||
|
|||
Gambar 1 : kerangka berpikir
BAB III
METODE PENELETIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini pembahasan yang berfokus pada
faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan objek penelitian saya yaitu
pada perusahaan PT. Bosowa Kupang yang beralamat di JL.
Timor Raya, Km. 5 kota kupang- Nusa Tenggara Timur. Menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam melakukan pengumpulan data, dengan mengunakan kuisioner pada
responden yaitu karyawan dan nasabah PT Bosowa Kupang.
3.2 Definisi
Operasional Variabel
Yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian adalah
:
1.
Kualitas pemberian Kreditt adalah dimana debitur tidak dapat
membayar pembelian barang yang dilakukan atau bunga yang telah mengalami jatuh
tempo sesuai dengan kesepakatan awal perjanjian.
Indikator: Macet merupakan kredit yang mengalami tunggakan
karena belum membayar sampai waktu jatuh tempo
2.
Pemantauan kredit adalah pemantauan yang dilakukan perusahaan
kepada konsumen yang akan melakukan kredit.
Indikator :Pemantauan mutu kredit merupakan keadaan
terlaksana pengontrolan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan terhadap
nasabah atau terhadap peminjam yang melakukan pembelian kredit
3.
Kondisi keuangan nasabah atau debitur merupakan
ketidakstabilan keuangan dan kebutuhan hidup keluarga nasabah yang melakukan
pembelian pada perusahaan sehingga tidak mampu melakukan pelunasan pembelian
yang dilakukan.
4.
Penyimpangan kredit merupakan penyalahgunaan pembelian barang
yang dilakukan nasabah tidak sesuai dengan tujuan awal pembelian sehingga
pembelian tidak produktif
5.
Kesengajaan merupakan keadaan dimana nasabah lalai untuk
tidak melakukan pembayaran atau cicilan untuk melunasi pembayaranya pada
perusahaan secara teratur sesuai dengan perjanjian awal atau tanggal jatuh
tempo.
6.
Kredit Macet merupakan keadaan dimana nasabah tidak melakukan
pembayaran ke perusahaan sehingga menyebabakan kredit macet ke perusahaan
6.3
Informan Penelitian
Penelitian mengunakan sample
random dimana teknik ini mengunakan teknik penngambilan sample secara acak
dimana Informan tersebut yang memiliki pengetahuan atau sebagai partisipan
untuk menggali informasi dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Informan kunci yang diwawancara adalah
diantaranya pemimpin perusahaan, karyawan ,konsumen.
6.4
Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, peneliti
akan melakukan wawancara kepada informan-informan untuk dijadikan sebagai
sumber informasi. Informan akan dipilih secara proposif yaitu orang-orang yang
terlibat langsung dan memahami serta dapat memberikan informasi tentang
pemberian kredit macet. Penelitian ini menggunakan interview questions
yang digunakan untuk menggali informasi dari informan dalam metode wawancara.
6.5 Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis
Data
·
Data kuantitatif: data
berupa angka yang diperoleh dari reponden, baik berupa melalui wawancara,
kuisioner ataupun dari dokumen perusahaan.
·
Data kualitatif: data yang diperoleh dari responden
berupa kata-kata yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Sumber
Data
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini adalah
berupa data primer dan data sekunder.
·
Data Primer: data yang
diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak PT Bosowa, yaitu manajer dan
karyawan seperti: laporan keuangan, rekapitulasi jumlah karyawan, dan lain-lain.
·
Data Sekunder: Data
yang diperoleh dari pihak ketiga. Yang telah menyiapkan datanya seperti
kuisioner.
3.4 Teknik
Pengumpulan Data
1. Wawancara:
teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan informen
kunci mengenai pengkreditan
2. Observasi
: penelitian langsung mengamati aktivitas yang terjadi pada perusahaan PT.
Bosowa Kupang
3. Kuisioner
: pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertayaan
terstruktur kepada informen untuk menjawab
3.5
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis deskriptif kualitatif adalah metode untuk mencari dan
mengumpulkan data yang bersifat pemahaman dan dapat diukur dengan angka,
biasanya di gunakan untuk memperoleh pendapat, alasan, dan motivasi masyarakat
terhadap sebuah kegiatan, produk, atau persoalan kemudian dari data ini
nantinya diambil sebuah kesimpulan berupa teori atau hipotesis sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Miles dan
Hurberman (2002:91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data, terdapat tiga
kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu
a. Reduksi
data adalah proses pemelihan, pemusatan
perhatian pada pengabstratan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan
tertulis dilapangan. Dalam hal ini
pemusatan perhatian dalam memilih informasi sesuai dengan variabel
penelitian yaitu : kredit bermasalah dan faktor penyebab kredit bermasalah pada
perusahaan PT. Bososwa Kupang
b. Penyajian
data merupakan bagian dari analisis dengan maksud agar data atau informasi
mengenai faktor- faktor yang menyebabkan kredit macet pada perusahaan dapat
tersusun dalam bentuk yang terpadu. Dengan bentuk yang terpadu akan lebih muda
untuk menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ada pada perusahaan
c. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berdasarkan
fenomena pada pola-pola hubungan variabel yang menyebabkan kredit macet
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1.
PT.Bosowa
4.1.1.1
Sejarah PT.Bosowa
Bosowa Corp adalah perusahaan induk (holding company) yang
memiliki berbagai bidang bisnis, mulai dari semen hingga dealer mobil.
Perusahaan ini bermula dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
perdagangan umum bernama CV
Moneter di kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada 22 Februari 1973 oleh Aksa Mahmud.
Pada tahun 1978, perusahaan itu mendapatkan
hak eksklusif sebagai dealer resmi mobil produksi Jepang yakni Datsun untuk kawasan timur
Indonesia. Pada tahun yang sama, nama perusahaan diganti menjadi PT Moneter Motor. Pada Oktober 1980, PT Moneter Motor mendapatkan kepercayaan dari Mitsubishi Motors menjadi sales dan
distributor mobil merek Mitsubishi untuk kawasan timur
Indonesia. Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Bosowa Berlian yang menjadi
tonggak penting mengawali kemajuan Bosowa Corp. Nama Bosowa berasal dari
singkatan nama tiga kabupaten di Sulawesi Selatan,
yaitu Bone, Soppeng dan Wajo.
