SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENEBAB KREDIT MACET PADA PT BOSOWA KUPANG



ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENEBAB KREDIT MACET PADA
PT BOSOWA KUPANG


SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


OLEH
MUHAMMAD ASIS
NIM: 1103022097


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018
lemebar pertujuan  baru.jpeg
lmb pngshanb aru.jpeg
PERSEMBAHAN
            Skripsi ini Ku persembahkan Kepada :
1.      ALLAH S.W.T atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tulisan ini.
2.      Orang Tuaku yang tercinta Bapak suyuti dan Mama Siti Amang yang selama hidup selalu mendidik saya agar menjadi pribadi yang baik dan mendoakan anak-anaknya selalu agar menjadi anak yang sukses, serta KakakMuhammad Amir, Muhammad Abbas dan (ALM) kembar tercinta yang belim pernah bertemu Bungga dan Ecce yang selalu memberikan dorongan dan doanya. Serta untuk semua keluargaku yang juga selalu mendukung dan mendoakan saya.
3.      Sahabat-sahabat terbaikku : Calvin, Wardy, Jery, Alwan, Ifa, Yason yang setia menemani, mendukung dan membantuku selama ini.
4.      Teman-teman angkatan: “Bhabizhick 11”. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan kita.
5.      Almamater Tercinta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.
















Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul  Analisis Faktpr-Faktor Penyebab Kredit Macet Pada PT Bosowa Kupang”.
Terselesainya penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.   Rektor Universitas Nusa Cendana Bapak Prof.Ir Fredrik L. Benu, MSi, Ph.D yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Nusa Cendana.
2.   Bapak Dr. Frans Gana M.si selaku Dekan dan Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undana Kupang.
3.   Bapak Dr Khalid K, Meonardy M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis dan Bapak Drs J.B.B Hattu selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Bisnis serta Drs. Thom W.A Isliko, MM selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak memberi bantuan, dorongan dan nasehat selama masa perkuliahan hingga saat terakhir menyelesaikan skripsi ini
4.   Bapak Yohanes Demu SE,MSA sebagai pembimbing I dan Drs Bei Marselinus, MM sebagai pembimbing II, yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga guna membimbing serta memberikan koreksi dalam penulisan hingga penyempurnaan skripsi ini.
5.   Bapak Drs. Beatus Bala, M.AB dan Ibu Christien Foenay, ST, SE, M.Si selaku calon penguji pada seminar proposal yang telah banyak memberikan masukan usul saran untuk perbaikan dan penyempurnaan proposal dan hasil penelitian.
6.   Bapak/IbuDosen FISIP Undana khususnya Dosen Jurusan Administrasi Bisnis yang telah mendidik dan membekali penulis dengan pengetahuan yang berharga.
7.   Pimpinan serta karyawan PT Bosowa kupang yang telah mengizinkan dan membantu penulis saat melakukan penelitian.
8.   Pacar tercinta yang selalu mendoakan saya, semoga cepat dipertemukan.
9.   Seluruh kawan-kawan “Bhabizhick” yang selalu sama-sama saling mendoakan dan mendukung dalam penyusunan skripsi.

10.              Semua orang yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat disebutkan namanya sehingga Penulis skripsi ini dapat terlaksana dengan baik dari awal hingga akhir.
Penulis menyadari bahwa sebagai insan yang berkekurangan dan keterbatasan ilmu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Atas semua jasa dan bantuannya diucapkan terimakasih. Kiranya Tuhan Yang Maha Kasih dan Sumber Berkat membalas budi baik semua pihak yang telah membantu.


Kupang,    juni 2018


Penulis












ABSTRACK
“ Analisi Faktor- Faktor Penyebab Kredit Macet pada PT Bosowa Kupang”
Muhammad asis dibimbng oleh Yohanes Demu SE, MSA dan Drs Bei Marselinus, MM
  Penelitian ini berjudul “Analisi Faktor- Faktor Penyebab Kredit Macet pada PT Bosowa Kupang” , penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kredit macet PT Bosowa Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui observasi, kuisioner, wawancara dam dokumentasi.
  Penelitian ini menghaslkan beberapa penemuan tentang analisis faktor-faktor penyebab kredit macet PT Bosowadi kupang, yaitu 1. Faktor internal perusahaan yang mempenngaruhi terjadinya kredit macet PT bosowa di kupang (1) kualiats kredit. Kualitas kredit yang dilakukan perusahaan dimulai dari pemeriksan dokumen  sebelum memberikan kredit pada konsumen sampai semua terlaksana dengan baik hal ini membuktikan kualitas kredit tidak mempengaruhi kredit macet pada perusahaan (2) pemantauan kredit, pemanttauan kredityang dilakukan perusahaan setealah memberikan kredit kepada konsumen kurang di imbangi dengan pengentrolan yang berlanjutan sehingg ada beberpa konsumen yang telat melakukan pembayaran . 2 faktor eksteral PT Bosowa (1) penyimpngan kredit. Penyimpangan yang dilakukan konsumen dari tujuan awal khususnya melakukan hala-hal yang tidak produktif (2) kondisi keuangan debitur. dalam hal ini sangat mempengaruhi kredit macet apabila kondisi keuangan tidak stabil melakukan kredit macet dan perusahaan megizinkan sehingga akan mengakibtkan terjadinya kredit macet (3) kesengaaan. Konsumen yang tidak sengaja untuk membayar kredit secara teratur.
Kata kunci : PT Bosowa, Kredit macet, faktor internal, faktor eksternal perusahaan

ABSTRACK
“Analysis Of Factors Causing Bad Debt PT Bosowa In Kupang”
Muhammad asis dibimbng oleh Yohanes Demu SE, MSA dan Drs Bei Marselinus, MM
This research the title is “Analysis Of Factors Causing Bad Debt PT Bosowa In Kupang”. This research is to determine the fakctors of bad  credit at PT Bosowa Kupang. This research is qualitative research of observation, questionnaire, interview and ducumentation.
This research resulted in several findings about the analysis of factors causing bad loans at PT Bosowa, those are 1. internal factors that affect the occurrence of bad loans PT Bosowa in Kupang. (1) the quality of credit. quality of credit conducted by the company started from the examination of documents before providing credit to the consumer until all done well this proves the quality of credit does not affect bad loans at the company. (2) monitoring credit. monitoring of credit made by the company after giving credit to consumers less balanced with continuous control so that there are still consumers who do late payment. This can be interpreted is still not implemented properly so it can affect credit PT Bosowa Kupang. 2. external factors of PT Bosowa in Kupang. (1) deviation of credit. deviations made by the consumer from the original purpose in particular deviations from things that are not products. This can affect bad credit in PT Bosowa Kupang. (2). the financial condition of the debtor in this case the needs of the consumer greatly affect the bad credit if the financial condition Consumers are not stable to do credit and companies allow credit will greatly affect bad credit PT Bosowa in Kupang. (3) Deliberate. Consumers do not intentionally to pay credits regularly in accordance with predetermined due date.













MOTTO
“Sesungguhnya Sesudah Ada Kesulitan Ada Kemudahan, Maka Apabila Kamu Telah Selesai (Dari Suatu Urusan), Kerjakanlah Dengan Sungguh-Sungguh (Urusan Yang Lain) Dan Hanya Kepada Tuhanmulah Hendaknya Kamu Berharap”.
(QS : Al-Insyirah Ayat 6-8)
“ Dibadingkan Mereka Yang Berjalan Dengan Cepat, Orang-Orang Yang Berjalan Dengan Lambat Melihat Sesuatu Disekelilingnya Dengan Jelas Dan Indah Dari Pada Mereka Yang Berjalan Dengan Cepat”
(Muhammad Asis)



DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.            Perumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3.            Tujuan Penelitian............................................................................................ 5
1.4.            ManfaatPenelitian.......................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1  Kajian Teoritik..................................................................................................... 6
2.1.1. kredit  .................................................................................................. 6
a.       Pengertian kredit ............................................................................... 6
b.      Unsur-unsur kredit............................................................................. 9
c.       Jenis-jenis kredit................................................................................. 11
d.      Tujuan dan fungsi kredit.................................................................... 14
e.       Prosedur permohonan kredit.............................................................. 18
f.       Prinsip-prinsip pemberian kredit........................................................ 20
g.      Kredit macet ..................................................................................... 24
h.      Jaminan kredit.................................................................................... 28
2.2  Kajian Empiris...................................................................................................... 29
2.3  Kerangka Berpikir................................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. objek Penelitian................................................................................................... 32
3.2. Definisi Operasional variabel.............................................................................. 32
3.3. Jenis dan Sumber Data........................................................................................ 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 35
1. Wawancara................................................................................................... 35
2. Observasi...................................................................................................... 35
3. Kuisioner.....………………………………………………………………35
3.5. Analisis Data....................................................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN                             
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........……………………………………  37
4.1.1
PT.Bosowa ……………………………...................................…………........37
4.1.1.1 Sejarah PT.Bosowa……………………………………………..................37
4.1.1.2 Bidang Usaha…………………………………..........................................38
4.1.1.3 Visi dan missi PT Bosowa Berlian Motor ……………...............................38
4.1.1.4 Struktur Organisasi  PT Bosowa…………………………………………… 39
4.1.1.5 uraian tugas ……………………….............................................................39
4.2 profil responden ………………………............................................................41
4.2.1 umur ………………………..........................................................................41
4.2.2 pendidikan responden ………………………...............................................42
4.2.3 pekerjaan responden ………………………..................................................44
4.3 Penyajian Data Dan Analisis Data .................................................……………    45
4.3.1. Penyajian Data......................................................................... …………          45
4.3.2 analisi data ......................................................................................................49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............………………………………………………………….…. .54
5.2 Saran………………............……………………………………………………..56
DaftarPustaka ……………………………………………………….……….........






