Setelah puluhan tahun berlalu, terjadi peralihan kepemimpinan di Bosowa
pada tahun 2006. Erwin Aksa dipercayakan untuk menjabat sebagai Direktur Utama. Bersama Erwin Aksa,
perusahaan mencanangkan era "lepas landas" menuju Bosowa Excellence pada
tahun 2015.Saat ini, Bosowa Corp
mempunyai 10 unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik dan transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multibisnis.
4.1.1.2 Bidang Usaha
PT Bosowa merupakan perusahaan yang ergerak dalam PT. Bosowa adalah badan usaha
yang bergerak di bidang perdangangan yang
mempunyai (10) sepuluh unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik & transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multi bisnis. Namun
yang terdapat saat ini di kota kupang hanya mempunyai (3) tiga unit yaikni
otomotif, semen dan jasa keuangan.usaha ini terus berkembang, sehingga mencapai
kemajuan.
4.1.1.3 Visi dan missi PT Bosowa Berlian Motor
·
Visi Perusahaan
“ Menjadi Pemain Utama Ekonomi Nasional yang
didukung oleh Tenaga Kerja yang Prima, Produk Berkualitas, Pelayanan Terbaik
dan Sistem yang Terintegrasi”.
·
Misi Perusahaan
“Memberi berkah bagi masyarakat dengan membangun
kepeloporan Ekonomi Nasional”.
4.1.1.4 Struktur Organisasi PT Bosowa Berlian Motor
Stuktur Organisasi kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang di bentuk untuk melaksanakan
kegiatan pokok perusahaan. Asas atau prinsip yang harus di perhatikan dalam
menyusun struktur organisasi adalah sebagai berikut :
·
Azas Koordinasi
Adanya jenjang kekuasaan dan tanggung jawab yang sesuai dengan tujuan
perusahaan.
·
Azas Fungsional
Adanya pembedaan berbagai macam jenis tugas dalam organisasi, sehingga
tugas dan tanggung jawab serta wewenang masing-masing orang dan masing-masing bagian
dapat di tetapkan dengan jelas.
·
Azas Kontrol
Adanya pembagian fungsi ke dalam tanggung jawab bagian-bagian yang
mempunyai kedudukan yang independen dalam melaksanakan fungsi operasional,
penyimpanan, dan pencatatan.
4.1.1.5 Uraian Tugas
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan di dalam
menjalankan kegiatan operasinya yaitu struktur organisasi. Dengan adanya
struktur organisasi dapat memperhatikan atau memperjelas batasan-batasan tugas
dan tanggung jawab masing-masing personil yang merupakan anggota dari
organisasi perusahaan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian tugas dari
struktur organisasi PT bosowa Berlian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Komisaris. Tugas Utama, yakni :
· Memberikan pengawasan penuh atas
jalannya perusahaan
· Memberikan nasihat kepada direktur
dalam menjalankan perusahaan
· Selaku pemegang saham
· Memberi persetujuan dan bantahan kepada
direksi dalam menjalankan pengurusan perusahaan dalam keadaan tertentu
2. Presiden Director. Tugas Utama,
yakni :
·
Memimpin dan mengawasi seluruh pelaksanaan kegiatan
kerja dan ketentuan kebijaksanaan lain yang telah disepakati.
·
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertinggi dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan pra operasional,
operasioanal dan pengembangan perusahaan.
3. Internal Audit Director. Tugas
Utama, yakni : Melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang
bersifat internal.
4. Marketing Sales & Assisten
Director. Tugas Utama yakni :
·
Bertanggung jawab terhadap pemasaran dan penjualan kendaraan
maupun suku cadangnya.
·
Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pemasaran dan
penjualan agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
5. Marketing Sales & Assisten Division.
Tugas Utama, yakni :
· Membantu Marketing Sales & Assisten
Director dalam melakukan pengawasan kegiatan pemasaran dan penjualan kendaraan
perusahaan.
· Sebagai perantara antar Departemen
yang berada di bawahnya ke Marketing sales & Assisten Division.
· Mencari dan menyusun suatu strategi
pemasaran agar stock kendaraan dapat terjual dengan volume yang tinggi atau
besar.
6. Spare part Departement. Tugas Utama
yakni : Melakukan perencanaan mengenai pengadaan stock, serta melakukan
promosi. Spare Parts Departement berusaha untuk meyakinkan para konsumen agar
suku cadang Mitsubishi senantiasa digunakan.
7. Admistration Support Section. Tugas
Utama, yakni : Melakukan seluruh kegiatan administrasi penjualan spare parts.
4.2 PROFIL INFORMEN
Hasil penelitian diketahui bahwa informen mengetahui dan memahami baik
PT Bosowa. Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
penelitian ini digunakan kuisioner sebagai instrument penelitian. Berikut ini
dikemukakan profil informen berdasarkan umur, pendidikan dan jenis pekerjaan.
4.2.1
Umur
Berdasarkan data yang dihimpun dari informen gambaran tentang umur
informen yaitu tertinggi 57 tahun sedangkan umur terendah 25 tahun. Pada tabel 4.1 disajikan profil
informen menurut kelompok umur sebagai berikut:
Table
4.1
Profil
informen menurut kelompok umur
NNo
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah (orang)
|
Presentase (%)
|
11
|
25-30
|
15
|
37,5
|
22
|
31-45
|
18
|
45
|
33
|
46-60
|
6
|
15
|
44
|
>60
|
1
|
2,5
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber:
data primer diolah oleh penulis
Pada table 4.1 tersebut terlihat bahwa kelompok informen terbanyak (37,5%)
adalah umur 25-30 tahun yakni sejumlah 15 orang. Sedangkan kelompok informen dengan prosentase yang paling
kecil (2,5%) adalah yang
berumur 60 > tahun yakni 1 orang. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa seluruh informen adalah termasuk remaja dan angkatan kerja pada
kelompok umur 25-30 tahun.
4.2.2
Pendidikan
Informen
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu komunitas
dapat mewarnai pola pikir yang berkaitan terhadap perilaku orang atau komunitas
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan informen terlihat
pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Profil informen Menurut Kelompok
Tingkatan Pendidikan
NNo
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah (Orang)
|
Prosentase (%)
|
11
|
SD
|
15
|
37,5
|
12
|
SMP
|
7
|
17,5
|
33
|
SMA
|
8
|
20
|
44
|
Perguruan Tinggi
|
10
|
25
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber:
data primer diolah oleh penulis
Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah informen terbanyak dengan
prosentase (37,5%) adalah
berpendidikan Sekolah Dasar yaitu
sebanyak 15 orang,
kemudian diikuti oleh informen yang berpendidikan tinggi (25%) yaitu 10 orang dan berpendidikan Sekolah
menengah (20%) yaitu
berjumlah 8 orang sedangkan
sisanya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (17,5%) yaitu berjumlah 7 orang.
4.2.3
Pekerjaan
Informen
Jenis pekerjaan
yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut. Jumlah informen
berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Profil Informen Menurut Kelompok Jenis
Pekerjaan
NNo
|
Jenis Pekerjaan
|
Jumlah (orang)
|
Prosentase (%)
|
|
11
|
Wiraswasta
|
18
|
30
|
|
22
|
PNS
|
4
|
25
|
|
33
|
Pegawai Swasta
|
10
|
16.67
|
|
44
|
Petani
|
8
|
8,33
|
|
Jumlah
|
40
|
100
|
Sumber:
data primer diolah oleh penulis
Data tabel 4.3
tersebut, menunjukkan jumlah informen terbanyak adalah yang memiliki jenis
pekerjaan sebagai Wiraswasta sebanyak 30%, PNS 25%, Pegawai Swasta 16,67% dan
sisanya Petani sebanyak 8,33.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informen kunci,
peneliti mendeskripsikan strategi yang diterpakan PT Bosowa dalam melakukan
pemberian kredit kepada konsumen.
Hal ini diperkuat dengan peneliti setelah melakukan
wewancara mendalam dengan kepala PT Bosowa yang memberikan informasi pada
peneliti dan proses dialok yang dilakukan PT Bosowa dengan pertayaan penelitian
“ bagaimana cara PT Bosowa dalam mengumpulkan data atau informasi sebelum
melaksanakan pemberian kredit kepada konsumen dan bagaimana cara perusahaan
menangani konsumen-konsumen yang telat melakukan pembayaran yang mengakibatkan
kredit macet?”. Lalu informen pun menjawab:
“ sebelum perusahaan
memberikan kredit kepada konsumen kita melakukan pemeriksaan kelengkapan
dokumen dan apabila dokumen yang diberikan kepada kami sudah lengkap dan sesuai
dengan yang sebenarnya, barulah tim kami akan melakukan survey apakah konsumen
tersebut bisa medapatkan pemberian kredit atau tidak dan untuk konsumen yang
menunggak pembayaran kredit, pihak kami akan bertindak tegas dengan menyita
jaminan mereka sesuai dengan perjanjian awal sebelum melakukan pinjaman kredit,
terus bagi mereka yang selalu telat melakukan pembayaran kredit sehingga
kedepannya kami tidak akan memperpanjang kreditnya”
Kemudian wawancara mendalam dilanjutkan dengan informen kedua
yaitu karyawan yang terlibat langsung dalam melakukan pemberian kredit dengan
pertayaan dari peneliti “Apakah
perusahaan mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pengontrolan atau pemantauan
dilapangan untuk mengatahui pengelolaan pinjaman terhadap debetur setelah
memberikan kredit dan apakah pengontrolan serta pemantauan terhadap debitur
telah direalisasikan oleh karyawan secara continue untuk mengetahui pemanfaatan
atau pengelolaan kredit tersebut?”. Kemudian beliau pun memaparkanya.
“ Iya, kami mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pengontrolan dilapangan untuk dapat mengetahui
pengelolan pinjaman terhadap dibetur, hal ini kami lakukan agar pemanfaat atau
pengelolaan kredit yang dilakukan oleh debitur berjalan dengan baik dan lancar
sehingga usaha yang di tekuni dapat berkembang dengan baik sehingga konsumen
kedepanya dapat melakukan pembayaran dengan lancar sehingga tidak mengakibatkan
kredit macet pada perusahaan dan dapat menguntungkan kedua belah pihak”.
Selanjutnya wawancara mendalam dilanjutkan dengan informen
ketiga yaitu konsumen yang melakukan pinjaman kredit dengan pertayaan dari
peneliti “Mengapa bapak/ibu melakukan pinjaman kredit dan apakah
bapak/ibu memperhatikan syarat-syarat kredit yang diberikan tersebut sudah
terasa mudah dalam melakukan pinjaman kredit?”. Kemudian beliapun menjawabnya
sebagai berikut.
“ Saya
melakukan pinjaman kredit untuk membuka usaha, karena modal yang saya miliki
terbatas serta bunga pinjaman yang diberikan perusahaan cukup rendah. Kemudian
untuk syarat-syarat pinjaman menurut saya sih cukup mudah dengan membawa
kelengkapan dokumen-dokumen yang tidak terlalu memberatkan saya dalam melakukan
pinjaman kredit”.
Dengan melakukan wawancara tersebut. Jadi pihak PT
Bosowa dapat mengetahui apakah pemberian kredit yang mereka laksanakan sesuai
dengan apa yang mereka harapkan serta untuk dari pihak konsumen juga mereka
merasa kalau persyaratan pemberian kredit yang di terapkan pihak perushaan
tidak memberatkan dalam melakukan pengajuan pinjaman kredit.