BAB I
PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi era globalisasi yang semakin pesat mendorong persaingan bisnis yang terjadi juga semakin ketat. Dimana setiap perusahaan berusaha untuk selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap produk (barang maupun jasa) yang mereka hasilkan sehingga dapat bertahan dari persaingan dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu melihat setiap peluang dan kesempatan dalam bisnis yang dijalani agar tidak tertinggal oleh perusahaan pesaing.
Perusahaan atau badan usaha bertujuan untuk memperoleh profit atau keuntungan yang maksimal dan continue. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut setiap perusahaan atau badan usaha (Firma, PT, CV, Perseorangan) harus memiliki posisi keuangan dan kinerja yang baik, yang akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk mempertahankan dan menjamin kelangsungan usahanya dikemudian hari atau dimasa akan datang.
Persaingan di dunia perbankan membuat pelayanan mereka dituntut untuk dapat memuaskan para konsumen (nasabah) agar para konsumen tidak beralih kepada produk-produk dari para pesaing. Persaingan merupakan salah satu persoalan yang perlu diperhatikan khusus dari seorang pemimpin perusahaan agar dalam menjalankan usahanya tidak terjadi kegagalan.
Perusahaan dituntut untuk bersikap proaktif dan responsif terhadap perubahan lingkungan persaingan. Pimpinan harus mampu membaca tindakan pesaing, dan menyusun strategi untuk menghadapinya, dimana perusahaan perlu menciptakan keunggulan perusahaan yang tercermin dalam produk yang akan dijual ke pasar. Jika perusahaan mampu memahami persaingan dan memenangkan persaingan maka kelanjutan hidup perusahaan akan terjamin (Ahmad Mamhud:2005).
PT. Bosowa adalah badan usaha yang bergerak di bidang yang  mempunyai (10) sepuluh unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik & transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multi bisnis. Namun yang terdapat saat ini di kota kupang hanya mempunyai (3) tiga unit, yaitu otomotif, semen dan jasa keuangan.
Perusahaan memberikan pelayanan kepada konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan dengan mengunakan penjualan secara kredit kepada konsumen agar tidak membebani pihak konsumen untuk melakukan pembayaran, seperti layaknya perusahaan lainnya memberikan kredit kepada kosumen. Kredit yang diberikan perusahaan mempunyai suku bunga dan jangka waktu pengembalian yang telah ditentukan oleh perusahaan dan telah disepakati oleh konsumen yang bersangkutan.
Pemberian Kredit tidak luput dari konsumen yang tidak melunasi atau membayar kredit yang telah disepakati sebelumnya dengan perusahaan sehingga hal ini disebut dengan kredit macet yang pada akhirnya mempangaruhi profitabilitas dalam perusahaan dimana selama (5) lima tahun terakhir (2012-2016 ) merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh perusahaan. Keadaan seperti ini biasanya ditandai dengan adanya pihak konsumen yang kurang lancar mengembalikan kredit yang telah disepakati sampai dengan jatuh tempo. Kredit macet menggambarkan suatu situasi di mana persetujuan pengembalian mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami kerugian potensial. Perlu diketahui bahwa kredit macet yang selalu dikarenakan kesalahan konsumen merupakan hal yang salah. Kredit macet menjadi macet dapat dikarenakan oleh berbagai hal yang berasal dari konsumen, kondisi internal dan pemberi kredit.



Pemberian kredit merupakan suatu usaha perusahaan yang paling pokok, maka perusahaan perlu memberikan penilaian terhadap nasabah yang mengajukan kredit pinjaman serta merasa yakin bahwa nasabahnya tersebut mampu untuk mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dengan adanya unsur resiko dan ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit. Tujuan pengamanan ini adalah menghilangkan resiko atau setidak-tidaknya memperkecil resiko yang mungkin timbul. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu meningkatkan kualitas pengamanan untuk setiap kredit agar memperkecil kemungkinan terjadinya kredit macet
Kredit macet juga disebabkan oleh pihak konsumen seperti, pertama konsumen yang pada saat itu membeli produk (mobil) dari perusahaan untuk keperluaan usaha yang akan dijalaninya tetapi malah digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Kedua kondisi keuangan konsumen yang tidak stabil atau selalu berubah-ubah dan di tambah lagi kondisi kebutuhan hidup sehari-hari dari konsumen tersebut. Dan ketiga faktor kesengajaan konsumen untuk tidak membayar kredit padahal konsumen tersebut mampu untuk membayar atau melunasi kredit tepat pada waktu jatuh tempo.









Berikut adalah data mengenai kredit Macet pada Bosowa Finance sejak tahun 2012-2016 yang dimuat dalam bentuk tabel 1
Tabel 1

Kredit bermasalah pada Bosowa tahun 2012-2016
Tahun
Pinjaman yang beredar
Kredit Bermasalah %
Total
Persentase
Profitabilitas
(Rp)
(Rp)
(Rp)
%
2012
54.300.000.000
3.200.000.000
57.500.000.000
5,56%
200.000.000
2013
76.500.000.000
800.000.000
77.300.000.000
10,40%
800.000.000
2014
87.300.000.000
4.670.000.000
91.970.000.000
5,43%
4.670.000.000
2015
85.600.000.000
5.700.000.000
91.300.000.000
6,24%
5.700.000.000
2016
73.300.000.000
3.580.000.000
90.550.000.000
5%
3.580.000.000
Total
377.000.000.000
17.950.000.000
408.620.000.000
5,1%
14.950.000.000
Rata-rata
75.400.000.000
3.590.000.000
81.724.000.000
5%
2.990.000.000
Sumber: Laporan Keuangan Bosowa Tahun 2012-2016

Berdasarkan tabel 1 sebelumnya dapat diketahui tentang keadaan kredit macet yang terjadi pada Bosowa sejak tahun 2012-2016. Terlihat dengan jelas pada tabel 1 bahwa dari tahun ke tahun ternyata kredit bermasalah  terjadi peningkatan tiap tahun. Sehingga kredit macet menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Bosowa dan sangat merugikan perusahaan dengan besarnya kredit macet setiap tahunnya. Sehingga perlu dilakukan kajian yang mendalam untuk memperoleh gambaran yang jelas dan akurat mengenai kredit bermasalah yang terjadi  pada perusahaan Bosowa sehingga harus segera ditemukan solusi atau penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi perusahaan.
Dengan memperhatikan gambaran dari latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet Pada PT. Bosowa Kota Kupang.”
1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut “faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet usaha pada PT. Bosowa Kota Kupang?”
1.3     Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet (faktor-faktor internal dan eksrternal)  PT. Bosowa di Kota Kupang.
2.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk pihak manajemen PT. Bosowa Finance Kota Kupang
Sebagai tambahan informasi dalam menganalisis suatu pinjaman.
b.      Penelitian selanjutnya
Sebagai informasi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang







BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Kajian Teori.
2.1.1  Kredit
a.      Pengertian Kredit
Istilah kredit bersal dari kata Yunani, yaitu “Credere” atau bersal dari bahasa Latin “Credetium” yang bererati kepercayaan akan kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan menurut Suhardjono dan Bahharudin (2009:16), ditinjau dari sudut ekonomi, perkataan kredit bukan berarti sebagai kepercayaan malainkan diartikan sebagai sebuah perjanjian pembagunan dikemudian hari yang berupa uang, barang, jasa yang diterima.
Kreditur adalah seorang atau badan yang memberikan kredit kepada orang atau badan lain (debitur). Kredit percaya bahwa debitur pada masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah disajikan, baik dalam bentuk uang, barang dan jasa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang di ijinkan oleh bank atau badan lain. Kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diijinkan oleh bank atau badan lain. Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, kredit adalah penyertaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kawajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang  karena penyerahan barang-barang sekarang Suyanto ( dalam Bharudin,2010:16)
Menurut Kunarjo (2003:178) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan peminjam antara Bank dengan Pihak lain, dan mewajibkan pihak ternentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan.
Menurut Hasibuan (2001) kredit kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
. Menurut Sentosa Sembiring (2000) menyatakan bahwa kredit adalah Pemberian kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam yang mewajibkan untuk melunasinya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Rivai (2004), menyatakan bahwa kredit adalah definisi kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua 
Menurut Sastradipoera (2004) menyatakan bahwa kredit adalah kredit adalah penyediaan uang atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.



Adapun definisi kredit menurut Firdaus dan Ariyanti (2003:3) kredit adalah pertukaran atau pemindahan sesuatu yang berharga dengan barang lainya baik itu berupa uang, barang, maupun jasa dengan keyakinan bahwa ia akan bersedia akan mampu membayar dengan harga yang sama dimasa yang akan datang. Suyanto(2003:12) berpendapat bahwa kredit adalah kepercayaan seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (Kreditur) percaya bahwa penerima kredit (Debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu kepercayaan yang diberikan debitur kepada pihak kreditur yang membutuhkan sejumlah uang atau jasa, dengan harapan bahwa pihak kreditur akan membayar kembali sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
a.      Latar Belakang Timbulnya Kredit
Hadiwijaya (1993:113) menyebutkan ada 3 kelompok masyarakat yang menjadi dasar timbulnya kebutuhan akan kredit yang digolongkan :
1.      Golongan yang berpendapat lebih tinggi dari pada kebutuhannya
Golongan ini mungkin tidak mengalami permasalahan mengenai kekurangan sumber uang dan tidak membutuhkan kredit sebagai dana tambahan untuk pengembangan usaha dan peningkatan mutu hidup.
2.      Golongan yang berpendapat setara dengan kebutuhannya
Golongan ini suatu ketika membutuhkan bantuan dana dari orang lain (berupa kredit) apabila mengalami kekeringan dana.



3.      Golongan yang berpendapat lebih kecil dari kebutuhannya
Golongan inilah yang menjadi sumber utama timbulnya kredit. Dengan kata lain bahwa kredit diperoleh mungkin untuk membantu meningkatkan pengembangan usaha bagi pengusaha kecil dan meningkatkan taraf hidup.
b.      Unsur-Unsur Kredit
Kredit diberikan atas dasar kepercayaan. Artinya yang diberikan diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat yang telah disepakati bersama. Adapun Unsur-unsur menurut Rivai (2007:438) dalam kredit tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Terdapat dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit (debitur). Hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan.
b)      Terdapat kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan atas credit rating penerima kredit.
c)      Terdapat persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari peneriama kredit kepada pemberi kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis, atau berupa instrumen.
d)     Terdapat penyerahan barang, jasa atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit.
e)      Terdapat unsur waktu, unsur waktu merupakan unsur esensial kredit. Kredit ada karena unsur waktu, baik dilihat dari pemberi kredit maupun penerima kredit. Misalnya, penabung memberikan kredit sekarang untuk konsumsi lebih besar dimasa yang akan datang. Produsen memerlukan kredit karena adanya jarak waktu antara produksi dan konsumsi.
f)       Terdapat unsur risiko baik dipihak pemberi kredit maupun dipihak penerima kredit. Risiko  dipihak pemberi kredit adalah risiko gagal bayar, baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan membayar. Risiko dipihak debitur adalah adanya kecurangan dari pihak kreditur, yaitu berupa pemberian kredit yang semula dimaksudkan oieh pemberi kredit untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.
g)      Terdapat unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit. Bagi pemberi kredit bunga tersebut terdiri dari berbagai komponen seperti biaya modal dan biaya umum, risk premium, dan sebagainya.
Sedangkan unsur-unsur kredit menurut Suyatno, dkk (2003:14) antara lain:
1.      Kepercayaan
Yakni kepercayaan dari pemberi tiket akan presentasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
2.      Waktu
Yakni suatu masa yang memisahkan antara pemberian presentasi dengan kompensasi yang akan diterima pada masa yang akan datang
a)      Degree of risk, yakni suatu masa yang memisahkan antara pemberian presetasi dengan kompensasi yang akan diterima dikemudian hari.
b)      Presentasi atau objek baik dalam bentuk uang, barang dan jasa.



c.       Jenis-Jenis Kredit
Jenis-jenis kredit menurut Santoso ( 1997:20), dapat dilihat dari berbagai sudut yaitu:
1.      Pemberi-penerima kredit
Ø  kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha atau konsumsi,
Ø  kredit likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia yang selanjutnya digunakan untuk membiayai kegiatan perkreditan Indonesia, kepada lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan,
a)      Tujuan
1)      Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Contoh: untuk pertanian, untuk mendirikan pabrik.
2)      Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsikan secara pribadi.
Contoh: kredit mobil pribadi, kredit perumahan.
3)      Perpaduan antara kredit produktif dan konsumtif
Yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan konsumsi sehari-hari serta untuk keperluan usaha.
b)      Dokumen
1)      Kredit eksport yaitu semua bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha eksport,
2)      Kredit impor yaitu semua bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha impor.
c)      Besar-kecilnya aktifitas perputaran usaha
1)      Kredit kecil yakni kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil. Usaha kredit adalah kegiatan usaha yang asetnya di luar tanah dan bangunan yang ditempati lebih kecil dari 600 juta,
2)      Kredit menengah yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang asetnya lebih besar dari pengusaha kecil,
3)      Kredit besar yakni kredit yang diberikan kepada pengusaha besar dengan jumlah asetnya di luar tanah dan bangunan yang ditempatinya lebih dari dari satu milyar.
d)     Waktu (maturity)
1)      Kredit jangka pendek merupakan kredit yang jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja,
2)      Kredit jangka menengah merupakan jangka waktu antara 1 sampai dengan 3 bulan,
3)      Kredit jangka panjang merupakan kredit dengan masa pengembaliannya di atas 3 tahun, biasanya untuk investasi jangka panjang.
e)      Jaminan
1)      Kredit dengan jaminan (secured loan)
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan yang dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang, artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan anggota.