Dari hasil wawancara informan kunci tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemberian kredit kepada konsumen yang dilaksankan oleh pihak
PT Bosowa berjalan sesuai dengan yang di harapkan meskipun masih ada beberapa
kendala yang di hadapai perusahaan yaitu keterlambatan pembayaran.
4.3 Penyajian Data Dan Analisis Data
4.3.1. Penyajian Data
A. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Pt.Bosowa Kupang
1.
kualitas pemberian kredit
Hasil Penelitian yang di peroleh dari informen yakni
karyawan perusahaan. Pemelihan informen yang dilakukan pada lokasi peneltian
terdiri dari tiga (3) informen yang berasal dari karyawan perusahaan dan 6 informen dari
konsumen yang melakukan kredit macet.
Berdasarkan hasil penelitian pada karyawan di temukan
bahwa syarat-syarat kredit yang di lakukan perusahaan sudah sangat layak dalam
memberikan kredit. Hal ini di buktikan melalui jawaban dari tujuh (7) informen yang di temui di lapangan.
Syarat-syarat kredit yang diajukan oleh perusahaan sudah di perhitungkan secara
baik dan benar oleh perusahaan melalui jawaban lima(5) informen serta di
laksanakan secara benar dan baik juga di tinjau dari jawaban empat(4) oleh
karyawan PT.Bosowa.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen,
berikut pertayaan dari peneliti “ apakah syarat-syarat yang diajukan oleh
perusahaan sudah diperhitungkan secara baik dan benar dan apakah perusahaan
akan memberikan kelonggaran kepada konsumen yang memiliki hubungan
kekerabatan”. Kemudian beliau pin memaparkanya
“ iya benar sekali semua syarat yang diberikan sudah
diperhitungkan secara matang oleh semua pihak yang terlibat dalam perusahaan
sehingga persyatan tersebut seperti dokumen-dokumen akan sangat memudahkan
konsumen dalam melajukan kredit ke kami serta untuk konsumen yang memiliki
hubungan kekrabatan atau saudara kami dari perusahaan tidak akan memberikan
kelongaran dalam arti semua sama rata sehingga tidak akan ada pilih kasih dalam
pemberian kredit”
Berdasarkan hasil peneliti yang di lakukan untuk diberikan kepada karyawan, di temukan
bahwa karyawan sangat memperhatikan syarat-syarat dalam melakukan pemberian kredit.
Perihal syarat-syarat yang diajukan perusahaan tidak terlalu ketat atau adanya
kelongggaran yang diberikan oleh perusahaan dalam melakukan kredit. Hal ini
dirangkum melalui jawaban beberapa informen tambahan sebayak tiga belas (13)
orang sedangkan 6 informen mengatakan
tidak di berikan kelonggaran. Kredit yang di peroleh bukan karna di sebabkan
adanya hubunga kekrabatan dengan perusahaan, yang di buktikan melalui 10
jawaban, sementara lima 5 informen menjawab tidak mudah mendapatkan pinjaman karena hubungan
kekrabatan.
Kemudian wawancara dengan informen kedua yaitu
konsumen engan pertayaan dari peneliti “Bagamana saudara/i menanggapi
syarat-syarat yang diberikan perusahaan kepada para konsumen dan alasan mengapa
mengajukan kredit”. Kemudian beliau pun menjawab
“ mengenai persyaratan yang diajukan oleh perusahaan
menurut saya sih sonde terlalu susah karna syarat-syarat yang di ajukan cukup
umum seperti dokumen-dokumen pribadi dan alasan saya mengajukan kredit karna
saya membuthkan modal usaha, selain itu juga bunga kredit yang diberikan
perusahaan cukup ringan sehingga tidak memberatkan saya dalam meakukan
pembayaran kredit”
Dengan demikian dari total tiga puluh enam (36)
informen yang di berikan kuisoner terdapat empat 4 orang informen mengatakan tidak
di berikan kelonggaran dalam memperoleh kredit, sedangkan tiga 3 informen
lainnya menjawab tidak mudah mendapatkan pinjaman karena hubungan kekrabatan.
Hal ini mengatakan bahwa kualitas pemberian kredit masih di katakan berjalan
dengan baik.
2.
Pemantauan kredit
Berdasarkan hasil kuisoner yang di berikan oleh
peneliti kepada karyawan terkait dengan pemantaun kredit, perusahaaan juga mempunyai aturan dan hak
dalam melakukan pengontrolan atau pemantauan lapangan demi mengetahui
pengelolaan uang pinjaman yang di
ajukan. Hal ini di buktikan melalui jawaban(4) informan yang mengatakan
perusahaan juga memiliki hak untuk melakukan pemantaun kredit.
Terkait pemantaun kredit, peneliti melakukan
pengamatan yang di lakukan di lapangan bahwa pasca debitur melakukan proses
kredit, karyawan perusahaan juga melakukan pengontrolan di lapangan terhadap konsumen yang melakukan kredit. Meskipun
di akui bahwa karyawan melakukan pengontrolan untuk bulan ‘pertama setelah
melakukan kredit tetapi pada bulan-bulan berikutnya tidak melakukan
pengontrolan di lapangan melainkan hanya melakukan pengontrolan melalui
telepon.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen,
berikut pertayaan dari peneliti “ apakah setelah pemberian kredit perusahaan
melakukan pemantauan atau penontrolan kredit secara continue kepada konsumen” .
Kemudian beliau pin memaparkanya
“iya, kami melakukan pemantaun karna sangat penting
dilakukan agar kedepanya tidak terjadi hal yang diinginkan. Dengan pengontrolan
secara berkala kita dapat memantau dan memastikan konsumen dalam melakukan
pembayaran kredit ke kami sehingga pembayaran selalu tepat waktu”
B. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada PT.Bosowa Kupang
1.
kondisi keuangan konsumen
kondisi keuangan konsumen merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kredit macet. Berdasarkan jawaban dari empat puluh 40
informen yang diperoleh dari karyawan perusahaan mengatakan bahwa pemasukkan
tiap bulan sangat baik dan cukup lancar sehingga konsumen yang melakukan kredit
tidak terlalu mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran kredit. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah dan tingkat pembayaran kredit yang dilakukan oleh
konsumen dan perusahaan melihat pendapatan konsumen dengan bukti pengeluaran
dan pemasukan pendapatan perbulan konsumen
yang konsisten sehingga konsumen dapat mampu melakukan pembayaran ke
perusahaan. Dimana ada beberapa konsumen yang tidak memiliki pencatatan
pendapatan perbulan yang dilakukan tetapi usaha yang dilakukan berjalan dengan
lancar dilihat dengan perkembangan usaha yang telah dilakukan berjalan dengan
lancar, perusahaan melihat pendapatan konsumen perbulan yang baik tidak
mengalami penurunan yang signifikan malahan ada beberapa usaha yang pendapatan
perbulanya meningkat sehingga konsumen cukup baik dalam melakukan pembayaran
perbulan.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen,
berikut pertayaan dari peneliti “ bagaimana perusahaan mengetahui kondisi
keuangan konsumen sehingga perusahaan dapat memberikan kredit kepada konsumen”.
Kemudian beliau pin memaparkanya
“ untuk
mengetahui kondisi keuangan konsumen ini biasanya kami melihat dari profil
konsumen seperti pekerjaan, aset-aset yang dimilikinya sehingga dengan begitu
kami dapat meperhitungkan seberapa besar kredit yang bisa kami berikan sesuai
dengan kondisi keuangan para konsumen”
2.
Penyimpanggan kredit
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh bahwa
konsumen mengunakan kredit secara baik dan tepat sasaran. Hal ini di peroleh
dari tiga puluh empat (34) jawaban informen. Sedangkan enam (6) lainya menjawab
tidak tepat.
Peryataan tiga puluh emapat informen tersebut di
benarkan dengan keterangan yang diberikan oleh
karyawan perusahaan yang mengatakan bahwa tidak terjadi penyimpanggan
kredit karena konsumen mengunakan kredit
yang sesuai dengan kondisi keuangan.
Penyimpanggan kredit juga ada ada pelunasan dari
pencarian kredit baru dan pemberian kredit melanggar prinsip kehati-hatian dan
merekayasa laporan keuanggan, Sedangkan terkait dengan penyimpanggan kredit
peneliti memperoleh keterangan lain dari informen bahwa tidak semua konsumen
yang melakukan kredit digunakkan untuk hal-hal yang bersifat produktif atau
sesuai dengan tujuan awal, tetapi ada juga yang digunakan melakukan untuk hal lain yang tidak sesuai dengan perjanjian awal.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen,
berikut pertayaan dari peneliti “ bagaimana perusahaan menenggapi penyimpangan
kredit yang dilakukan oleh konsumen serta kebijakan apa yang akan diambil
perusahaan”. Kemudian beliau pin memaparkanya
“ kami dari perusahaan selalu berusaha untuk menjaga
agar tidak terjadi penyimpangan kredit
seperti yang sudah saya jawab di pertayaan sebelumnya bahwa kami menerapkan
syarat-syarat sebelum memberikan kredit yaitu dari tahap verivikasi dokumen,
survay sampai pemantauan sehingga dengen begitu penyimpangan kredit dapat kita
minimalisir dan apabila konsumen yang terbukti telah melakukan pentimpangan
kredit kami akan bertindak tegas dengan melakukan penyitaan aset jaminan yang
telah di sepakati sebelumnya sesuai dengan kontrak awal”
3.
Kesengajaan
Faktor kesengajaan yang di temukan peneliti di lapangan
di peroleh jawaban dari tiga puluh tiga (33) informen yang melakukan pembayaran
tepat waktu tiap bulannya kepada perusahaan, sedangkan tujuh (7) informen saja
yang melakukan pembayan terlambat dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini
disebabkan karena ada kebutuhan lain yang tak terduga yang di anggap lebih
penting ketimbang harus membayar kepada perusahaan.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen, berikut pertayaan
dari peneliti “ bagamana perusahaan menanggapi faktor kesengajaan yang
dilakukan konsumen dalam melakukan pembayaran kredit”. Kemudian beliau pun
memaparkanya
“ biasanya faktor kesengajaan yang terjadi di perusahaan kami, yaitu
konsumen selalu berbelit-belit dengan berbagai alasan seperti ada kepetingan
lain yang lebih penting atau diutamakan sehingga mereka telat melakukan
pembayaran kredit serta ada juga mengatakan usaha yang mereka jalankan lagi
sepi pengunjung. Meskipun begitu kami tetap punya kebijakan untuk melakukan
tindakan seperti memberikan denda atas keterlambatan pembayaran yang telah disepakati sesuia perjanjian awal.
4.3.2. Analisis Data
A. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada PT Bosowa Kupang
1.
Kualitas pemberian kredit
Keadaan terlaksananya analisis kredit mulai dari
pemeriksaan dokumen-dokumen calon debitur sampai dengan survey lapangan,
sebelum memberikan pinjaman kepada konsumen yang akan melakukan kredit.
Perusahaan sangat memperhatikan syarat-syarat yang akan digunakan dan
memberikan penelitian terkait dengan layak atau tidaknya konsumen melakukan pengkreditan.