2)      Kredit tanpa jaminan ( unsecured loan)
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas suatu nama baik dari calon anggota.
f)       Sektor ekonomi
1)      Kredit pertama
Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
a)      Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar,
b)      Kredit pendidikan, yaitu kredit untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit para mahasiswa.
g)      Kolektibilitas
Kolektibilitas adalah ketertiban pembayaran bunga oleh nasabah.
1)      Lancar, untuk pinjaman yang belum jatuh tempo yakni tidak terdapat Overdraft karena penarikan dan tidak dapat tunggakan bunga yang melampui 2 bulan.
2)      Kurang lancar, yakni untuk pinjaman yang belum jatuh tempo dan terdapat  ( i ). Overdraft karena penarikan dan belum melampui 3 bulan dan ( i ) tunggakan bunga yang melampui 2 bulan dan pinjaman yang telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampui 3 bulan.


3)      Diragukan, apabila pinjaman tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar tetapi masih berdasarkan penilaian yang wajar (i). Pinjaman tersebut masih bisa diselamatkan dan jaminan kredit bernilai 75% dari utang debitur dan (ii). Pinjaman tersebut tidak dapat diselamatkan tetapi jaminan kredit masih bernilai 100% dari utang debitur,
4)      Macet, yaitu (i). Tidak memenuhi kriteria diatas dari (ii) memenuhi kriteria diragukan dalam waktu 18 bulan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan yang bercermin dalam surat perjanjian kredit.
h)      Pencairanya
1)      Kredit langsung yakni kredit yang langsung dicairkan setelah kredit itu disetujui dan segala persyaratan terpenuhi. Kredit langsung dapat dibedakan menjadi fixed loan yaitu pencairan kredit yang dapat dilakukan sekaligus dan revolving loan yaitu kredit yang ditarik berulang-ulang,
2)      Kredit tidak langsung yaitu biaya berbentuk pemberian oleh bank untuk suatu pembayaran sesuai hal yang tercamtum dalam warkat yang diterbitkan oleh bank garansi atau letter of kredit (L/C).
d.      Tujuan dan Fungsi Kredit
Dalam membahas tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari falsafah yang dianut oleh suatu negara. Di negara-negara liberal tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2002:96) tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan . Adapun tujuan utama pendirian kredit, antara lain:

a)      Mencari keuntungan
Tujuan utama dari pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b)      Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik investasi maupun modal kerja. Dengan modal tersebut pihak debitur dapat mengmbangkan dan memperluas usaha.
c)      Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang, dan bagi pemerintah  semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, karena semakin banyak kredit berarti semakin adanya peningkatan pembanguna berbagai sektor.
Tujuan pemberian kredit menurut Suharjono (2002:161) tujuan pemberian kredit oleh bank pemerintah adalah:
a)      Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
b)      Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c)      Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan tercemin dan dapat memperluas usahanya.


Menurut Hasibuan (2006:88) pemberian kredit memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:
a)      Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.
b)      Memperluas lapangan kerja bagi msyarakat
c)      Memperlancar arus barang dan arus uang
d)     Meningkatkan hubungan internasional
e)      Meningkatkan produktivitas dana yang ada
f)       Meningkatkan daya guna barang
g)      Meningkatan kegairahan berusaha masyarakat
h)      Meningkatkan income per capita masyarakat
i)        Mengubah cara berfikir atau bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis
Sedangkan menurut Sinungan (2000:211) fungsi kredit adalah:
a)      Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility)dari barang
b)      Kredit meningkatkan daya guna (utility)dari barang
c)      Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
d)     Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi
e)      Kedit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
f)       Kredit adalah jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional
g)      Kredit juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional


Adapun fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan menurut Untung (2002:4) adalah :
a)      Kredit pada hakikatnya daya guna uang
b)      Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, baik peredaran uang giral maupun uang kartal
c)      Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran suatu barang
d)     Kredit merupakan salah satu alat dalam menjaga stabilitas ekonomi seperti pengendalian inflasi, peningkatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan rakyat
e)      Kredit dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan, sehingga dapat meningkatkan kegairahan dalam berusaha
f)       Kredit dapat meningkatkan permintaan pendapat
g)      Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional terutama dibidang ekonomi
Tujuan kredit menurut Suyanto, dkk ( 2003:16) adalah:
1.      Untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga yang akan diterima,
2.      Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembagunan,
3.      Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat,
4.      Memperoleh dana bagi kelangsungan perusahaan.




Fungsi kredit yaitu:
1.      Meningkatkan daya guna uang,
2.      Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang,
3.      Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran uang,
4.      Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi,
5.      Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha,
6.      Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapat,
7.      Kredit sebagai alat meningkatkan hubungan Internasional.
e.       Prosedur Permohonan Kredit
Prosedur pemberian kredit menurut Elias (2006:31), yaitu tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pemberian kredit atau jaminan oleh koperasi kepada anggota. Ada beberapa tahap yang harus dilewati antara lain sebagai berikut:
1.      Persiapan kredit
Persiapan kredit adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon pinjaman atau anggota dengan pihak koperasi, terutama dengan calon pinjaman yang baru pertama kali mengajukan kredit, biasanya dilakukan melalui wawancara, informasi secara global biasa diberikan oleh staf koperasi antara lain tentang prosedur atau tata cara mengajukan pinjaman, serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman dari pihak anggota diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak kopdit.




2.      Analisis atau penilaian kredit
Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota. Tahap analisa atau penilaian kredit meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a)      Aspek manajemen dan organisasi. Struktur organisasi usaha dari anggotanya hendaknya dapat menunjuk struktur organisasi yang efisien dan efektif sehingga usahanya dapat berkembang,
b)      Aspek pemasaran, barang atau jasa yang dihasilkan dari usaha anggota harus mempunyai prospek pemasaran yang baik, baik dilihat dari konsumen, menurut jumlahnya, maupun penyerahan daerahnya,
c)      Aspek teknis, teknologi dan peralatan yang digunakan baik kapasitas maupun jenisnya serta proses produksinya diharapkan berjalan secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan keuntungn bagi usaha anggota tersebut.
d)     Aspek keuangan, dari kalkulus keuangan baik menggunakan 5C,5P dan 3R harus bercermin adanya kemampuan dari usaha anggota untuk memenuhi kewajiban-kewajiban baik untuk mengembalikan pokok pinjaman, bunga pinjaman dalam waktu yang telah disepakati bersama.





f.       Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam kredit benar-benar terwujud sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasarannya dan terjaminnya pengembalian kredit tepat pada waktunya sesuai perjanjian.
Menurut Sutarno dalam bukunya Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank  (2004:93), prinsip-prinsip pemberian kredit yaitu:
Prinsip-Prinsip 5C
1.      Character (Watak/Kepribadian)
Adalah sifat dasar yang ada dalam hati seseorang. Watak dapat berupa baik dan jelek bahkan ada yang terletak diantara baik dan jelek. Watak merupakan bahan pertimbangan untuk mengetahui resiko. Tidak mudah untuk menentukan watak seorang debitur apalagi debitur yang baru pertama kali mengajukan permohonan kredit. Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon nasabah pembiayaan tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai itikad baik, tentu akan membawa berbagai kesulitan perusahaan yang memberikan pembiayaan tersebut di kemudian hari.Perusahaan sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi hutang-hutangnya pada waktu yang ditetapkan. Calon peminjam tidak boleh berpredikat: penjudi, pencuri, pemabuk, pemakai narkoba atau penipu. Calon peminjam haruslah yang mempunyai reputasi yang baik. Dalam prakteknya untuk sampai kepada pengetahuan bahwa calon peminjam tersebut mempunyai watak yang baik dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidaklah semudah yang diduga, terutama untuk peminjam atau nasabah debitur yang baru pertama kalinya.
Oleh karena itu dalam upaya “penyidikan” tentang watak ini pihak perusahaan haruslah mengumpulkan data dan informasi-informasi dari pihak yang dapat dipercaya. Dengan berbekal pengalaman dilapangan, kepribadian seseorang dapat di ketahui melalui gaya bicara, tempreramen, kebiasaan sehari-hari, gaya hidup, pergaulan dan track record dengan para suppliernya atau rekan-rekan bisnisnya.
Sedangkan untuk nasabah lama yang akan mengulang kreditya, dapat dilihat dari penampilan atau kinerja (performance) kreditnya pada masa yang lalu, apakah pengembaliannya cukup lancar atau pernah mengalami hambatan dan kemacetan. Jika semua informasi sudah terkumpul, bisa diambil kesimpulan apakah dari segi wataknya, calon peminjam memenuhi syarat atau tidak. Jika tidak, permohonan kredit tersebut harus segera ditolak, namun jika  memenuhi syarat, maka harus pula memenuhi syarat berikutnya. Kegunaan penelitian karakter adalah untuk mengetahui sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibanya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
2.      Capacity (Kemampuan)
Seorang debitur yang mempunyai watak baik selalu akan memikirkan mengenai pembayaran kembali hutangnya sesuai waktu yang  ditentukan. Untuk dapat memenuhi kewajiban pembayaran debitur harus memiliki kemampuan yang memadai yang berasal dari pendapatan pribadi jika debitur perorangan atau pendapatan perusahaan bila debitur berbentuk badan usaha. Penilaian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon mudharib mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya. Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran. Semakin baik kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas pembayaran pembiayaan.
3.      Capital (Modal)
Seseorang atau badan usaha yang akan menjalankan usaha atau bisnis sangat memerlukan modal untuk memperlancar kegiatan bisnisnya. Seorang yang akan mengajukan permohonan kredit baik untuk kepentingan produktif atau konsumtif harus memiliki modal. Misalnya orang yang akan mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk membeli sebuah rumah pemohon kredit harus memiliki modal untuk membayar uang muka. Uang muka itulah sebagai modal sendiri yang dimiliki pemohon kredit sedangkan kredit sebagai tambahan.
4.      Condition of economy (Kondisi perekonomian)
Kondisi ekonomi adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu dimana kredit itu diberikan oleh bank kepada pemohon. Apakah kondisi ekonomi pada kurun waktu kredit dapat mempengaruhi usaha dan pendapatan pemohon kredit untuk melunasi utangnya.
5.      Collateral (Jaminan atau agunan)
Jaminan berarti harta kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan guna menjamin kepastian pelunasan hutang jika dikemudian hari debitur tidak melunasi hutangnya dengan jalan menjual jaminan dan mengambil pelunasan dari penjualan harta kekayaan yang menjadi jaminan itu.



Selanjutnya menurut  Hasibuan, dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan (2007:106), prinsip-prinsip pemberian kredit :
Prinsip-Prinsip 7P
1.      Personality (Kepribadian)
Adalah sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitur dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit. Jika kepribadiannya baik kredit dapat diberikan dan sebaliknya. Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusaha membayar pinjamannya sedangkan kepribadian yang jelek akan sulit membayar pinjamannya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.
2.      Party (Golongan)
Adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, karakter, dan loyalitasnya dimana setiap klasifikasi nasabah akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3.      Purpose (Tujuan)
Adalah  tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Jadi, analis kredit harus mengetahui secara pasti tujuan dan penggunaan kredit yang akan diberikan.
4.      Prospect (Kemungkinan)
Adalah prospek perusahaan di masa datang, apakah akan menguntungkan atau merugikan. Oleh karena itu analis kredit harus mampu mengestimasi masa depan perusahaan calon debitur agar pengembalian kredit menjadi lancar.



5.      Payment (Pembayaran)
Adalah mengetahui bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan. Hal ini dapat diketahui jika analis kredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatan calon debitur sehingga dapat diperkirakan kemampuannya untuk membayar kembali kredit.
6.      Profitability (Kemampuan)
Adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan nasabah mendapatkan laba. Profitability diukur per periode, apakah konstan atau meningkat dengan adanya pemberian kredit.
7.      Protection (Perlindungan)
Bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlidungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, jaminan orang, atau jaminan asuransi.
g.      Kredit Macet
1.      Pengertian kredit macet
Dendawijaya (2005:85), menyatakan kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah ditetapkan. Menurut Habuan (1995:56) kredit macet adalah kredit yang tidak lancar dan sampai pada masa jatuh tempo tidak dapat diselsaikan oleh nasabah yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit macet adalah suatu keadaan dimana anggota tidak dapat memenuhi kewajiban membayar atau tidak mampu melunasi bunga dan pokok pinjaman tersebut sesuai dengan jatuh tempo yang telah ditetapkan.

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet
Kredit macet dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan akibat adanya faktor kesengajaan atau faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur ( Dahlan Siamat 2001;175), kredit bermasalah dapat digolongkan sebagai (1) kondisi makro ekonomi yang meliputi pertumbuhan ekonomi kestabilan dan harga atau inflasi, (2) komposisi dan alokasi sumber dana dan (3) internal perbankan menurut Sjahrir (1995;86).
Menurut Munaldus (2005:126) faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet adalah : (1) kondisi keuangaan peminjam tiba-tiba menurun, karena sakit atau ditimpa musibah (2) dalam perjalanan mengangsur pinjaman dan membayar bunga pinjaman, peminjam pindah tempat tinggal, pindah alamat (3) pinjaman tiba-tiba di PHK atau dipecat dari pekerjaannya (4) pinjaman tidak koorperatif dan tidak konsisten (5) penyimpan keuangan peminjam tidak digunakan sesuai kesepakatan dengan staf kredit.
Munaldus (2005:128) menyebutkan penyebab kredit macet disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a)      Faktor Internal, yaitu:
1)      Pendidikan anggota ( pendidikan dasar, pelatihan kelompok inti)
Penyelenggraan analisis kredit yang tidak sempurna karena staf kredit tidak mampu, malas, tidak termotivasi, kerja asal-asalan, tidak adanya komitmen.
2)      Manajer atau staf kredit menyalurkan kredit secara agresif, karena mereka berhasil memobilisasi dana dari anggota akibatnya beban biaya bunga simpanan meningkat.
Ø  Untuk menutup biaya yang tinggi tersebut, maka penyaluran pinjaman tinggi, tetapi kualitas analisis kredit diabaikan
Ø  Sistem pemantaun mutu kredit dan watak pemohon pinjaman lemah.
b)      Faktor Eksternal
Pertumbuhan ekonomi Sektor usaha memburuk sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 sehingga banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan tingkatan pendapatan yang menurun
Ø  Penyimpangan kredit
Penyalahgunaan kredit yang diterima oleh anggota kredit tidak digunakan sesuai dengan tujuan semula yakni untuk mengembangkan usaha anggota akan tetapi digunakan sebagai keperluan lain yang tidak produktif
Ø  Keuangan adalah tidak tersedianya dana oleh anggota atau nasabah untuk membayar angsuran kredit atau pinjaman.
Ø  Jangka waktu
Waktu adalah hidup yang tidak dapat diubah dan diganti menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup, ketaatan terhadap ketepatan waktu daya hidup dari semua aktifitas dan daya pikir sehingga menjadikan suatu kegiatan menyenangkan dan menarik. Untuk menetukan pengunaan waktu yang terbaik dapat mengontrol hidup dan berusaha untuk melakukan segala sesuai dalam waktu yang relatif singkat dengan pemborosan gerakan yang sangat kecil


.
Ø  Kesengajaan
Suatu tindakan yang dibuat dan sikap acuh tak acuh terhadap situasi dan keadaan. Tindakan ini merupakan tindakan yang dibuat anggota dan menggap bahwa masih ada urusan atau kebutuhan yang lebih penting dari memberikan pinjaman atau kredit sehingga tidak mau menyetor dan mengunakan untuk kepentingan lain.
Kasmir ( 2001:102) menyebutkan kredit bermasalah dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a)      Pihak kreditur
Menganalisis kredit kurang teliti dalam mengecek keaslian atau kebenaran dokumentasi dana salah satunya mengunakan ratio yang ada sehingga apa yang terjadi tidak diprediksi sebelumnya atau dapat pula terjadi karena pihak analisis melakukan kolusi dengan pihak debitur sehingga analisis yang dilakukan tidak objektif.
b)      Pihak nasabah (debitur)
Adanya unsur kesengajaan dari pihak debitur. Artinya nasabah sengaja tidak melakukan kewajiban kepada pemberi kredit.
c)      Faktor eksternal
a.       Pengelolaan usaha
Pengelolaan usaha dapat diartikan sebagai bagaimana cara pemilik usaha ( pihak manajemen) dalam mengelola usaha. Pengelolaan usaha merupakan salah satu fakor penting yang harus diperhatikan baik oleh nasabah dalam memperoleh laba yang menjamin kelangsungan dan pengembangan usahanya, maupun pihak kredit untuk menekan resiko yang akan datang
b.      Penyimpangan kredit
Penyimpangan adalah suatu keadaan dimana seeorang melakukan tindakan menyimpang dari tujuan semula. Penyimpangan dalam pengunaan kredit oleh debitur terjadi jika kredit yang diterima nasabah tidak digunakan sebagaimana tujuan semula yakni untuk membantu pengembangan usaha, tetapi untuk keperluan yang tidak produktif.
H.  Jaminan Kredit
    Seperti sudah dibahas diatas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan  atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi perusahaan, mengingat jika konsumen mengalami suatu kemacetan maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang disalurkan. Sebaliknya dengan jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh jaminan tersebut. (Kasmir 2003:113)
               Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur
adalah sebagai berikut
a. Jaminan benda berwujud 
Yaitu jaminan dengan barang–barang seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin–mesin atau peralatan, barang dagangan, kebun, dll
b. Jaminan benda tidak berwujud 
Yaitu benda–benda yang dapat jaminan seperti sertifikat saham, sertifikat
obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang
dibekukan, rekening giro yang dibekukan, dan surat tagihan lainnya. 
c. Kredit tanpa jaminan 
maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan
barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk perusahaan yang
memang benar–benar bonafid dan profesional, sehingga kemungkinan
kredit tersebut macet sangat kecil. Kredit tanpa jaminan hanya
mengandalkan kepada penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan
pertimbangan untuk pengusaha–pengusaha yang memiliki loyalitas yang
tinggi..
2.2      Kajian Empirik
Penelitian ini bertolak pada penilitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yashinta Damiana LeuObi (2009:8) yang berjudul “faktor-faktor penyebab kredit macet dan pemberdayaan ekonomi masyarakat (PEM) pada kelompok usaha bersama (KUB) di kacamatan oebobo”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya kredit macet disebabkan oleh pengelolaan usaha yang kurang baik dana penyimpanan pemanfaatan kredit. Pengelolaan usaha berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimiliki sedangkan penyimpangan kredit berhubungan dengan penyalahgunaan kredit yang diberikan.
Hal ini menyebabkan usaha yang dijalankan debitur tidak berjalan dengan baik sehingga pada akhirnya debitur tidak dapat membayar cicilannya. Perbedaan dengan penilitian sebelumnya mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kredit macet pada kelompok usaha bersama (KUB) di kacamatan oebobo yang bersumber dananya dari pemerintah yang di kelola oleh KUB. Sedangkan penelitian ini meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada perusahaan PT. Bosowa Kupang. Persamaanya dengan peneliti terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang kredit macet serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Baharudin (2010) dengan judul ”faktor-faktor penyebab kredit macet terhadap profitabilitas pada koperasi kredit swastasari”. Hasil penilitian menunjukan  ada pengaruh kredit macet terhadap profitabilitas disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang ada didalam koperasi kredit swastasari tidak berjalan dengan lancar atau mengalami kendala dalam menjalankan aktifitasnya sehingga profitabilitas yang ada pada koperasi tidak maksimal.
Perbedaan dengan peneliti sebelumya adalah mengenai tempat penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya melakukan penelitian pada koperasi kredit swastasari sedangkan peneliti sekarang melakukan penelitian pada perusahaan PT. Bosowa Kupang. Sedangkan Adapun persamaan dengan sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang kredit macet.

2.3      Kerangka Berpikir
Bosowa merupakan salah satu badan usaha yang memudahkan para konsumen untuk membeli barang atau produk yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan kredit agar tidak membebani konsumen untuk membeli barang yang dibutuhkan, sehingga para konsumen tidak perlu membeli barang secara tunai karena sudah dimudahkan dengan pembayaran melalui kredit dengan waktu tempo yang telah disepakati.
Seperti perusahaan pada umunya, Bosowa juga mengalami masalah yang hampir sama yaitu tentang terlambatnya pembayaran yang dilakukan konsumen kepada perusahaan atau debitur kepada kreditur yang akan mengakibatkan terjadinya kredit macet pada perusahaan.