Dibuktikan dari dua belas orang yang memilih opsi memperhatikan dan tujuh
memilih sangat memperhatikan. Perihal syarat-syarat yang diajukan perusahaan
tidak terlalu ketat atau adanya kelonggaran yang diberikan perusahaan dalam
memberikan kredit. Data yang di sajikan
sangat mendukung dengan syarat dan pengambilan langkah-langkah sebelum proses
perkreditan dilakukan. Langkah-langkah yang perlu diambil perusahaan seperti :
a)
Penyelidikan data yang meliputi pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data
yang diberikan pemohon, setelah data lengkap di harapkan datang untuk di
wawancarai setelah itu baru diadakan tahap analisis kredit
b)
Analisis kredit yang meliputi aspek yuridis yaitu legalitas pengajuan
permohonan kredit merupakan pemeriksaan terhadap kesusaian antara surat pemohon
kredit dengan anggaran dasar setiap perusahaan, legalitas badan usaha hukum
menyangkut syarat-syarat yuridis perusahaan; legalitas usaha merupakan
pemeriksaan terhadap ijin dari instansi yang berwenang; daftar hitam di
keluarkan oleh Bank Indonesia maupun isntansi lainnya mengenai perusahaan yang
telah melanggar ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya merujuk pada analisis 5C : character,
capacity, capital, condition, collateral, sebagai berikut; 1) Character, hasil penelitian menunjukan bahwa
perusahaan melakukan penilian secara mendalam dan akurat terhadap sifat atau
watak terhadap nasabah yang melakukan pinjaman terhadap perusahaan yang
berkaitan dengan cara hidup dan gaya hidup yang dianutnya. Dengan melakukan
penilian Character kepada konsumen perusahaan dapat melihat apakah bisa
dipercaya untuk memberikan kredit kepada konsumen di samping itu dengan melihat
sifat atau watak konsumen merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun konsumen cukup mampu
menyelsaikan pembayaran kredit kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu
akan membawa kesulitan bagi perusahaan dikemudian hari. 2) Capacity, hasil
penelitian menunjukan bahwa perusahaan telah melakukan penilaian terhadap
konsumen dalam membayar kredit melalui survey lokasi pada konsumen yang akan
melakukan pengkreditan dengan melakukan survey perusahaan dapat melihat
kemampuan konsumen dalam menjalankan keuangan yang ada pada usaha yang
dimilikinya. Apakah konsumen tersebut pernah mengalami sebuah masalah keuangan
sebelumnya atau tidak dan apakah Konsumen telah melakukan kredit ditempat lain
berjalan dengan lancar sehingga mana hasil usaha yang akan diperolehnya
tersebut akan mampu untuk melunasi kredit tepat waktu sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati bersama. 3) Condition, hasil penelitian menunjukan bahwa
kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan mendatang
ternyata cukup baik karena dilihat berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang
dari beberapa tahun terakhir cukup baik dan dilahat dari kondisi pembayaran
konsumen ke perusahaan yang terbilang lancar dan perusahaan juga memperhatikan
kondisi ekonomi yang berkaitan dengan konsumen karna ada suatu usaha yang
sangat tergantung dari kondisi perekonomian oleh karena itu perusahaan juga
mengaitkan kondisi konsumen yang akan melakukan kredit sehingga dapat melakukan
pembayaran tepat waktu. 4)
Collateral, penilaian terhadap jaminan oleh pengkreditur sangat di perhatikan
oleh perusahaan sehingga jaminan tersebut dapat memberikan penguatan terhadap
perusahaan untuk memberikan kredit. Collateral ini diperhitungkan paling akhir,
karna bilamana masih ada suatu kesengajaan dalam pertimbangan-pertimbangan yang
lain, maka perusahaan bisa melakukan penyitaan kepada konsumen yang tidak
melakukan pembayaran sesuai dengan jatuh tempo dengan perjanjian awal sebelum
melakkukan kredit, pada hakikatnya bentuk Collateral tidak hanya berbentuk
kebendaan bisa juga tidak berwujud seperti jaminan pribadi konsumen.
Dengan demikian, kualitas kredit yang diberikan oleh perusahaan sudah
sangat terlaksana cukup baik dan PT.Bosowa tidak terlalu memperhatikan
penilaian 5C yang ada dalam memberika kredit kepada konsumen.
2.
Pemantaun kredit
Definisi operasional pamantaun kredit merupakan
keadaan terlaksana pengontrolan yang di lakukan oleh perusahaan terhadap
konsumen. Perusahan juga memiliki aturan main yang mengatur tentang hak dan
kewajiban terkait pengontrolan dan pemantaun dilapangan. Namun pemantauan di
lapangan hanya bersifat awal dan selanjutnya di lakukan melalui telepon. Data
tersebut sangat mendukung apa yang diungkapkan oleh Munaldus (2005;128) yang
menyebutkan bahwa penyebab kredit macet juga disebabkan oleh faktor karyawan
yaitu salah satunya sistem pemantauan kredit dan watak pemohon pinjaman
lemah
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa pemantaun
kredit yang di lakukan perusahaan cukup baik walapun masih ada yang harus di
perhatikan dan benahi.
B. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada PT.Bosowa
Kupang
1.
Kondisi keuagan konsumen
Kondisi keuangan berkaitan dengan pengembalian kredit
yang dilakukan konsumen keperusahaan dan di tambah lagi dengan kondisi
kebutuhan konsumen yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dan apabila
konsumen yang melakukan pembelian kredit mobil ke perusahaan untuk melakukan
usaha yang di lakukanya tidak lancar karna di sebebkan oleh era persaingan yang
ketat saat ini , sehingga konsumen tersebut tidak mampu untuk melakukan
pembayaran kredit yang sesaui dengan jangka waktu yang di tentukan.
Kondisi keuangan yang tidak stabil sangat mempengaruhi
kredit macet. Dalam hal ini konsumen tidak mampu mengelola keuangannya dengan
baik. Ketidakmampuan konsumen di dalam mengembalikan kredit inilah yang akan
menyebabkan kredit macet di dalam perusahaan.
2.
Penyimpangan kredit
Pemberian pinjaman, perusahaan tidak luput dari para
konsumen yang telat atau tidak melakukan pembayaran, hasil penelitian di
lapangan di peroleh bahwa konsumen tidak sesuai atau tidak tepat dalam
memberikan kredit. Konsumen yang melakukan kredit lebih memetingkan kebutuhan
pribadi dari pada kebutuhan utama atau produktif.