Kredit Macet
 
 














Gambar 1 : kerangka berpikir







BAB  III
METODE PENELETIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini pembahasan yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan objek penelitian saya yaitu pada perusahaan PT. Bosowa Kupang  yang beralamat di JL. Timor Raya, Km. 5 kota kupang- Nusa Tenggara Timur. Menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengumpulan data, dengan mengunakan kuisioner pada responden yaitu karyawan dan nasabah PT Bosowa Kupang.
3.2  Definisi Operasional Variabel
            Yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian adalah :
1.      Kualitas pemberian Kreditt adalah dimana debitur tidak dapat membayar pembelian barang yang dilakukan atau bunga yang telah mengalami jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan awal perjanjian.
Indikator: Macet merupakan kredit yang mengalami tunggakan karena belum membayar sampai waktu jatuh tempo
2.      Pemantauan kredit adalah pemantauan yang dilakukan perusahaan kepada konsumen yang akan melakukan kredit.
Indikator :Pemantauan mutu kredit merupakan keadaan terlaksana pengontrolan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan terhadap nasabah atau terhadap peminjam yang melakukan pembelian kredit
3.      Kondisi keuangan nasabah atau debitur merupakan ketidakstabilan keuangan dan kebutuhan hidup keluarga nasabah yang melakukan pembelian pada perusahaan sehingga tidak mampu melakukan pelunasan pembelian yang dilakukan.
4.      Penyimpangan kredit merupakan penyalahgunaan pembelian barang yang dilakukan nasabah tidak sesuai dengan tujuan awal pembelian sehingga pembelian tidak produktif
5.      Kesengajaan merupakan keadaan dimana nasabah lalai untuk tidak melakukan pembayaran atau cicilan untuk melunasi pembayaranya pada perusahaan secara teratur sesuai dengan perjanjian awal atau tanggal jatuh tempo.
6.      Kredit Macet merupakan keadaan dimana nasabah tidak melakukan pembayaran ke perusahaan sehingga menyebabakan kredit macet ke perusahaan
6.3    Informan Penelitian
Penelitian mengunakan sample random dimana teknik ini mengunakan teknik penngambilan sample secara acak dimana Informan tersebut yang memiliki pengetahuan atau sebagai partisipan untuk menggali informasi dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Informan kunci yang diwawancara adalah diantaranya pemimpin perusahaan, karyawan ,konsumen.
6.4    Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, peneliti akan melakukan wawancara kepada informan-informan untuk dijadikan sebagai sumber informasi. Informan akan dipilih secara proposif yaitu orang-orang yang terlibat langsung dan memahami serta dapat memberikan informasi tentang pemberian kredit macet. Penelitian ini menggunakan interview questions yang digunakan untuk menggali informasi dari informan dalam metode wawancara.


6.5    Jenis Dan Sumber Data
a.       Jenis Data
·         Data kuantitatif: data berupa angka yang diperoleh dari reponden, baik berupa melalui wawancara, kuisioner ataupun dari dokumen perusahaan.
·         Data  kualitatif: data yang diperoleh dari responden berupa kata-kata yang memiliki karakteristik tertentu.
b.      Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder.
·         Data Primer: data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak PT Bosowa, yaitu manajer dan karyawan seperti: laporan keuangan, rekapitulasi jumlah karyawan, dan lain-lain.
·         Data Sekunder: Data yang diperoleh dari pihak ketiga. Yang telah menyiapkan datanya seperti kuisioner.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1.      Wawancara: teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan informen kunci mengenai pengkreditan
2.      Observasi : penelitian langsung mengamati aktivitas yang terjadi pada perusahaan PT. Bosowa Kupang
3.      Kuisioner : pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertayaan terstruktur kepada informen untuk menjawab



3.5  Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif adalah metode untuk mencari dan mengumpulkan data yang bersifat pemahaman dan dapat diukur dengan angka, biasanya di gunakan untuk memperoleh pendapat, alasan, dan motivasi masyarakat terhadap sebuah kegiatan, produk, atau persoalan kemudian dari data ini nantinya diambil sebuah kesimpulan berupa teori atau hipotesis sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Miles dan Hurberman (2002:91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data, terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu
a.       Reduksi data adalah proses  pemelihan, pemusatan perhatian pada pengabstratan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Dalam hal ini  pemusatan perhatian dalam memilih informasi sesuai dengan variabel penelitian yaitu : kredit bermasalah dan faktor penyebab kredit bermasalah pada perusahaan PT. Bososwa Kupang
b.      Penyajian data merupakan bagian dari analisis dengan maksud agar data atau informasi mengenai faktor- faktor yang menyebabkan kredit macet pada perusahaan dapat tersusun dalam bentuk yang terpadu. Dengan bentuk yang terpadu akan lebih muda untuk menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ada pada perusahaan
c.       Penarikan  kesimpulan. Penarikan kesimpulan berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan variabel yang menyebabkan kredit macet



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
    4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. PT.Bosowa
4.1.1.1 Sejarah PT.Bosowa
Bosowa Corp adalah perusahaan induk (holding company) yang memiliki berbagai bidang bisnis, mulai dari semen hingga dealer mobil. Perusahaan ini bermula dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum bernama CV Moneter di kota MakassarSulawesi Selatan, pada 22 Februari 1973 oleh Aksa Mahmud.
Pada tahun 1978, perusahaan itu mendapatkan hak eksklusif sebagai dealer resmi mobil produksi Jepang yakni Datsun untuk kawasan timur Indonesia. Pada tahun yang sama, nama perusahaan diganti menjadi PT Moneter Motor. Pada Oktober 1980, PT Moneter Motor mendapatkan kepercayaan dari Mitsubishi Motors menjadi sales dan distributor mobil merek Mitsubishi untuk kawasan timur Indonesia. Perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi PT Bosowa Berlian yang menjadi tonggak penting mengawali kemajuan Bosowa Corp. Nama Bosowa berasal dari singkatan nama tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu BoneSoppeng dan Wajo.


Setelah puluhan tahun berlalu, terjadi peralihan kepemimpinan di Bosowa pada tahun 2006Erwin Aksa dipercayakan untuk menjabat sebagai Direktur Utama. Bersama Erwin Aksa, perusahaan mencanangkan era "lepas landas" menuju Bosowa Excellence pada tahun 2015.Saat ini, Bosowa Corp mempunyai 10 unit bisnis, yakni otomotifsemenlogistik dan transportasipertambanganpropertijasa keuanganinfrastrukturenergimedia, dan multibisnis.
4.1.1.2 Bidang Usaha
PT Bosowa merupakan perusahaan yang ergerak dalam PT. Bosowa adalah badan usaha yang bergerak di bidang perdangangan yang  mempunyai (10) sepuluh unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik & transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multi bisnis. Namun yang terdapat saat ini di kota kupang hanya mempunyai (3) tiga unit yaikni otomotif, semen dan jasa keuangan.usaha ini terus berkembang, sehingga mencapai kemajuan.
4.1.1.3 Visi dan missi PT Bosowa Berlian Motor
·         Visi Perusahaan
“ Menjadi Pemain Utama Ekonomi Nasional yang didukung oleh Tenaga Kerja yang Prima, Produk Berkualitas, Pelayanan Terbaik dan Sistem yang Terintegrasi”.
·         Misi Perusahaan
“Memberi berkah bagi masyarakat dengan membangun kepeloporan Ekonomi Nasional”.



4.1.1.4 Struktur Organisasi PT Bosowa Berlian Motor
Stuktur Organisasi kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang di bentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Asas atau prinsip yang harus di perhatikan dalam menyusun struktur organisasi adalah sebagai berikut :
·         Azas Koordinasi
Adanya jenjang kekuasaan dan tanggung jawab yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
·         Azas Fungsional
Adanya pembedaan berbagai macam jenis tugas dalam organisasi, sehingga tugas dan tanggung jawab serta wewenang masing-masing orang dan masing-masing bagian dapat di tetapkan dengan jelas.
·         Azas Kontrol
Adanya pembagian fungsi ke dalam tanggung jawab bagian-bagian yang mempunyai kedudukan yang independen dalam melaksanakan fungsi operasional, penyimpanan, dan pencatatan.
4.1.1.5 Uraian Tugas
Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan di dalam menjalankan kegiatan operasinya yaitu struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi dapat memperhatikan atau memperjelas batasan-batasan tugas dan tanggung jawab masing-masing personil yang merupakan anggota dari organisasi perusahaan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian tugas dari struktur organisasi PT bosowa Berlian dapat diuraikan sebagai berikut:


1.    Komisaris. Tugas Utama, yakni :
·      Memberikan pengawasan penuh atas jalannya perusahaan
·       Memberikan nasihat kepada direktur dalam menjalankan perusahaan
·      Selaku pemegang saham
·      Memberi persetujuan dan bantahan kepada direksi dalam menjalankan pengurusan perusahaan dalam keadaan tertentu
2.     Presiden Director. Tugas Utama, yakni :
·         Memimpin dan mengawasi seluruh pelaksanaan kegiatan kerja dan ketentuan kebijaksanaan lain yang telah disepakati.
·         Mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertinggi dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan pra operasional, operasioanal dan pengembangan perusahaan.
3.     Internal Audit Director. Tugas Utama, yakni : Melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang bersifat internal.
4.     Marketing Sales & Assisten Director. Tugas Utama yakni :
·         Bertanggung jawab terhadap pemasaran dan penjualan kendaraan maupun suku cadangnya.
·         Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.






5.    Marketing Sales & Assisten Division. Tugas Utama, yakni :
·      Membantu Marketing Sales & Assisten Director dalam melakukan pengawasan kegiatan pemasaran dan penjualan kendaraan perusahaan.
·       Sebagai perantara antar Departemen yang berada di bawahnya ke Marketing sales & Assisten Division.
·      Mencari dan menyusun suatu strategi pemasaran agar stock kendaraan dapat terjual dengan volume yang tinggi atau besar.
6.    Spare part Departement. Tugas Utama yakni : Melakukan perencanaan mengenai pengadaan stock, serta melakukan promosi. Spare Parts Departement berusaha untuk meyakinkan para konsumen agar suku cadang Mitsubishi senantiasa digunakan.
7.    Admistration Support Section. Tugas Utama, yakni : Melakukan seluruh kegiatan administrasi penjualan spare parts.
4.2  PROFIL INFORMEN
Hasil penelitian diketahui bahwa informen mengetahui dan memahami baik PT Bosowa. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini digunakan kuisioner sebagai instrument penelitian. Berikut ini dikemukakan profil informen berdasarkan umur, pendidikan dan jenis pekerjaan.
4.2.1     Umur
Berdasarkan data yang dihimpun dari informen gambaran tentang umur informen yaitu tertinggi 57 tahun sedangkan umur terendah 25 tahun. Pada tabel 4.1 disajikan profil informen menurut kelompok umur sebagai berikut:


Table 4.1
Profil informen menurut kelompok umur
NNo
Umur (Tahun)
Jumlah (orang)
Presentase (%)
11
25-30
15
37,5
22
31-45
18
45
33
46-60
6
15
44
>60
1
2,5

Jumlah
40
100
         Sumber: data primer diolah oleh penulis
Pada table 4.1 tersebut terlihat bahwa kelompok informen terbanyak (37,5%) adalah umur 25-30 tahun yakni sejumlah 15 orang. Sedangkan kelompok informen dengan prosentase yang paling kecil (2,5%) adalah yang berumur  60 > tahun yakni 1 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seluruh informen adalah termasuk remaja dan angkatan kerja pada kelompok umur 25-30 tahun.
4.2.2     Pendidikan Informen
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu komunitas dapat mewarnai pola pikir yang berkaitan terhadap perilaku orang atau komunitas tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan informen terlihat pada tabel 4.2 berikut ini.







Tabel 4.2
Profil informen Menurut Kelompok Tingkatan Pendidikan
NNo
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Prosentase (%)
11
SD
15
37,5
12
SMP
7
17,5
33
SMA
8
20
44
Perguruan Tinggi
10
25
Jumlah
40
100
         Sumber: data primer diolah oleh penulis
Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa jumlah informen terbanyak dengan prosentase (37,5%) adalah berpendidikan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 15 orang, kemudian diikuti oleh informen yang berpendidikan tinggi (25%) yaitu 10 orang dan berpendidikan Sekolah menengah (20%) yaitu berjumlah 8 orang sedangkan sisanya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (17,5%) yaitu berjumlah 7 orang.
4.2.3     Pekerjaan Informen
Jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut. Jumlah informen berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.







Tabel 4.3
Profil Informen Menurut Kelompok Jenis Pekerjaan
NNo
Jenis Pekerjaan
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
11
Wiraswasta
18
30
22
PNS
4
25
33
Pegawai Swasta
10
16.67
44
Petani
8
8,33
Jumlah
40
100
           Sumber: data primer diolah oleh penulis
Data tabel 4.3 tersebut, menunjukkan jumlah informen terbanyak adalah yang memiliki jenis pekerjaan sebagai Wiraswasta sebanyak 30%, PNS 25%, Pegawai Swasta 16,67% dan sisanya Petani sebanyak 8,33.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informen kunci, peneliti mendeskripsikan strategi yang diterpakan PT Bosowa dalam melakukan pemberian kredit kepada konsumen.
Hal ini diperkuat dengan peneliti setelah melakukan wewancara mendalam dengan kepala PT Bosowa yang memberikan informasi pada peneliti dan proses dialok yang dilakukan PT Bosowa dengan pertayaan penelitian “ bagaimana cara PT Bosowa dalam mengumpulkan data atau informasi sebelum melaksanakan pemberian kredit kepada konsumen dan bagaimana cara perusahaan menangani konsumen-konsumen yang telat melakukan pembayaran yang mengakibatkan kredit macet?”. Lalu informen pun menjawab:

sebelum perusahaan memberikan kredit kepada konsumen kita melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan apabila dokumen yang diberikan kepada kami sudah lengkap dan sesuai dengan yang sebenarnya, barulah tim kami akan melakukan survey apakah konsumen tersebut bisa medapatkan pemberian kredit atau tidak dan untuk konsumen yang menunggak pembayaran kredit, pihak kami akan bertindak tegas dengan menyita jaminan mereka sesuai dengan perjanjian awal sebelum melakukan pinjaman kredit, terus bagi mereka yang selalu telat melakukan pembayaran kredit sehingga kedepannya kami tidak akan memperpanjang kreditnya”

Kemudian wawancara mendalam dilanjutkan dengan informen kedua yaitu karyawan yang terlibat langsung dalam melakukan pemberian kredit dengan pertayaan dari peneliti “Apakah perusahaan mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pengontrolan atau pemantauan dilapangan untuk mengatahui pengelolaan pinjaman terhadap debetur setelah memberikan kredit dan apakah pengontrolan serta pemantauan terhadap debitur telah direalisasikan oleh karyawan secara continue untuk mengetahui pemanfaatan atau pengelolaan kredit tersebut?”. Kemudian beliau pun memaparkanya.
“ Iya, kami mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pengontrolan dilapangan untuk dapat mengetahui pengelolan pinjaman terhadap dibetur, hal ini kami lakukan agar pemanfaat atau pengelolaan kredit yang dilakukan oleh debitur berjalan dengan baik dan lancar sehingga usaha yang di tekuni dapat berkembang dengan baik sehingga konsumen kedepanya dapat melakukan pembayaran dengan lancar sehingga tidak mengakibatkan kredit macet pada perusahaan dan dapat menguntungkan kedua belah pihak”.

Selanjutnya wawancara mendalam dilanjutkan dengan informen ketiga yaitu konsumen yang melakukan pinjaman kredit dengan pertayaan dari peneliti “Mengapa bapak/ibu melakukan pinjaman kredit dan apakah bapak/ibu memperhatikan syarat-syarat kredit yang diberikan tersebut sudah terasa mudah dalam melakukan pinjaman kredit?”. Kemudian beliapun menjawabnya sebagai berikut.
“ Saya melakukan pinjaman kredit untuk membuka usaha, karena modal yang saya miliki terbatas serta bunga pinjaman yang diberikan perusahaan cukup rendah. Kemudian untuk syarat-syarat pinjaman menurut saya sih cukup mudah dengan membawa kelengkapan dokumen-dokumen yang tidak terlalu memberatkan saya dalam melakukan pinjaman kredit”.

Dengan melakukan wawancara tersebut. Jadi pihak PT Bosowa dapat mengetahui apakah pemberian kredit yang mereka laksanakan sesuai dengan apa yang mereka harapkan serta untuk dari pihak konsumen juga mereka merasa kalau persyaratan pemberian kredit yang di terapkan pihak perushaan tidak memberatkan dalam melakukan pengajuan pinjaman kredit.
Dari hasil wawancara informan kunci tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit kepada konsumen yang dilaksankan oleh pihak PT Bosowa berjalan sesuai dengan yang di harapkan meskipun masih ada beberapa kendala yang di hadapai perusahaan yaitu keterlambatan pembayaran.

4.3 Penyajian Data Dan Analisis Data
4.3.1. Penyajian Data
A.    Faktor Internal Yang Mempengaruhi Kredit Macet  Pada Pt.Bosowa Kupang
1.      kualitas  pemberian kredit
Hasil Penelitian yang di peroleh dari informen yakni karyawan perusahaan. Pemelihan informen yang dilakukan pada lokasi peneltian terdiri dari tiga (3) informen yang berasal dari  karyawan perusahaan dan 6 informen dari konsumen yang melakukan kredit macet.




Berdasarkan hasil penelitian pada karyawan di temukan bahwa syarat-syarat kredit yang di lakukan perusahaan sudah sangat layak dalam memberikan kredit. Hal ini di buktikan melalui jawaban dari tujuh (7)  informen yang di temui di lapangan. Syarat-syarat kredit yang diajukan oleh perusahaan sudah di perhitungkan secara baik dan benar oleh perusahaan melalui jawaban lima(5) informen serta di laksanakan secara benar dan baik juga di tinjau dari jawaban empat(4) oleh karyawan PT.Bosowa.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen, berikut pertayaan dari peneliti “ apakah syarat-syarat yang diajukan oleh perusahaan sudah diperhitungkan secara baik dan benar dan apakah perusahaan akan memberikan kelonggaran kepada konsumen yang memiliki hubungan kekerabatan”. Kemudian beliau pin memaparkanya
“ iya benar sekali semua syarat yang diberikan sudah diperhitungkan secara matang oleh semua pihak yang terlibat dalam perusahaan sehingga persyatan tersebut seperti dokumen-dokumen akan sangat memudahkan konsumen dalam melajukan kredit ke kami serta untuk konsumen yang memiliki hubungan kekrabatan atau saudara kami dari perusahaan tidak akan memberikan kelongaran dalam arti semua sama rata sehingga tidak akan ada pilih kasih dalam pemberian kredit”

Berdasarkan hasil peneliti yang di lakukan  untuk diberikan kepada karyawan, di temukan bahwa karyawan sangat memperhatikan syarat-syarat dalam melakukan pemberian kredit. Perihal syarat-syarat yang diajukan perusahaan tidak terlalu ketat atau adanya kelongggaran yang diberikan oleh perusahaan dalam melakukan kredit. Hal ini dirangkum melalui jawaban beberapa informen tambahan sebayak tiga belas (13) orang sedangkan 6  informen mengatakan tidak di berikan kelonggaran. Kredit yang di peroleh bukan karna di sebabkan adanya hubunga kekrabatan dengan perusahaan, yang di buktikan melalui 10 jawaban, sementara lima 5 informen menjawab tidak mudah  mendapatkan pinjaman karena hubungan kekrabatan.
Kemudian wawancara dengan informen kedua yaitu konsumen engan pertayaan dari peneliti “Bagamana saudara/i menanggapi syarat-syarat yang diberikan perusahaan kepada para konsumen dan alasan mengapa mengajukan kredit”. Kemudian beliau pun menjawab
“ mengenai persyaratan yang diajukan oleh perusahaan menurut saya sih sonde terlalu susah karna syarat-syarat yang di ajukan cukup umum seperti dokumen-dokumen pribadi dan alasan saya mengajukan kredit karna saya membuthkan modal usaha, selain itu juga bunga kredit yang diberikan perusahaan cukup ringan sehingga tidak memberatkan saya dalam meakukan pembayaran kredit”

Dengan demikian dari total tiga puluh enam (36) informen yang di berikan kuisoner terdapat empat 4 orang informen mengatakan tidak di berikan kelonggaran dalam memperoleh kredit, sedangkan tiga 3 informen lainnya menjawab tidak mudah mendapatkan pinjaman karena hubungan kekrabatan. Hal ini mengatakan bahwa kualitas pemberian kredit masih di katakan berjalan dengan baik.
2.      Pemantauan kredit
Berdasarkan hasil kuisoner yang di berikan oleh peneliti kepada karyawan terkait dengan pemantaun kredit,  perusahaaan juga mempunyai aturan dan hak dalam melakukan pengontrolan atau pemantauan lapangan demi mengetahui pengelolaan uang pinjaman  yang di ajukan. Hal ini di buktikan melalui jawaban(4) informan yang mengatakan perusahaan juga memiliki hak untuk melakukan pemantaun kredit.