Pernyataan diatas didukung oleh pendapat Munaldus
(2005;128) menyebutkan penyebab kredit macet disebabkan oleh penyalagunaan kredit yang diterima oleh
nasabah digunakan tidak sesuai dengan tujuan semula yakni untuk pengembangan
usaha akan tetapi digunakan sebagai keperluan lain yang tidak produktif.
3.
Kesengajaan
Dikaitkan dengan pendapat yang di kemukakan oleh
Suyanto, dkk(2003;14) bahwa kepercayaan yang sudah diberikan oleh kreditur
terhadap debitur tidak dimanfaatkan secara baik oleh debitur itu sendiri dengan
menjaga kepercayaan yang sudah di berikan oleh kreditur tersebut.
Dengan demikian faktor kesengajaan tidak terlalu mempengaruhi kredit macet
pada perusahaan. Ketepatan waktu yang di lakukan konsumen untuk melakukan
pembayaran kredit cukup baik dengan
tidak melakukan keterlambatan dalam pembayaran kredit yang di dukung oleh
sistem perusahaan yang tidak memberikan kesempatan pada konsumen untuk tidak melakukan
keterlambatan pembayaran kredit.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitin ini telah
menghasilkan beberapa tentang faktor-faktor kredit macet yang mempengaruhi
profitabilitas pada PT.Bosowa Kupang, mengacu pada hasil penelitian yang telah
di lakukan secara keseluruhan ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Faktor internal pada perusahaan yang mempengaruhi kredit
macet
a)
Kualitas pemberian kredit
Kesimpulan yang di peroleh
bahwa kualitas pemberian kredit yang dilakukan perusahaan yang di mulai dari
pemeriksaan dokumen yang ada sebelum memberikan kredit kepada konsumen sudah
dilakukan dengan baik. Perusahaan tidak terlalu memperhatikan penilain dalam 5C
dalam memberikan kredit kepada konsumen. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas
pemberian kredit tidak mempengaruhi kredit macet pada PT.Bosowa Kupang
b)
Pemantauan kredit
Kesimpulan diperoleh bahwa
pemantauan kredit yang dilakukan oleh perusahaan setelah memberikan kredit pada
konsumen cukup diimbangi dengan pengontrolan sehingga banyak yang melakukan
pembayaran tepat waktu walapun ada beberapa yang terlambat melakukan pembayaran
sehingga dapat mengakibatkan kredit macet pada perusahaan.
2.
Faktor eksternal pada perusahaan yang mempengaruhi kredit
macet
a)
Kondisi keuangan konsumen
Kesimpulan di peroleh bahwa
kondisi keuangan konsumen yang melakukan kredit cukup baik hal ini di buktikan
dengan adanya pembayaran yang di lakukan oleh konsumen dalam melakukan kredit
sehingga tidak mengakibatkannya kredit macet pada perusahaan.
b)
Penyimpangan kredit
Kesimpulan di peroleh bahwa
penyimpangan kredit yang di lakukan oleh beberapa konsumen dari tujuan awal
melakukan kredit untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif terjadi. Hal ini
dapat diartikan bahwa penyimpangan kredit macet pada perusahaan tidak terlalu
bermasalah.
c)
Kesengajaan
Kesimpulan di peroleh bahwa
terdapat beberapa konsumen tidak sengaja untuk tidak melakukan pembayaran tiap
bulanya pada perusahaan secara teratur dalam jangka waktu tempo yang telah di
tentukan.
5.2 Saran
Dengan adanya keterbatasan yang penulis alami selama jalannya penelitian,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.
Bagi perusahaan, diharapkan lebih berperan aktif dalam
melakukan pengontrolan dalam memberikan kredit sehingga tidak menyimpang dari
tujuan semula, dan sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan penilain 5C di
dalam memberikan kredit kepada konsumen.
2.
Perusahaan diharapkan lebih berperan aktif dalam melakukan
pengontrolan terhadap pemberian kredit agar tidak menyimang dari tujuan semula
.
Daftar Pustaka
Ahmad Mahmud. 2005, Strategi Persaingan Dalam Bisnis. Jurnal Bisnis Dan Usahawan Volume
4, No. 1
Dahlan
Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan,
Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta, 2001.
Elias, Abbas Dkk. 2006. Manajemen Perkreditan Untuk Koperasi Kredit Dan Koperasi Simpan Pinjam.
Penerbit Inkopdit, Jakarta
Fahmi, Irham. 2012. Analisis
Laporan Keuangan, Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.
File:///D:/Ccc/Bosowa%20corporation%20-%20wikipedia%20bahasa%20indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.Htm
Firdaus Dan Ariyanti .2003. Manajemen Perbankan Bank Umum. Bandung
Hadiwijaya. 1993. Analisis Kredit. Bandung
Hasibuan, Malayu, 2001. Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Pertama, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Hasibuan, Melayu SP. 2006, Dasar-dasar Perbankan, Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hermansyah, 2008, Hukum
Perbankan Nasional Indonesia, Penerbit Prenada. Yogyakarta.
Kasmir 2001
manajemen Perbankan Jakarta : Raja
Gravindo Persaja
Kasmir, 2002, Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kasmir.
2003. Manajemen Perbankan Edisi
Revisi 2008. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Kunarjo.2003. Perancanaan Dan Pembiayaan Pembagunan.
Jakarta
Leu Obi, Yasinta. 2009 .Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macat Dana
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Pem) Pada Usaha Bersama(Kub) Di Kacamatan
Oebobo, Skripsi, Fisip-Undana, Kupang
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen
Perbankan. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Bogor.
Malayu S.P Hasibuan. 2007, Dasar-Dasar Perbankan
Martono. 2010.
Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada
Munaldus . 2005. Stategi Mencegah Dan Mengendalikan Kredit. PT Gramedia
Rivai, veithzal dan Andriana Permata Vethzal, 2006.
Credit Manajemen Handbook,
Edisi Pertama, Jakarta.
Rivai, Veithzal. 2007, Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Santoso. 1997, Mengenai
Dunia Perbangkan, Penerbit Fakultas Ekonomi, Ui : Jakarta
Sastradipoera, komaruddin, 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan: Konsep dan Inplementasi Untuk
Bersaing, Penerbit Kappa Sigma, Bandung.
Sentosa, Sembiring, 2000, Hukum Perbankan, CV Mandar Maju, Bandung
Sjahrir.1995. Tinjauan Pasar Modal PT Gramedia Pustaka
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit
Alfabeta
Suhardjono Dan Bahharudin.
2009. Manajemen Perbankan. Yogyakarta
Suharjono, 2002, Manajemen
Perbankan Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Sutarno. 2004, Mengenai
Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada
Bank
Suyanto. 2003. Meningkatkan
Keungulan. Penebar Swadaya
Suyatno Dkk. 2003. Dasar-Dasar Pengkreditan Jakarta :
PT.Gramedia Pustaka Umum
Suyatno, Thomas. 2007, Dasar-dasar Perkreditan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Undamg-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbangkan
Atas Undang-Undang Tahun 1992
Untung, Budi. 2002, Perbankan Indonesia, Andi
Yogyakarta. Yogyakarta.
LEMBAR KOSIONER
PENELITIAN
Pengantar
Kosioner ini merupakan
pertanyaan-pertanyan yang terarah untuk mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi kredit macet terhadap profitabilitas pada PT.Bosowa Kupang. Pihak
yang di jadikan informen dalam kepentingan pengambilan data oleh peneliti
adalah karyawan pada perusahaan yang secara khusus pada bagian keuangan dan
pengkreditan yang di anggap paling mengatahui tentang situasi perusahaan
tersebut.
Variabel yang di teliti berdasarkan
kajian teoritis yang mendasari penelitian ini
terdiri dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal
perusahaan merupakan kelemahan-kelemahan yang ada di dalam perusahaan yang dapa
dilihat dari analisis kualitas kredit
dan pemantauan kredit. Analisi kualitas kredit merupakan keadaan terlaksananya
analisi kredit mulai dari pemeriksaan dokumen-dokumen konsumen sampai dengn
survey lapanggan yang di lakukan oleh karyawan perusahaan sebelum memberikan
kredit pada konsumen. Pemantaun kredit merupakan keadaan terlaksanya
pengontrolan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Faktor eksternal
merupakan faktor yang datang dari konsumen yang terdiri dari penyimpangan
kredit, kondisi keuanggan, dan faktor kesengajaan.
Harapan peneliti, agar kosioner ini
mendapat jawaban berupa keterangan mengenai variabel yang di jelaskan
sebelumnya secara akurat, benar, dan baik agar dapat membantu peneliti dalam
melakukan penyusunan skripsi dalam memberikan kesimpulan secara akurat dan
tepat.
Kuisioner
penelitian
KUISIONER
PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KREDIT MACET PT.BOSOWA KUPANG
Kuisioner Ini
Merupakan Bahan Penelitian Penyusunan Skripsi Sarjana
(S1) Program Studi
Administrasi Bisnis
Universitas
Nusa Cendana Kupang
Hari/tanggal
wawancara : 2017 Nomor Kuesioner:
Nama
:
Jenis
Kelamin :
Umur :
Asal :
Peran :
Analisis
faktor internal
|
|||
No
|
Faktor karyawan perusahaan
|
S
|
TS
|
1
|
Apa saja
syarat-syarat kredit yang di katakan layak dalm memberikan kredit bagi
konsumen yang melakukan pada perusahaan
|
||
2
|
Apakah syarat-syarat kredit tersebut sudah diperhatikan secara baik
dan benar oleh petugas kepada konsumen yang melakukan pinjaman
|
||
Pemantauan kredit
|
|||
1
|
Apakah
perusahaan mempunyai aturan dan hak untuk melakukan pengontrolan atau
pemantauan dilapangan untuk mengatahui pengelolaan pinjaman terhadap debetur
setelah memberikan kredit
|
||
2
|
Apakah
pengontrolan dan pemantauan terhadap debitur setelah mendapat kredit dari
perusahaan telah direalisasikan oleh karyawan secara continue untuk
mengetahui pemanfaatan atau pengelolaan kredit tersebut
|
||
Analisis
Faktor Eksternal
|
|||
Faktor konsumen
|
|||
1
|
Apakah konsumen memperhatikan
syarat-syarat kredit yang diberikan pada perusahaan
|
||
2
|
Apakah syarat-syarat kredit tersebut sudah layak yang
diberikan perusahaan
|
||
3
|
Apakah bapak atau ibu merasa mudah
dalam melakukan kredit karena memiliki hubungan kekrabatan di dalam
perusahaan
|
||
Faktor ekternal
|
|||
1
|
Apakah bapak atau ibu mengunakan
kredit sesuai dengan alasan pinjaman ketika melakukan kredit di perusahaan
|
||
2
|
Benarkah bahwa pengeluaran bapakatau
ibu setiap bulan lebih besar dari pada pemasukan
|
||
3
|
Apakah bapak
atau ibu sengaja untuk tidak teratur mengembalikan pinjaman pada cicilan
bulanan
|
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
1. Nama Lengkap : MUHAMMAD ASIS
2.
Tempat Tanggal
Lahir : KUPANG, 10 MARET 1993
3.
Jenis Kelami : LAKI-LAKI
4.
Agama : ISLAM
5.
Alamat :
JL. TIMOR RAYA KM9. OESAPA
Pendidikan
1.
Masuk Sekolah Dasar M.I AL-FITRAH OESAPA Pada
Tahun 1999 dan Tamat Tahun 2005.
2.
Melanjutkan Pendidikan Ke SMP Negeri 5 Kupang
Pada Tahun 2005 dan Tamat Tahun 2008.
3.
Melanjutkan Pendidikan Ke SMA Negeri 4 Kupang
Pada Tahun 2008 dan Tamat Tahun 2011.
4.
Melanjutkan Pendidikan Ke Universitas Nusa
Cendana Tahun 2011 Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis.
Komentar
Posting Komentar