Terkait pemantaun kredit, peneliti melakukan pengamatan yang di lakukan di lapangan bahwa pasca debitur melakukan proses kredit, karyawan perusahaan juga melakukan pengontrolan di lapangan  terhadap konsumen yang melakukan kredit. Meskipun di akui bahwa karyawan melakukan pengontrolan untuk bulan ‘pertama setelah melakukan kredit tetapi pada bulan-bulan berikutnya tidak melakukan pengontrolan di lapangan melainkan hanya melakukan pengontrolan melalui telepon.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen, berikut pertayaan dari peneliti “ apakah setelah pemberian kredit perusahaan melakukan pemantauan atau penontrolan kredit secara continue kepada konsumen” . Kemudian beliau pin memaparkanya
“iya, kami melakukan pemantaun karna sangat penting dilakukan agar kedepanya tidak terjadi hal yang diinginkan. Dengan pengontrolan secara berkala kita dapat memantau dan memastikan konsumen dalam melakukan pembayaran kredit ke kami sehingga pembayaran selalu tepat waktu”

B.     Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Kredit Macet  Pada PT.Bosowa Kupang
1.      kondisi keuangan konsumen
kondisi keuangan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kredit macet. Berdasarkan jawaban dari empat puluh 40 informen yang diperoleh dari karyawan perusahaan mengatakan bahwa pemasukkan tiap bulan sangat baik dan cukup lancar sehingga konsumen yang melakukan kredit tidak terlalu mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran kredit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah dan tingkat pembayaran kredit yang dilakukan oleh konsumen dan perusahaan melihat pendapatan konsumen dengan bukti pengeluaran dan  pemasukan pendapatan perbulan konsumen yang konsisten sehingga konsumen dapat mampu melakukan pembayaran ke perusahaan. Dimana ada beberapa konsumen yang tidak memiliki pencatatan pendapatan perbulan yang dilakukan tetapi usaha yang dilakukan berjalan dengan lancar dilihat dengan perkembangan usaha yang telah dilakukan berjalan dengan lancar, perusahaan melihat pendapatan konsumen perbulan yang baik tidak mengalami penurunan yang signifikan malahan ada beberapa usaha yang pendapatan perbulanya meningkat sehingga konsumen cukup baik dalam melakukan pembayaran perbulan.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen, berikut pertayaan dari peneliti “ bagaimana perusahaan mengetahui kondisi keuangan konsumen sehingga perusahaan dapat memberikan kredit kepada konsumen”. Kemudian beliau pin memaparkanya
  untuk mengetahui kondisi keuangan konsumen ini biasanya kami melihat dari profil konsumen seperti pekerjaan, aset-aset yang dimilikinya sehingga dengan begitu kami dapat meperhitungkan seberapa besar kredit yang bisa kami berikan sesuai dengan kondisi keuangan para konsumen”

2.      Penyimpanggan kredit
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh bahwa konsumen mengunakan kredit secara baik dan tepat sasaran. Hal ini di peroleh dari tiga puluh empat (34) jawaban informen. Sedangkan enam (6) lainya menjawab tidak tepat.
Peryataan tiga puluh emapat informen tersebut di benarkan dengan keterangan yang diberikan oleh  karyawan perusahaan yang mengatakan bahwa tidak terjadi penyimpanggan kredit  karena konsumen mengunakan kredit yang sesuai dengan kondisi keuangan.






Penyimpanggan kredit juga ada ada pelunasan dari pencarian kredit baru dan pemberian kredit melanggar prinsip kehati-hatian dan merekayasa laporan keuanggan, Sedangkan terkait dengan penyimpanggan kredit peneliti memperoleh keterangan lain dari informen bahwa tidak semua konsumen yang melakukan kredit digunakkan untuk hal-hal yang bersifat produktif atau sesuai dengan tujuan awal, tetapi ada juga yang digunakan  melakukan untuk hal lain  yang tidak sesuai dengan perjanjian awal.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen, berikut pertayaan dari peneliti “ bagaimana perusahaan menenggapi penyimpangan kredit yang dilakukan oleh konsumen serta kebijakan apa yang akan diambil perusahaan”. Kemudian beliau pin memaparkanya
“ kami dari perusahaan selalu berusaha untuk menjaga agar tidak terjadi  penyimpangan kredit seperti yang sudah saya jawab di pertayaan sebelumnya bahwa kami menerapkan syarat-syarat sebelum memberikan kredit yaitu dari tahap verivikasi dokumen, survay sampai pemantauan sehingga dengen begitu penyimpangan kredit dapat kita minimalisir dan apabila konsumen yang terbukti telah melakukan pentimpangan kredit kami akan bertindak tegas dengan melakukan penyitaan aset jaminan yang telah di sepakati sebelumnya sesuai dengan kontrak awal”

3.      Kesengajaan
Faktor kesengajaan yang di temukan peneliti di lapangan di peroleh jawaban dari tiga puluh tiga (33) informen yang melakukan pembayaran tepat waktu tiap bulannya kepada perusahaan, sedangkan tujuh (7) informen saja yang melakukan pembayan terlambat dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena ada kebutuhan lain yang tak terduga yang di anggap lebih penting ketimbang harus membayar kepada perusahaan.
Sesuia wawancara yang telah dilakukan kepada informen, berikut pertayaan dari peneliti “ bagamana perusahaan menanggapi faktor kesengajaan yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembayaran kredit”. Kemudian beliau pun memaparkanya
“ biasanya faktor kesengajaan yang terjadi di perusahaan kami, yaitu konsumen selalu berbelit-belit dengan berbagai alasan seperti ada kepetingan lain yang lebih penting atau diutamakan sehingga mereka telat melakukan pembayaran kredit serta ada juga mengatakan usaha yang mereka jalankan lagi sepi pengunjung. Meskipun begitu kami tetap punya kebijakan untuk melakukan tindakan seperti memberikan denda atas keterlambatan pembayaran  yang telah disepakati sesuia perjanjian awal.

4.3.2. Analisis Data
A.    Faktor Internal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada PT  Bosowa Kupang
1.      Kualitas pemberian kredit
Keadaan terlaksananya analisis kredit mulai dari pemeriksaan dokumen-dokumen calon debitur sampai dengan survey lapangan, sebelum memberikan pinjaman kepada konsumen yang akan melakukan kredit. Perusahaan sangat memperhatikan syarat-syarat yang akan digunakan dan memberikan penelitian terkait dengan layak atau tidaknya konsumen melakukan pengkreditan. Dibuktikan dari dua belas orang yang memilih opsi memperhatikan dan tujuh memilih sangat memperhatikan. Perihal syarat-syarat yang diajukan perusahaan tidak terlalu ketat atau adanya kelonggaran yang diberikan perusahaan dalam memberikan kredit.  Data yang di sajikan sangat mendukung dengan syarat dan pengambilan langkah-langkah sebelum proses perkreditan dilakukan. Langkah-langkah yang perlu diambil perusahaan seperti :



a)      Penyelidikan data yang meliputi pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data yang diberikan pemohon, setelah data lengkap di harapkan datang untuk di wawancarai setelah itu baru diadakan tahap analisis kredit
b)      Analisis kredit yang meliputi aspek yuridis yaitu legalitas pengajuan permohonan kredit merupakan pemeriksaan terhadap kesusaian antara surat pemohon kredit dengan anggaran dasar setiap perusahaan, legalitas badan usaha hukum menyangkut syarat-syarat yuridis perusahaan; legalitas usaha merupakan pemeriksaan terhadap ijin dari instansi yang berwenang; daftar hitam di keluarkan oleh Bank Indonesia maupun isntansi lainnya mengenai perusahaan yang telah melanggar ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya merujuk pada analisis 5C : character, capacity, capital, condition, collateral, sebagai berikut; 1)  Character, hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan melakukan penilian secara mendalam dan akurat terhadap sifat atau watak terhadap nasabah yang melakukan pinjaman terhadap perusahaan yang berkaitan dengan cara hidup dan gaya hidup yang dianutnya. Dengan melakukan penilian Character kepada konsumen perusahaan dapat melihat apakah bisa dipercaya untuk memberikan kredit kepada konsumen di samping itu dengan melihat sifat atau watak konsumen merupakan faktor yang dominan,  sebab walaupun konsumen cukup mampu menyelsaikan pembayaran kredit kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa kesulitan bagi perusahaan dikemudian hari. 2) Capacity, hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan telah melakukan penilaian terhadap konsumen dalam membayar kredit melalui survey lokasi pada konsumen yang akan melakukan pengkreditan dengan melakukan survey perusahaan dapat melihat kemampuan konsumen dalam menjalankan keuangan yang ada pada usaha yang dimilikinya. Apakah konsumen tersebut pernah mengalami sebuah masalah keuangan sebelumnya atau tidak dan apakah Konsumen telah melakukan kredit ditempat lain berjalan dengan lancar sehingga mana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi kredit tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. 3) Condition, hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang  dan prediksi untuk masa yang akan mendatang ternyata cukup baik karena dilihat berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dari beberapa tahun terakhir cukup baik dan dilahat dari kondisi pembayaran konsumen ke perusahaan yang terbilang lancar dan perusahaan juga memperhatikan kondisi ekonomi yang berkaitan dengan konsumen karna ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian oleh karena itu perusahaan juga mengaitkan kondisi konsumen yang akan melakukan kredit sehingga dapat melakukan pembayaran tepat waktu. 4) Collateral, penilaian terhadap jaminan oleh pengkreditur sangat di perhatikan oleh perusahaan sehingga jaminan tersebut dapat memberikan penguatan terhadap perusahaan untuk memberikan kredit. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, karna bilamana masih ada suatu kesengajaan dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka perusahaan bisa melakukan penyitaan kepada konsumen yang tidak melakukan pembayaran sesuai dengan jatuh tempo dengan perjanjian awal sebelum melakkukan kredit, pada hakikatnya bentuk Collateral tidak hanya berbentuk kebendaan bisa juga tidak berwujud seperti jaminan pribadi konsumen.
Dengan demikian, kualitas kredit yang diberikan oleh perusahaan sudah sangat terlaksana cukup baik dan PT.Bosowa tidak terlalu memperhatikan penilaian 5C yang ada dalam memberika kredit kepada konsumen.
2.      Pemantaun kredit
Definisi operasional pamantaun kredit merupakan keadaan terlaksana pengontrolan yang di lakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Perusahan juga memiliki aturan main yang mengatur tentang hak dan kewajiban terkait pengontrolan dan pemantaun dilapangan. Namun pemantauan di lapangan hanya bersifat awal dan selanjutnya di lakukan melalui telepon. Data tersebut sangat mendukung apa yang diungkapkan oleh Munaldus (2005;128) yang menyebutkan bahwa penyebab kredit macet juga disebabkan oleh faktor  karyawan  yaitu salah satunya sistem pemantauan kredit dan watak pemohon pinjaman lemah
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa pemantaun kredit yang di lakukan perusahaan cukup baik walapun masih ada yang harus di perhatikan dan benahi.






B.     Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada PT.Bosowa Kupang
1.      Kondisi keuagan konsumen
Kondisi keuangan berkaitan dengan pengembalian kredit yang dilakukan konsumen keperusahaan dan di tambah lagi dengan kondisi kebutuhan konsumen yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dan apabila konsumen yang melakukan pembelian kredit mobil ke perusahaan untuk melakukan usaha yang di lakukanya tidak lancar karna di sebebkan oleh era persaingan yang ketat saat ini , sehingga konsumen tersebut tidak mampu untuk melakukan pembayaran kredit yang sesaui dengan jangka waktu yang di tentukan.
Kondisi keuangan yang tidak stabil sangat mempengaruhi kredit macet. Dalam hal ini konsumen tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik. Ketidakmampuan konsumen di dalam mengembalikan kredit inilah yang akan menyebabkan kredit macet di dalam perusahaan.
2.      Penyimpangan kredit
Pemberian pinjaman, perusahaan tidak luput dari para konsumen yang telat atau tidak melakukan pembayaran, hasil penelitian di lapangan di peroleh bahwa konsumen tidak sesuai atau tidak tepat dalam memberikan kredit. Konsumen yang melakukan kredit lebih memetingkan kebutuhan pribadi dari pada kebutuhan utama atau produktif.
Pernyataan diatas didukung oleh pendapat Munaldus (2005;128) menyebutkan penyebab kredit macet disebabkan oleh  penyalagunaan kredit yang diterima oleh nasabah digunakan tidak sesuai dengan tujuan semula yakni untuk pengembangan usaha akan tetapi digunakan sebagai keperluan lain yang tidak produktif.
3.      Kesengajaan
Dikaitkan dengan pendapat yang di kemukakan oleh Suyanto, dkk(2003;14) bahwa kepercayaan yang sudah diberikan oleh kreditur terhadap debitur tidak dimanfaatkan secara baik oleh debitur itu sendiri dengan menjaga kepercayaan yang sudah di berikan oleh kreditur tersebut.
Dengan demikian faktor kesengajaan tidak terlalu mempengaruhi kredit macet pada perusahaan. Ketepatan waktu yang di lakukan konsumen untuk melakukan pembayaran kredit cukup baik  dengan tidak melakukan keterlambatan dalam pembayaran kredit yang di dukung oleh sistem perusahaan yang tidak memberikan kesempatan pada konsumen untuk tidak melakukan keterlambatan pembayaran kredit.












BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
                                    Penelitin ini telah menghasilkan beberapa tentang faktor-faktor kredit macet yang mempengaruhi profitabilitas pada PT.Bosowa Kupang, mengacu pada hasil penelitian yang telah di lakukan secara keseluruhan ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Faktor internal pada perusahaan yang mempengaruhi kredit macet
a)      Kualitas pemberian kredit
Kesimpulan yang di peroleh bahwa kualitas pemberian kredit yang dilakukan perusahaan yang di mulai dari pemeriksaan dokumen yang ada sebelum memberikan kredit kepada konsumen sudah dilakukan dengan baik. Perusahaan tidak terlalu memperhatikan penilain dalam 5C dalam memberikan kredit kepada konsumen. Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas pemberian kredit tidak mempengaruhi kredit macet pada PT.Bosowa Kupang
b)      Pemantauan kredit
Kesimpulan diperoleh bahwa pemantauan kredit yang dilakukan oleh perusahaan setelah memberikan kredit pada konsumen cukup diimbangi dengan pengontrolan sehingga banyak yang melakukan pembayaran tepat waktu walapun ada beberapa yang terlambat melakukan pembayaran sehingga dapat mengakibatkan kredit macet pada perusahaan.

2.      Faktor eksternal pada perusahaan yang mempengaruhi kredit macet
a)      Kondisi keuangan konsumen
Kesimpulan di peroleh bahwa kondisi keuangan konsumen yang melakukan kredit cukup baik hal ini di buktikan dengan adanya pembayaran yang di lakukan oleh konsumen dalam melakukan kredit sehingga tidak mengakibatkannya kredit macet pada perusahaan.
b)      Penyimpangan kredit
Kesimpulan di peroleh bahwa penyimpangan kredit yang di lakukan oleh beberapa konsumen dari tujuan awal melakukan kredit untuk melakukan hal-hal yang tidak produktif terjadi. Hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan kredit macet pada perusahaan tidak terlalu bermasalah.
c)      Kesengajaan
Kesimpulan di peroleh bahwa terdapat beberapa konsumen tidak sengaja untuk tidak melakukan pembayaran tiap bulanya pada perusahaan secara teratur dalam jangka waktu tempo yang telah di tentukan.





5.2        Saran
Dengan adanya keterbatasan yang penulis alami selama jalannya penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.      Bagi perusahaan, diharapkan lebih berperan aktif dalam melakukan pengontrolan dalam memberikan kredit sehingga tidak menyimpang dari tujuan semula, dan sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan penilain 5C di dalam memberikan kredit kepada konsumen.
2.      Perusahaan diharapkan lebih berperan aktif dalam melakukan pengontrolan terhadap pemberian kredit agar tidak menyimang dari tujuan semula




.








Daftar Pustaka

Ahmad Mahmud. 2005, Strategi Persaingan Dalam Bisnis. Jurnal Bisnis Dan Usahawan Volume 4, No. 1
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta, 2001.
Elias, Abbas Dkk. 2006. Manajemen Perkreditan Untuk Koperasi Kredit Dan Koperasi Simpan Pinjam. Penerbit Inkopdit, Jakarta
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.
Firdaus Dan Ariyanti .2003. Manajemen Perbankan Bank Umum. Bandung
Hadiwijaya. 1993. Analisis Kredit. Bandung
Hasibuan, Malayu, 2001.  Dasar-Dasar  Perbankan, Edisi Pertama, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 
Hasibuan, Melayu SP. 2006, Dasar-dasar Perbankan, Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hermansyah, 2008, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Penerbit Prenada. Yogyakarta.
Kasmir 2001 manajemen Perbankan Jakarta : Raja Gravindo Persaja
Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan Edisi Revisi 2008. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 
Kunarjo.2003. Perancanaan Dan Pembiayaan Pembagunan. Jakarta
Leu Obi, Yasinta. 2009 .Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macat Dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Pem) Pada Usaha Bersama(Kub) Di Kacamatan Oebobo, Skripsi, Fisip-Undana, Kupang
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Bogor.
Malayu S.P Hasibuan. 2007, Dasar-Dasar Perbankan
Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada
Munaldus . 2005. Stategi Mencegah Dan Mengendalikan Kredit. PT Gramedia
Rivai, veithzal dan Andriana Permata Vethzal, 2006.  Credit Manajemen Handbook, Edisi Pertama, Jakarta.
Rivai, Veithzal. 2007, Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Santoso. 1997, Mengenai Dunia Perbangkan, Penerbit Fakultas Ekonomi, Ui : Jakarta
Sastradipoera, komaruddin, 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan: Konsep dan Inplementasi Untuk Bersaing, Penerbit Kappa Sigma,   Bandung. 
Sentosa, Sembiring, 2000, Hukum Perbankan, CV Mandar Maju, Bandung
Sjahrir.1995. Tinjauan Pasar Modal PT Gramedia Pustaka
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta
Suhardjono Dan Bahharudin. 2009. Manajemen Perbankan. Yogyakarta
Suharjono, 2002, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Sutarno. 2004, Mengenai Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank
Suyanto. 2003. Meningkatkan Keungulan. Penebar Swadaya
Suyatno Dkk. 2003. Dasar-Dasar Pengkreditan Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Umum
Suyatno, Thomas. 2007, Dasar-dasar Perkreditan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Undamg-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbangkan Atas Undang-Undang Tahun 1992
Untung, Budi. 2002, Perbankan Indonesia, Andi Yogyakarta. Yogyakarta.




LEMBAR KOSIONER PENELITIAN

Pengantar
          Kosioner ini merupakan pertanyaan-pertanyan yang terarah untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet terhadap profitabilitas pada PT.Bosowa Kupang. Pihak yang di jadikan informen dalam kepentingan pengambilan data oleh peneliti adalah karyawan pada perusahaan yang secara khusus pada bagian keuangan dan pengkreditan yang di anggap paling mengatahui tentang situasi perusahaan tersebut.
            Variabel yang di teliti berdasarkan kajian teoritis yang mendasari penelitian ini  terdiri dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan kelemahan-kelemahan yang ada di dalam perusahaan yang dapa dilihat dari analisis kualitas  kredit dan pemantauan kredit. Analisi kualitas kredit merupakan keadaan terlaksananya analisi kredit mulai dari pemeriksaan dokumen-dokumen konsumen sampai dengn survey lapanggan yang di lakukan oleh karyawan perusahaan sebelum memberikan kredit pada konsumen. Pemantaun kredit merupakan keadaan terlaksanya pengontrolan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari konsumen yang terdiri dari penyimpangan kredit, kondisi keuanggan, dan faktor kesengajaan.
            Harapan peneliti, agar kosioner ini mendapat jawaban berupa keterangan mengenai variabel yang di jelaskan sebelumnya secara akurat, benar, dan baik agar dapat membantu peneliti dalam melakukan penyusunan skripsi dalam memberikan kesimpulan secara akurat dan tepat.











Kuisioner penelitian

KUISIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KREDIT MACET PT.BOSOWA KUPANG
Kuisioner Ini Merupakan Bahan Penelitian Penyusunan Skripsi Sarjana
(S1) Program Studi Administrasi Bisnis
Universitas Nusa Cendana Kupang
Hari/tanggal wawancara :         2017                                            Nomor Kuesioner:

Nama                  :
Jenis Kelamin          :
Umur                 :
Asal                       :
Peran                       :


Analisis faktor internal
No
Faktor karyawan perusahaan
S
TS
1
Apa saja syarat-syarat kredit yang di katakan layak dalm memberikan kredit bagi konsumen yang melakukan pada perusahaan


2
Apakah syarat-syarat kredit tersebut sudah diperhatikan secara baik dan benar oleh petugas kepada konsumen yang melakukan pinjaman



Pemantauan kredit


1
Apakah perusahaan mempunyai aturan dan hak untuk melakukan pengontrolan atau pemantauan dilapangan untuk mengatahui pengelolaan pinjaman terhadap debetur setelah memberikan kredit


2
Apakah pengontrolan dan pemantauan terhadap debitur setelah mendapat kredit dari perusahaan telah direalisasikan oleh karyawan secara continue untuk mengetahui pemanfaatan atau pengelolaan kredit tersebut













Analisis Faktor Eksternal

Faktor konsumen


1
Apakah konsumen memperhatikan syarat-syarat kredit yang diberikan pada perusahaan


2
Apakah syarat-syarat kredit tersebut sudah layak yang diberikan perusahaan


3
Apakah bapak atau ibu merasa mudah dalam melakukan kredit karena memiliki hubungan kekrabatan di dalam perusahaan



Faktor ekternal


1
Apakah bapak atau ibu mengunakan kredit sesuai dengan alasan pinjaman ketika melakukan kredit di perusahaan


2
Benarkah bahwa pengeluaran bapakatau ibu setiap bulan lebih besar dari pada pemasukan


3
Apakah bapak atau ibu sengaja untuk tidak teratur mengembalikan pinjaman pada cicilan bulanan























DAFTAR RIWAYAT HIDUP





Identitas Diri

1.        Nama Lengkap                        : MUHAMMAD ASIS

2.        Tempat Tanggal Lahir             : KUPANG, 10 MARET 1993
3.        Jenis Kelami                            : LAKI-LAKI
4.        Agama                                     : ISLAM
5.        Alamat                                    : JL. TIMOR RAYA KM9. OESAPA


Pendidikan

1.        Masuk Sekolah Dasar M.I AL-FITRAH OESAPA Pada Tahun 1999 dan Tamat Tahun 2005.
2.        Melanjutkan Pendidikan Ke SMP Negeri 5 Kupang Pada Tahun 2005 dan Tamat Tahun 2008.
3.        Melanjutkan Pendidikan Ke SMA Negeri 4 Kupang Pada Tahun 2008 dan Tamat Tahun 2011.
4.        Melanjutkan Pendidikan Ke Universitas Nusa Cendana Tahun 2011 Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa website membuat blog yang populer

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL